Cuan! Pria Bantul Kantongi Rp 20 Juta Per Bulan dari Limbah Kayu

Cuan! Pria Bantul Kantongi Rp 20 Juta Per Bulan dari Limbah Kayu

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 03 Mei 2023 12:50 WIB
Pemilik Driling Greenwood Isnu Pradana saat menunjukkan hasil produksi limbah kayu dan resin.
Isnu Pradana pemilik Driling Greenwood Isnu Pradana saat menunjukkan hasil produksi limbah kayu dan resin. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Bantul -

Seorang warga di Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul mendapatkan puluhan juta per bulan hanya dari limbah kayu. Bahkan produknya sudah merambah ke seluruh wilayah di Indonesia.

Adalah Isnu Pradana (28), Sarjana Teknik Mesin salah satu universitas di Jogja. Keberhasilan Isnu membuat produk dari sampah kayu hingga berdaya jual tinggi sebenarnya dari sebuah ketidaksengajaan.

Isnu menceritakan semuanya berawal saat dirinya menyelesaikan tugas akhir kuliah empat tahun lalu. Dari situlah, Isnu pun punya ide untuk mengembangkan pengolahan limbah kayu. Dia pun memadukan limbah kayu dengan resin hingga menjadi produk kreatif bernilai ekonomis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun membuat sejumlah bentuk, mulai kalung hingga meja. Banyaknya produk yang sudah dipasarkannya tidak heran jika dalam sebulan Isnu bisa mengantongi omzet mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 20 juta.

"Ide membuat produk dari limbah kayu dan resin ini awalnya saat tugas akhir membuat benda dari resin dan kok unik, lalu langsung kita buat," katanya saat ditemui di tempat produksinya, Tirtomulyo, Kretek, Bantul, Rabu (3/5/2023).

ADVERTISEMENT
Suasana produksi di Driling Greenwood, Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (3/5/2023).Suasana produksi di Driling Greenwood, Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (3/5/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Adapun nama usahanya saat ini adalah Driling Greenwood limbah kayu resin. Untuk bahan baku, Isnu menggunakan limbah kayu jati dan sonokeling.

Lalu, untuk proses produksinya, Isnu mengaku sebagian besar secara manual mulai dari persiapan, cetak atau cor hingga pengamplasan. Namun, hal itu tidak berlaku untuk produksi jam tangan karena Isnu tinggal upload desain produk di laptop yang langsung terintegrasi dengan komputer.

"Jadi limbah kayu kita kombinasikan dengan resin dalam cetakan lalu diberi pernak pernik di dalamnya. Produknya mulai kalung, gelang, pelindung smartphone, meja hingga jam tangan," ucapnya.

"Nah, untuk produksi jam itu pakai mesin otomatis, jadi laptop kita sambungkan ke alat khusus sehingga produk yang diinginkan bisa langsung jadi," lanjut Isnu.

Suasana produksi di Driling Greenwood, Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (3/5/2023).Suasana produksi di Driling Greenwood, Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (3/5/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Menurutnya, untuk proses produksi paling lama adalah pembuatan meja karena ukurannya yang cukup besar. Sedangkan untuk jam tangan tidak memakan waktu lama karena tinggal upload desain produk di laptop yang langsung terintegrasi dengan komputer.

"Kalau paling lama pembuatan itu meja resin, bisa dua sampai lima hari," ucapnya.

Selengkapnya di halaman berikutnya....

Saat ini, penjualan produknya sudah merambah ke seluruh Indonesia. Sedangkan sistem jualannya sendiri Isnu memanfaatkan online dan offline.

"Produk sudah online dan offline di market place, kalau penjualannya sudah ke seluruh Indonesia. Selain itu, kita melayani juga pre order," katanya.

Suasana produksi di Driling Greenwood, Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (3/5/2023).Suasana produksi di Driling Greenwood, Pedukuhan Karangweru, Kalurahan Tirtomulyo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Rabu (3/5/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Disinggung soal omzet, Isnu mengaku naik turun mengingat usahanya masih terbilang baru. Namun secara garis besar, untuk harga jual kalung dan gelang Rp 20-50 ribu, kalung Rp 300-500 ribu dan paling mahal meja resin yakni sekitar Rp 1 juta.

"Untuk omzet kotor per bulan bisa Rp 5 sampai Rp 20 juta, karena kan menyesuaikan orderan yang masuk juga," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads