Tradisi Yaqowiyu dalam rangka haul Ki Ageng Gribig di Kecamatan Jatinom, Klaten, identik dengan kue apem. Kue berbahan dasar tepung beras yang disebarkan tersebut diperebutkan pengunjung dari berbagai pelosok wilayah. Untuk apa?
Warga Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Klaten, Sumar (60) mengaku setiap tahun datang ke acara Yaqowiyu. Salah satunya untuk mencari kue apem.
"Tahun lalu juga dapat apem. Nanti untuk disebarkan di sawah agar tidak ada hama," ucap Sumar kepada detikJateng saat ditemui di kompleks Masjid Gede Jatinom, Jumat (16/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumar menyampaikan untuk mendapatkan kue apem memang harus berebut. Kue itu diyakini bisa jadi sarana mendapatkan berkah.
"Agar dapat berkah dan tidak ada hama di sawah, apem itu cuma sarana. Yang menentukan panennya ya tetap Allah SWT bukan kue apemnya," lanjut Sumar.
Menurut Sumar yang disebarkan di sawah bukan sembarang kue apem. Hanya apem hasil sebaran yang digunakan.
"Apem yang disebar yang digunakan, karena sudah didoakan. Bukan apem yang dibeli di jalan-jalan," imbuh Sumar.
Meskipun menggunakan kue apem untuk sawah, kata Sumar, pupuk juga tetap digunakan. Baik pupuk urea maupun pupuk organik.
"Tetap menggunakan pupuk, ya pupuk urea sama organik. Namanya saja cuma sarana," pungkas Sumar.
Warga lain, Sumini (50) menyatakan datang dengan kereta kelinci dari kampung. Setiap tahun dirinya datang ke acara Yaqowiyu.
"Sudah tiga kali ini datang ke Yaqowiyu. Tapi saat COVID kemarin tidak datang, katanya tidak ada acara sebaran," kata Sumini kepada detikJateng.
Gunari (60) pengunjung dari Kebonharjo, Semarang menyatakan hal yang sama. Dirinya datang untuk ikut berebut mendapatkan kue apem.
"Datang untuk mendapatkan kue apem. Nanti untuk ditaruh di tempat usaha biar dapat rezeki tapi apem cuma sarana, semoga Allah SWT ngijabahi (meridai)," ungkap Gunari kepada detikJateng di lokasi.
Gunari mengatakan datang ke acara Yaqowiyu setiap tahun. Apalagi istrinya asli orang dari Kecamatan Jatinom.
"Istri saya yang asli sini, saya Semarang. Ini juga melaksanakan tradisi karena Ki Ageng tokoh penyebar agama Islam," imbuh Gunari.
Haryanto (55) pengunjung dari Salatiga menuturkan dirinya datang dengan dua mobil. Tujuan hanya murni berziarah ke makam Ki Ageng.
"Kalau saya tujuan utamanya mau ziarah ke makam Ki Ageng. Ini bersama rombongan dua mobil," ucap Haryanto.