Sahur yang dilakukan oleh kaum muslim sebelum adzan Subuh berkumandang, sering kali membuat tidak sedikit orang masih mengantuk dan memutuskan untuk tidur kembali. Oleh karena itu, boleh atau tidaknya habis sahur tidur menjadi hal yang mungkin membuat sebagian orang penasaran, sehingga berikut akan dipaparkan penjelasannya.
KBBI mendefinisikan sahur sebagai makan pada dini hari yang disunnahkan menjelang fajar sebelum Subuh. Sahur hanya dilakukan oleh orang-orang yang akan menjalankan ibadah puasa.
Adapun anjuran untuk sahur sebelum berpuasa, telah disampaikan dalam sebuah riwayat hadits. Seperti dijelaskan dalam buku '5 Amalan Penyuci Hati' karya Ali Akbar bin Aqil dan Abdullah Chris, bahwa diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
تَسَخَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
"Bersantap sahurlah, sesungguhnya dalam santap sahur itu ada keberkahan," (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Kemudian keberkahan menyantap sahur juga turut diterangkan dalam riwayat lain. Sebagaimana Abu Sa'id Al-Khudri meriwayatkan dari Rasulullah SAW:
السَّحُورُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَخِرِينَ
"Semua sahur adalah berkah, karena itu jangan kalian tinggalkan meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air. Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya memberikan sholawat untuk orang-orang yang bersantap sahur," (HR. Ahmad, dan Ibnu Hibban).
Sahur yang begitu dianjurkan membuat sebagian muslim melakukannya sebelum berpuasa. Namun demikian, karena pengerjaan sahur dilakukan menjelang fajar atau tepatnya sebelum sholat Subuh tiba, maka tidak sedikit yang ingin melanjutkannya dengan tidur saat sahur selesai dilakukan.
Lantas, apakah habis sahur boleh tidur? Berikut penjelasannya.
Bolehkah Tidur Setelah Sahur?
Terkait dengan boleh atau tidaknya habis sahur tidur, terdapat dua pandangan berbeda yang didasarkan pada ajaran Islam dan juga dari segi kesehatan. Pandangan ini nantinya dapat membantu setiap orang untuk memutuskan dan memahami terkait kebiasaan tidur setelah sahur.
Namun demikian, perlu dipahami bahwa sahur merupakan sebuah ibadah yang dilakukan agar seseorang mendapatkan pahala dan mendukung ibadah puasa yang dikerjakan selama seharian penuh nantinya. Seperti dijelaskan dalam buku 'Buka Puasa Bersama Rasulullah SAW: Hati-hati Jangan Sampai Puasa Anda Menjadi Sia-sia!' karya Muhammad Ridho al-Thurisinai, bahwa sahur yang diniatkan sebagai cara menjunjung perintah Nabi Muhammad SAW dan mengikuti perbuatannya.
Apabila sahur dikerjakan dengan niat tersebut, maka akan menjadikan sahur tersebut sebagai sebuah ibadah yang diharapkan mendapatkan ganjaran pahala. Inilah yang membuat
Penjelasan Tidur Setelah Sahur Menurut Islam
Lantas bagaimana pandangan Islam tentang tidur setelah sahur? Masih dijelaskan dalam buku sebelumnya, bahwa terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan tentang kebiasaan Rasulullah SAW setelah menyelesaikan sahur. Sebagaimana diriwayatkan dari Qatadah r.a. dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah SAW dan Zaid bin r.a. setelah makan sahur akan segera berdiri menuju sholat. Kemudian keduanya akan mengerjakan sholat.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji' oleh Syamsul Rijal Hamid, bahwa Anas r.a. mendengar dari Zaid bin Tsabit r.a. bahwa dirinya pernah makan sahur bersama-sama dengan Rasulullah SAW. Kemudian tidak lama setelahnya, mereka pergi untuk sholat. Sebagaimana diriwayatkan:
"Kira-kira berapa jarak antara waktu makan sahur dengan sholat? Tanya Anas r.a. 'Sekitar selama membaca lima puluh ayat,' jawab Zaid'," (HR. Muslim).
Artinya, Rasulullah SAW segera mengerjakan sholat setelah selesai menyantap sahurnya. Sementara itu, Abdurrahman Al-Mukaffi dalam bukunya '89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan' menjelaskan tentang perkara tidur selama berpuasa.
