Pada 25 Agustus 2022 kemarin Kabupaten Pekalongan merayakan hari ulang tahun yang ke-400. Kabupaten itu diyakini sudah mulai berdiri sejak 1622.
Kabupaten Pekalongan berdiri pada masa Mataram Islam dibawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Meski demikian, sejumlah jejak menunjukkan bahwa Pekalongan sudah menjadi permukiman sejak era Mataram Kuno.
Sebuah artikel Hari Jadi Kabupaten Pekalongan yang diterbitkan Jurnal Cendekia Vol 1 Nomor 3 (2021) menulis sejarah Pekalongan tidak lepas dari seorang tokoh yang bernama Bahurekso. Beberapa sumber lain menyebut namanya Joko Bahu. Dia merupakan bawahan dari Sultan Agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Bahureksa mendapatkan perintah dari Sultan Agung untuk membuka sebuah hutan yang berada di pesisir utara. Dalam jurnal yang ditulis oleh Eddy Waluyo itu, hutan tersebut terkenal angker.
Dengan dibantu oleh gurunya yang bernama Ki Ageng Cempaluk, Bahurekso berhasil membuka hutan yang angker tersebut. Dia lantas mendapat hadiah berupa tanah di daerah tersebut.
Sesuatu yang diperoleh sebagai hadiah dalam bahasa setempat disebut dengan pengangsalan atau halong yang kemudian menjadi awal mula penyebutan kawasan Pekalongan.
Meski Bahurekso merupakan orang pertama yang membuka hutan di Pekalongan, Kerajaan Mataram Islam di bawah pemerintahan Sultan Agung menugaskan orang lain untuk menjabat sebagai bupati pertama di daerah itu.
Bupati pertama yang ditugaskan adalah Pangeran Mandurorejo. Dia merupakan cucu dari Ki Juru Martani, seorang tokoh yang cukup berjasa dalam berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Juru Martani merupakan orang kepercayaan dari Panembahan Senapati.
Adapun pelantikan Pangeran Mandurorejo sebagai Bupati Pekalongan berlangsung pada 25 Agustus 1622 yang menjadi tonggak berdirinya Kabupaten Pekalongan. Tanggal tersebut juga bertepatan dengan 12 Rabiul Awal.
Jejak Sejarah Kabupaten Pekalongan
Meski awalnya Pekalongan disebut-sebut masih berupa hutan, beberapa jejak sejarah membuktikan bahwa kawasan itu telah memiliki ikatan dengan beberapa kerajaan besar yang jauh lebih tua, termasuk Mataram Kuno.
Salah satu buktinya adalah terdapat beberapa situs arkeologi peninggalan era Dinasti Syailendra. Salah satunya adalah lingga dan yoni di Desa Linggo Asri.
Selain itu, Pekalongan juga memiliki keterkaitan sejarah dengan Kerajaan Demak dengan bukti beberapa petilasan para sunan yang dikenal dekat dengan Kerajaan Demak, termasuk Sunan Kalijaga.
(ahr/aku)