Tragis Duel Maut Tewaskan Siswa SMKN 10 Semarang

Round-Up

Tragis Duel Maut Tewaskan Siswa SMKN 10 Semarang

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 14 Feb 2025 07:08 WIB
Suasana kediaman APW (18), di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Utara, Kamis (13/2/2025).
Suasana kediaman APW (18), di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Utara, Kamis (13/2/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Solo -

Siswa SMKN 10 Semarang berinisial APW alias P (18) tewas dalam duel maut di Jalan Barito, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Rabu malam lalu. Menurut Ketua RT tempat tinggal korban, kondisi korban terbilang mengenaskan.

Polisi Selidiki

Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy Susanto mengatakan duel maut yang melibatkan dua pelajar itu terjadi pada Rabu (12/2) sekira pukul 18.30-19.00 WIB.

"Korban APW, pelajar SMK xx, alamat Kebonharjo Tanjung Mas, Semarang Utara," kata Andy saat dihubungi wartawan, Kamis (13/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban dan pelaku ini masih penyelidikan, duel satu lawan satu. Korban terkena bacokan, dibawa oleh saksi-saksi ke RS Pantiwilasa Citarum. Hari Kamis, 13 Februari 2025, jam 00.05 WIB, (korban) dinyatakan meninggal dunia," sambungnya.

Kemarin, Andy belum mengungkapkan soal dua pelajar yang terlibat duel itu berasal dari sekolah mana.

ADVERTISEMENT

"Bersama beberapa teman sekolah lainnya, janjian ketemu dengan pelajar SMK xx di Jalan Barito depan SMK Dr Tjipto Semarang," ujar dia.

Kasus duel maut ini masih diselidiki Polsek Semarang Timur bersama Tim Resmob Sat Reskrim Polrestabes Semarang. Berdasarkan keterangan saksi, pelaku dan korban disebut membawa senjata tajam (sajam).

"(Korban dan pelaku bawa senjata tajam?) Info dari saksi begitu. Masih kita dalami," ucap Andy.

Penjelasan Ketua RT

Ketua RT 4 RW 2, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Alimun (40) mengatakan sebelum meninggal, korban dijemput remaja lainnya. Korban diduga duel dengan sesama pelajar.

"(Korban) Sekolah di SMKN 10, perkapalan, kelas 3 SMA, besoknya ujian, sudah mau lulus. Saya takutnya ada balas dendam gitu," kata Alimun saat ditemui detikJateng di Tanjung Mas, Kamis (13/2/2025).

"Intinya itu P dijemput teman sebaya, tapi info yang saya terima duelnya dengan anak yang usianya lebih dewasa. Katanya pihak lawannya nggak apa-apa," sambung dia.

Alimun mengatakan, keluarga P sempat meminta mengecek CCTV yang ada di sekitar rumah, Rabu (12/2) malam. Sebab, kabar meninggalnya P begitu mendadak dan membuat keluarganya kaget.

"Iya betul (ada pembacokan), malam-malam pihak keluarga ke sini, mau lihat CCTV. Katanya anaknya diajak keluar temennya, keluar sehat kok tiba-tiba dikabari masuk rumah sakit," ujar Alimun.

Saat mengecek CCTV, diketahui P dijemput teman sebayanya menggunakan motor Honda Beat pukul 18.17 WIB. Alimun menyebut tak terlihat ada paksaan apapun saat momen penjemputan P.

"P di rumah dijemput temennya satu itu pakai motor Beat, jaket hijau. Pelatnya nggak kelihatan, kena sorot lampu," kata dia.

Saat itu P di rumah hanya bersama adiknya. P sempat diminta menjemput ayahnya yang sedang bekerja. Alih-alih menjemput ayahnya, P justru pamit hendak keluar dan meminta si adik yang menjemput ayahnya.

"Orang tua nggak di rumah, semuanya kerja, adanya adik yang cewek. Nggak tahu orang yang menjemput (P) itu siapa. Adiknya yang cowok juga nggak tahu. P dari rumah nggak bawa apa-apa, dijemput temannya, pakai helm, berangkat. Nggak ada pemaksaan, kelihatannya sudah janjian," ucap Alimun.