Dikatakan bahwa tidur merupakan perkara mubah atau boleh. Akan tetapi, tidur bisa bernilai ibadah apabila diniatkan sebagai cara untuk mendukungnya dalam beribadah. Sebaliknya, apabila seseorang tidur hanya karena malas atau kekenyangan setelah sahur, maka tidur tersebut tidak bernilai ibadah.
Bahkan perkara tidur saat berpuasa dikarenakan malas atau kekenyangan setelah sahur dianggap sebagai tidur yang tercela. Ini dikarenakan bulan Ramadhan menjadi waktu yang sangat dianjurkan bagi kaum muslim untuk memperbanyak amal kebaikan dan menghindari perilaku bermalas-malasan.
Lebih lanjut diterangkan dalam buku 'Cara Ampuh Menaklukkan Malas: Obat Mujarab Menyembuhkan Kebiasaan Buruk' karya Joko Suprapmanto, bahwa para salaf tidak menyukai kebiasaan tidur setelah sholat Subuh. Salah satunya disampaikan oleh Urwah bin Zubair bahwa:
"Dulu Zubair melarang anak-anaknya untuk tidur di waktu pagi."
Sementara itu, terdapat riwayat lainnya yang juga datang dari Urwah bin Zubair yang menyampaikan:
"Sungguh jika aku mendengar bahwa seorang itu tidur di waktu pagi, maka aku pun merasa tidak suka dengan dirinya," (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah Nomor 25442 dengan sanad shahih).
Kemudian tidur setelah sahur maupun sholat Subuh juga bukan merupakan kebiasaan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebaliknya, Rasulullah SAW akan tetap berada di tempat setelah menyelesaikan sholat Subuh hingga matahari terbit. Sebagaimana diriwayatkan dari Sammak bin Harb yang bertanya kepada Jabin bin Samurah bahwa:
"Apakah engkau sering menemani duduk Rasulullah SAW? Jabir bin Samurah menjawab, 'Ya, sering. Rasulullah SAW tidaklah meninggalkan tempat beliau menunaikan sholat Subuh hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, maka beliau pun bangkit meninggalkan tempat tersebut. Terkadang para sahabat berbincang-bincang tentang masa Jahiliah yang telah mereka lalui kemudian mereka tertawa-tawa, sedangkan Nabi SAW hanya tersenyum-senyum saja mendengarkan hal tersebut," (HR. Muslim).
Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa tidur setelah sahur merupakan sebuah hal yang tidak dianjurkan di dalam Islam. Terlebih lagi hal tersebut bukanlah sesuatu yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Penjelasan Tidur Setelah Sahur Menurut Kesehatan
Setelah mencermati kebiasaan tidur setelah sahur dari pandangan ajaran Islam, tidak ada salahnya setiap muslim untuk memahaminya berdasarkan aspek kesehatan.
Menurut buku 'Atasi Psikosomatik dengan Terapi Puasa' oleh Desi Riska Sanjaya, bahwa tidur setelah sahur sebaiknya dihindari, terutama mereka yang memiliki gangguan kesehatan lambung. Alasannya karena saat tidur setelah makan, saluran cerna akan mengalami gerakan yang semakin meningkat.
Situasi tersebut membuat lambung lebih cepat mengalami kekosongan. Inilah yang memicu, saat seseorang terbangun dari tidurnya setelah sahur, mereka akan merasakan lemas dan cepat lapar.
Proses tidurnya seseorang setelah sahur atau makan membuat penyerapan energi lebih cepat terjadi. Bukan hanya itu saja, produksi asam lambung juga semakin meningkat yang membuat makanan lebih cepat berubah menjadi khime atau bubur makanan. Oleh sebab itu, seseorang akan merasa lapar lagi meski sebelumnya merasa kenyang.
Lebih lanjut dijelaskan dalam laman Brown & Toland Physicians, bahwa tidur setelah sahur bisa memicu sejumlah masalah pada pencernaan. Ini dikarenakan tubuh bekerja lebih keras untuk mencerna makanan.
Tidak hanya tidur saja, bahkan seseorang yang berbaring tepat setelah makan dapat menimbulkan masalah pada pencernaannya. Salah satu yang kerap dijumpai adalah meningkatnya refluks asam lambung.
Mengacu dari penjelasan di atas, diketahui bahwa tidur setelah sahur maupun makan dapat memicu dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Terutama pada kesehatan pencernaan karena menimbulkan berbagai efek yang bisa saja dialami oleh siapa pun.
Demikian tadi penjelasan mengenai boleh atau tidaknya tidur setelah sahur yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi setiap orang. Semoga membantu.
(sto/aku)