Hobi Berkebun Anggur Selama Pandemi, Warga Jatinom Klaten Panen Cuan

Hobi Berkebun Anggur Selama Pandemi, Warga Jatinom Klaten Panen Cuan

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 15 Mei 2023 09:10 WIB
Mursyid berada di kebon anggurnya di Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Minggu (15/5/2023).
Mursyid berada di kebon anggurnya di Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Minggu (15/5/2023). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Hobi berkebun anggur yang ditekuni Mursyid Tri Widodo (53) warga Desa Kwaon, Kecamatan Jatinom, Klaten berbuah rupiah. Hobi yang ditekuni selama pandemi COVID-19 itu kini menghasilkan uang puluhan juta per bulan.

"Yang menguntungkan dari bibitnya. Per bulan saya minimal rutin bisa menjual 100 batang, harganya Rp 100.000 per batang," ungkap Mursyid saat berbincang di Kebun Anggur Mbah Haris di Dusun Macanan, Desa Jemawan, Kecamatan Jatinom, Minggu (14/5/2023) siang.

Diceritakan Mursyid, dirinya menekuni hobi berkebun anggur sekitar tahun 2021 di saat pandemi COVID-19. Awalnya dia menanam di lahan 2.000 meter jenis anggur Probolinggo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu patok 2.000 meter kita tanam anggur Probolinggo, anggur yang sudah lokal tapi itu untuk minuman wine jadi asam. Lalu lihat-lihat di YouTube ada anggur impor, cari bibitnya dan belajar nyambung (grafting) jenis lokal dan import, ternyata berhasil," papar Mursyid.

Untuk menguatkan hobi, tutur Mursyid, dirinya juga belajar pelatihan online dari komunitas dan pengajar IPB Bogor untuk mengisi kesibukan saat pandemi. Tanam awal 150 batang tapi banyak yang mati.

ADVERTISEMENT

"Saya tanam tapi banyak yang mati, terus kita tanam jenis lokal dulu baru kita sambung. Meskipun sulit tapi akhirnya bisa, caranya yang lokal kita tanam dulu dan setelah tumbuh 3-4 meter kita sambung batang anggur impor yang saya beli online," papar Mursyid.

Dari hobi berkebun itu, terang Mursyid, kini dirinya memiliki koleksi 15 jenis anggur yang dibibitkan dan dibuahkan sendiri. Mulai dari jenis anggur ninel sampai moon drop.

"Ada 15, anggur ninel, academic, carnival, moon drop, baikonur new, transfigurasi, dan saya lupa namanya. Jadi saya itu belajarnya coba-coba, learning by doing," kata Mursyid.

Selain membuat bibit, Mursyid mengaku saat ini menanam untuk buah. Lahannya sekitar 1.000 meter persegi bersama tanaman jeruk yang sudah panen raya bulan November-Desember 2022 lalu.

"Bulan November-Desember kemarin kita panen perdana untuk buah. Kiloannya saya tidak timbang tapi uang hasil panen sekitar Rp 11 juta- Rp 12 juta, itu saja banyak kita bagikan ke tetangga sekitar," papar Mursyid.

Hasil panennya, sambung Mursyid, belum dilempar ke pasaran umum. Karena habis diserbu warga yang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena melihat channel YouTube Mursyid.

"Habis di sini, petik sendiri karena tahu dari medsos. Banyak dari Semarang, Ponorogo, Surabaya dan lainnya tapi dari sekitar Klaten juga datang bawa sepur mini ramai-ramai, harganya saya patok Rp 8.000," ujar Mursyid yang bekerja di bidang otomotif itu.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diakui Mursyid, hasil panen anggur memang jauh jika dibandingkan tanam padi maupun palawija. Namun tenaga dan biayanya pun bisa lebih mahal.

"Modal bisa lebih mahal kalau menggunakan green house saja bisa seratus juta biayanya. Belum harus teliti, tekun dan mencermati hama serta musim," ucap Mursyid yang juga pebisnis properti ini.

Bertanam anggur, lanjut Mursyid, memang awalnya hanya hobi mengisi waktu untuk hiburan saat pandemi. Namun saat ini dirinya juga berhitung bisnis.

"Itung-itungan bisnisnya anggur juga bagus, karena semakin lama semakin bagus buahnya. Saya juga mulai tanam di alam terbuka untuk jenis tertentu," imbuh Mursyid.

Mursyid menambahkan, saat ini permintaan pasar terus datang dari berbagai kota tetapi belum bisa dilayani. Bahkan ada yang meminta dikirim jumlah tertentu.

"Ada yang minta dikirimi tapi saya nggak mau. Saya minta dia ke sini karena bisa petik sendiri, bisa diskusi karena konsep awal saya itu agrowisata, saya juga diundang ke sekolah-sekolah untuk berbagi ilmu," pungkas lulusan jurusan biologi UNY itu.

Halaman 2 dari 2
(aku/sip)


Hide Ads