Alimun dan orang tua P sudah mengecek seluruh CCTV yang ada. Sayangnya, tak terlihat di CCTV siapa orang yang menjemput, dan nomor polisi motor yang dipakai.
Alimun menceritakan, orang tua P sama-sama sedang bekerja dan tiba-tiba mendapat telepon sekitar pukul 20.00 WIB yang mengabarkan P masuk rumah sakit.

"Kejadiannya cepat, mungkin begitu dijemput langsung sampai SMK Dr. Tjipto lewat Jalan Ronggowarsito jadi cepat, terus langsung dikerjai di situ," ungkapnya.
Kondisi Korban

Sebelum meninggal, P sempat dirawat dan menjalani operasi. Pada Kamis sekitar pukul 00.00 WIB, P yang terluka parah akhirnya meninggal.

"Lukanya (bacok) di dada tembus ke paru-paru, dalam sekali, sampai punggungnya juga berdarah-darah. Jarinya putus tiga, jari tengah, jari kelingking, dan jari manis. Mungkin pake sajamnya parang panjang," kata Alimun.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Jenazah korban telah dimakamkan Kamis kemarin. Alimun menyebut pihak sekolah korban juga datang melayat.

"P ini sehat, nggak ada masalah apa-apa. Orangnya jarang bergaul. Kurang paham kalau neko-neko atau nggak. Saya tahunya kalau di rumah, kesehariannya saya kurang paham," jelasnya.

"Tapi memang karakternya temperamental, gampang terpancing emosi, harus berantem, nggak pandang bulu. Dulu kelihatannya pernah dengar juga ikut tawuran antarsekolah," imbuh Alimun.

Alimun menduga remaja yang menjemput P mengetahui detail kejadiannya.

"Yang jemput itu pasti terlibat, tahu kejadiannya. Dia mungkin juga disuruh, dia juga soalnya yang antar ke rumah sakit," ujarnya.

Pernyataan SMK Dr Tjipto

Berkaitan dengan duel maut antarpelajar yang terjadi di depan sekolahnya, Kepala SMK Dr Tjipto Semarang, Aris Setyawan menyatakan tidak ada siswanya yang terlibat.

"Kalau tawuran kemarin nggak ada siswa sini, katanya SMKN mana sama SMKN 10, yang meninggal SMKN 10," kata Aris Setyawan saat ditemui detikJateng di kantornya, Kamis (13/2/2025).

Aris membenarkan ada peristiwa perkelahian pelajar yang terjadi di depan sekolahnya pada Rabu (12/2) malam. Tapi dia tidak tahu kronologi kejadiannya.

"Kejadiannya saya nggak paham kapan waktunya ya. Cuma saya dapat info tadi pagi dari Pak Bhabin, mau melihat CCTV yang ada di SMK Dr. Tjipto karena ada kejadian perkelahian, duel," kata Aris.

"Padahal saya sendiri kan tadi malam di sini sampai habis magrib, nggak ada kejadian apa-apa sama sekali. Kita kemarin pulang bareng-bareng sekitar jam 19.00 WIB," lanjutnya.
Aris menjelaskan, aksi duel itu juga tidak terekam oleh kamera CCTV SMK Dr Tjipto Semarang.

"CCTV kita agak jauh sih, yang di depan bengkel. Mungkin kalau keluar sana nggak begitu kelihatan. (Nggak terekam?) Iya, kalau yang di jalur depan persis gini ya mungkin kelihatan, tapi kan nggak," tuturnya.

Aris menyebut pada Rabu (12/2), siswanya sudah pulang sejak pukul 17.00 WIB. Meski begitu, dia tak menampik jika SMK Dr Tjipto kerap kali jadi titik temu peristiwa tawuran.

"Sering sih nggak ya, cuma beberapa kali itu ada yang dulu antarwarga tapi tidak di depan sekolah persis, agak ke sana. Pernah juga di depan itu, karena titik koordinat ketemunya di depan situ. Publik sering kali salah perkiraan kalau yang tawuran dari SMK Dr Tjipto," jelasnya.

Dia menyebut area jalan di depan sekolahnya cukup sepi dan strategis. Namun, hal itu justru dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk tawuran maupun aksi vandalisme.

"Seringkali di DM (direct message) IG (Instagram) itu yang sering dibuat titik temu itu kan sini. Jadi mohon nanti pihak terkait bisa berkoordinasi dan memperketat keamanan," pungkas Aris.



Hide Ads