Seorang siswa SMKN 10 Semarang, APW alias P (18), tewas diduga akibat duel yang terjadi di Jalan Barito, Rejosari, Kecamatan Semarang Timur. Ketua RT tempat tinggal korban mengungkap luka-luka yang dialami korban.
"(Dibacoknya di mana?) Lukanya di dada tembus ke paru-paru, dalam sekali, sampai punggung juga berdarah-darah. Jarinya putus tiga, jari tengah, jari kelingking, jari manis. Mungkin pakai sajamnya parang panjang," kata Ketua RT 4 RW 2, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Alimun (40), di Kelurahan Tanjung Mas, Kamis (13/2/2025).
Dia mengatakan, seorang warga di wilayahnya itu meninggal usai diduga terlibat duel antarpelajar, Rabu (12/2). Dia pertama kali mendapat informasi itu usai keluarga korban menemui dirinya untuk melihat CCTV. Keluarga korban mengaku terkejut karena mendapat kabar anaknya masuk rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin malam-malam pihak keluarga ke sini (rumah RT), mau lihat CCTV. Katanya anaknya diajak keluar temannya, keluar sehat, kok tiba-tiba dikabari masuk rumah sakit," lanjutnya.
Saat mengecek CCTV, diketahui P dijemput teman sebayanya menggunakan motor Beat sekitar pukul 18.17 WIB. Ia menyebut tak terlihat ada paksaan apapun saat momen penjemputan P.
"P di rumah dijemput temannya satu itu pakai motor Beat, jaket hijau. Pelatnya nggak kelihatan, kena sorot lampu," ujarnya.
Saat itu, P yang di rumah hanya bersama adiknya itu sempat diminta menjemput ayahnya yang tengah bekerja. Alih-alih berangkat menjemput ayahnya, P pamit hendak keluar dan meminta sang adik menjemput ayah.
"Orang tua nggak di rumah, semuanya kerja, adanya adik yang cewek, nggak tahu orang yang menjemput itu siapa. Adiknya yang cowok juga nggak tahu. P dari rumah nggak bawa apa-apa, dijemput temannya, pakai helm, berangkat. Nggak ada pemaksaan, kelihatannya sudah janjian," tuturnya.
Alimun dan orang tua P pun langsung mengecek seluruh CCTV yang ada. Sayangnya, tak terlihat di CCTV siapa orang yang menjemput dan nomor polisi motor yang dipakai.
Alimun menceritakan, orang tua P sama-sama sedang bekerja dan tiba-tiba mendapat telepon sekitar pukul 20.00 WIB bahwa P masuk rumah sakit. "Kejadiannya cepat, mungkin begitu dijemput langsung sampai SMK Dr. Tjipto lewat Jalan Ronggowarsito jadi cepat, terus langsung dikerjai di situ," ungkapnya.
"P ini sehat, nggak ada masalah apa-apa. Orangnya jarang bergaul. Kurang paham kalau neko-neko atau nggak, saya tahunya kalau di rumah, kesehariannya saya kurang paham," jelasnya.
"Tapi memang karakternya temperamental, gampang terpancing emosi, harus berantem, nggak pandang bulu. Dulu kelihatannya pernah dengar juga ikut tawuran antarsekolah," lanjutnya.
Sudah Mau Lulus
Alimun mengaku Minggu kemarin pun sempat memberikan sosialisasi kepada para orang tua untuk memperketat pengawasan. Ia tak menduga malam itu juga terjadi peristiwa mengenaskan yang menimpa warganya.
"Sekolah di SMKN 10, perkapalan, kelas 3 SMA, besoknya ujian, sudah mau lulus. Saya takutnya ada balas dendam gitu. Intinya itu P dijemput teman sebaya, tapi info yang saya terima duelnya dengan anak yang usianya lebih dewasa. Katanya pihak lawannya nggak apa-apa," jelasnya.
"Yang jemput itu pasti terlibat, tahu kejadiannya, dia mungkin juga disuruh, dia juga soalnya yang antar ke rumah sakit," sambungnya.
Sebelumnya, Kapolsek Semarang Timur Iptu Andy Susanto, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Ia menyampaikan, kejadian tersebut terjadi Rabu (12/2) kemarin sekira pukul 18.30-19.00 WIB. Korban diduga tewas akibat duel.
"Korban dan pelaku, ini masih penyelidikan, duel satu lawan satu. Korban terkena bacokan dibawa oleh saksi-saksi ke RS Pantiwilasa Citarum Hari Kamis, 13 Feb 2025. Jam 00.05 WIB dinyatakan meninggal dunia," jelasnya saat dihubungi awak media.
(afn/ahr)