Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten turun tangan mengusut kabar siswi SMPN 2 Klaten yang viral dikabarkan gagal masuk tim aubade karena sekolah menerapkan aturan hijab. Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menilai masalah terjadi karena miskomunikasi.
"Jadi kemarin saya sama Mas Wakil Bupati mengajak ketua FKUB, kepala Dinas Pendidikan silaturahmi ke SMPN 2, kami langsung ke guru pembimbing aubade, kepala sekolah dan semua komplet ada. Kemudian kami bergeser ke rumah Bu Vita yang anaknya tidak lolos, kami mendengarkan dari dua versi," paparnya di Pemkab Klaten, Kamis (28/8/2025) siang.
Dijelaskan Hamenang, kedua pihak sudah menyampaikan pendapatnya. Dari pendapat pribadinya terjadi kesalahpahaman dalam kejadian tersebut.
"Kalau dari pendapat pribadi, sekali lagi pendapat pribadi, ini ada kesalahpahaman tapi tidak mengarah ke SARA. Maka berdasar hal tersebut fokus kami sesegera mungkin anak tersebut kembali ke sekolah," kata Hamenang.
Menurut Hamenang, jangan sampai hanya kegagalan ikut tim aubade membuat masa depan anak hancur. Posisi saat ini anak tersebut berada di sekolah terbaik di Klaten yaitu SMPN 2.
"Posisi saat ini berada di sekolah terbaik di Klaten yaitu SMPN 2 di kelas IX, sebentar lagi SMA sehingga jangan sampai mengganggu persiapan untuk ke SMA. Terkait dugaan SARA sepenuhnya kami kembalikan ke orang tua," sambung Hamenang.
Pemkab, sebut Hamenang, sudah mencoba melakukan mediasi dan kedua pihak juga sudah mempertemukan kedua pihak dan sudah saling memaafkan. Hal itu harus dilihat dari dua sisi sehingga tidak terbawa opini.
"Harapan kita bersama mari melihat dari kedua sisi, jangan terbawa opini salah satu pihak dan sekali lagi fokus kami agar masa depan anak bisa berlanjut. Di dinas ini juga berproses dengan BKPSDM, apakah akan ada sanksi atau seperti apa," lanjut Hamenang.
"Tentu akan ada evaluasi karena yang menjadi titik permasalahan itu miskomunikasi pemahaman keseragaman itu harus berhijab atau tidak, padahal tidak seperti itu," imbuhnya.
Selengkapnya di halaman berikutnya...