Ekspor Alas Kaki-Garmen Jateng Mayoritas ke AS, Pemprov Mitigasi Tarif Trump

Ekspor Alas Kaki-Garmen Jateng Mayoritas ke AS, Pemprov Mitigasi Tarif Trump

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 10 Apr 2025 14:00 WIB
Ilustrasi Kontainer Ekspor
Ilustrasi kontainer ekspor produk unggulan Jateng ke AS. (Foto: Unsplash)
Semarang -

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah (Jateng) menyebut ekspor Jateng masih didominasi Amerika Serikat. Tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump pun berdampak ke produk ekspor unggulan Jawa Tengah (Jateng).

Hal ini dikatakan Kepala DPMPTSP, Sakina Rosellasari. Ia mengungkapkan data ekspor tahun 2024 menunjukkan dominasi pasar Amerika Serikat masih sangat tinggi di Jateng.

"Jadi sekitar 41 sekian persen itu ke Amerika. Kemudian langsung terjun ke negara lain, dalam hal ini China yang nilainya tidak lebih dari 20 persen. Artinya memang dominasi ke Amerika," kata Sakina saat dihubungi awak media, Kamis (10/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkapkan, produk yang paling banyak diekspor ke AS dari Jateng yakni alas kaki dan pakaian jadi atau garmen. Pihaknya pun melakukan mitigasi dengan berkoordinasi dengan para pelaku usaha, khususnya yang bergerak di sektor padat karya.

Menurutnya, dampak langsung dari kebijakan tarif AS memang belum terasa signifikan karena masih dalam tahap penetapan dan belum diimplementasikan sepenuhnya. Namun, ia menegaskan potensi gangguan terhadap industri tetap ada, dan perlu diantisipasi secara serius.

ADVERTISEMENT

"Kami melakukan rapat dengan Asisten Ekonomi Pembangunan dan pelaku usaha yang terkait dengan alas kaki dan garmen untuk mendiskusikan strategisnya. Kami harapannya kalau memang garmen, alas kaki itu padat karya di Jateng, strategi yang kami inginkan sebetulnya adalah pangsa pasar," jelasnya.

DPMPTSP pun mendorong pelaku usaha agar tak hanya mengandalkan pasar Amerika Serikat, tapi juga mulai menjajaki pangsa pasar ekspor ke negara lain yang potensial. Diversifikasi pasar disebut jadi langkah strategis menjaga stabilitas industri dan mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kami harap investasi di Jateng seperti tahun lalu, ada peningkatan, kemarin 2025 naik 24 persen. Investasi tinggi kan akan menyerap tenaga kerja banyak. Tinggal kemudian ekspornya," jelasnya.

"Harapannya tentunya diversifikasi usaha, kemudian tambahan lokasi ekspor. Jadi tidak dominasinya ke Amerika. Harapannya ada pengembangan ke negara lain yang potensinya luas biasa, masih terbuka dan pengenaan tarif ini minimal dampaknya, tetap menggairahkan investasi," lanjutnya.

Selain itu, Sakina menyinggung soal impor Jawa Tengah, yang didominasi produk mesin dari China. Jika ke depan ada kebijakan untuk membuka lebih banyak impor dari Amerika Serikat, ia mengusulkan produk mesin-mesin produksi, yang dapat mendukung proses industrialisasi di Jawa Tengah.

"Kalau Jateng ini impornya tertinggi di mesin dan Cina. Kalau Pak Prabowo (bilang) Amerika, berarti ada kemungkinan dibuka ruang untuk impor produk mesin dari Amerika. Selama ini impor dari Amerika itu gandum," pungkasnya.




(ams/rih)


Hide Ads