Namanya pun kini banyak digunakan sebagai nama jalan di berbagai daerah. Kebanyakan menyebut namanya sebagai Moh Yamin. Ada juga yang menggunakan sebutan lain, misalnya Jalan HM Yamin, Mohammad Yamin, maupun M Yamin.
Biar tak sekadar mengenal Moh Yamin sebagai sebagai nama jalan, simak artikel ini untuk mengetahui profilnya, mulai dari masa kecil, pendidikan yang ditempuh, peran dalam perumusan Pancasila, hingga ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Keluarga Muhammad Yamin
Dalam buku profil berjudul Prof H Muhammad Yamin SH yang diterbitkan Kemdikbud, Muhammad Yamin lahir pada 23 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar).
Dia lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya, Usman yang bergelar Bagindo Khatib adalah seorang mantri kopi atau koffie pakhuis meester. lbunda bernama Siti Sa'adah yang berasal dari Padangpanjang.
Saat dewasa, Muhammad Yamin menikah dengan wanita Jawa bernama Raden Ajeng Sundari Merto Amodjo pada 1934. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Dang Rahadian Sinayangsih Yamin.
Pendidikan Muhammad Yamin
Pendidikan yang ditempuh Muhammad Yamin cukup unik, karena dia sering berpindah-pindah sekolah, baik saat kecil maupun dewasa. Hal ini dilakukan karena dia ingin mendapatkan pendidikan yang paling tepat.
Saat kecil dia sempat berpindah-pindah sekolah, misalnya di Sekolah Dasar Bumiputera Angka II, lalu pindah ke Hollands Inlandse School (HIS) di Palembang yang berbahasa Belanda. Kemudian dia merantau ke Pulau Jawa untuk masuk ke Sekolah Dokter Hewan di Bogor, tapi tak lama kemudian dia pindah ke Sekolah Pertanian, namun juga tak membuatnya tertarik.
Setelahnya dia pindah ke Solo untuk masuk ke Algemene Middelbare School (AMS) yang merupakan SMA jurusan budaya. Di sinilah hatinya tertambat dan dia pun ahli di bidang sastra, bahasa, dan budaya. Dia pun dikenal sebagai seorang penyair dengan karya-karya puisinya.
Berbekal ijazah AMS, Muhammad Yamin pindah ke Jakarta dan masuk ke Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hogeschool) yang merupakan perguruan tinggi baru di masa itu. Lima tahun kemudian dia lulus dan mendapatkan gelar Meester atau disingkat Mr.
Aktif di Kegiatan Organisasi
Dikutip dari situs Kemdikbud, Moh Yamin yang berjiwa patriot dan nasionalis turut aktif dalam kegiatan organisasi perjuangan kemerdekaan. Dia turut bergabung dalam Jong Sumatranen Bond (JBS) yang didirikan oleh pelajar Sumatera yang belajar di Jakarta. Dia juga bergabung dengan Indonesia Muda dan Partindo.
Yamin sering mengkritik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Bahkan hal ini membuat beasiswanya dicabut. Salah satu pidato perjuangannya disampaikan dalam Kongres Pemuda II di Jakarta. Dalam kongres yang melahirkan Sumpah Pemuda itu, Muhammad Yamin menjabat sebagai sekretaris panitia kongres.
Peran di Balik Lahirnya Pancasila
Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Sukarno dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Tanggal inilah yang menjadi dasar penetapan Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tahun. Meski demikian, proses perumusan Pancasila hingga final melibatka banyak pihak, termasuk Muhammad Yamin.
Sebelum menyampaikan di sidang, Sukarno sudah mendiskusikannya di rumah Muhammad Yamin pada hari sebelumnya. Dikutip detikNews dari Kesaksian KH Masjkur, saat itu turut berdiskusi KH Masjkur, KH Wahid Hasyim, dan Abdul Kahar Mudzakkir yang menginap di rumah Yamin.
Mengusulkan 5 Dasar Negara
Selain Sukarno, Soepomo dan Muhammad Yamin juga memaparkan gagasannya mengenai dasar negara dalam sidang BPUPKI. Gagasan Muhammad Yamin juga berisi lima dasar, namun dia tak menamainya dengan Pancasila.
Secara lisan, dasar negara yang disampaikan dalam pidato di sidang BPUPKI 29 Mei 1945 berisi sebagai berikut:
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan, dan
- Kesejahteraan Rakyat
Kemudian lima dasar itu dia tuliskan dalam rancangan undang-undang dasar Republik Indonesia dengan isi sebagai berikut:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kebangsaan persatuan Indonesia
- Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Menjadi Panitia Sembilan
Dalam Lencana: Jurnal Inovasi Ilmu Pendidikan Vol 1, No 1 Januari 2023 Universitas Islam Zainul Hasan Genggong, dijelaskan bahwa Pancasila yang digagas Sukarno awalnya belum berbentuk seperti Pancasila yang kita kenal sekarang.
Perbedaan pendapat dalam sidang BPUPKI tersebut membuat pimpinan membentuk komite kecil khusus untuk merumuskan dasar negara yang bernama Panitia Sembilan. Anggotanya terdiri dari berbagai latar belakang. Moh Yamin ditunjuk sebagai salah satu anggota Panitia Sembilan itu.
Tokoh lainnya adalah Soekarno, Mohammad Hatta, Abdul Kahar Mudzakkir, Wahid Hasjim, AA Maramis, Achmad Soebardjo, Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.
Rumusan Pancasila kemudian ditetapkan pada 22 Juni 1945 yang kita kenal dengan sebutan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Dilansir dari buku Pendidikan Pancasila oleh Toni Nasution MPd, isi Pancasila versi Piagam Jakarta adalah sebagai berikut:
- Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tak berhenti di situ, dasar negara terus digodok dan pada akhirnya ditetapkan pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Terdapat sedikit perubahan dalam isinya, yakni sebagai berikut:
- Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setelah Kemerdekaan
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Muhammad Yamin pernah menduduki berbagai jabatan pemerintahan, salah satunya adalah Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan (1953-1955), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), dan Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara (1961-1962).
Muhammad Yamin wafat pada 17 Oktober 1962. Pemerintah menetapkannya sebagai pahlawan nasional pada 1973 berdasarkan Keputusan Presiden No 088/TK/TH 1973.
(astj/astj)