Siswa SMKN 10 Semarang Tewas Dibacok, Diduga Korban Duel Antarpelajar

Siswa SMKN 10 Semarang Tewas Dibacok, Diduga Korban Duel Antarpelajar

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 13 Feb 2025 12:39 WIB
Suasana kediaman APW (18), di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Utara, Kamis (13/2/2025).
Suasana kediaman APW (18), di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Utara, Kamis (13/2/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Insiden pembacokan terjadi di Jalan Barito, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. Insiden tersebut mengakibatkan seorang siswa SMKN 10 Semarang, APW alias P (18) asal Tanjung Mas tewas.

Ketua RT 4 RW 2, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Alimun (40), mengatakan seorang warga di wilayahnya itu meninggal usai dijemput remaja lainnya. Remaja itu diduga duel dengan sesama pelajar.

"(Korban) Sekolah di SMKN 10, perkapalan, kelas 3 SMA, besoknya ujian, sudah mau lulus. Saya takutnya ada balas dendam gitu," Alimun saat ditemui detikJateng di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kamis (13/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya itu P dijemput teman sebaya, tapi info yang saya terima duelnya dengan anak yang usianya lebih dewasa. Katanya pihak lawannya nggak apa-apa," sambung dia.

Ia mengatakan keluarga P sempat meminta mengecek CCTV yang ada di sekitar rumah, Rabu (12/2) malam. Sebab, kabar meninggalnya P begitu mendadak dan membuat keluarganya kaget.

ADVERTISEMENT

"Iya betul (ada pembacokan), malam-malam pihak keluarga ke sini, mau lihat CCTV. Katanya anaknya diajak keluar temennya, keluar sehat kok tiba-tiba dikabari masuk rumah sakit," kata Alimun.

Saat mengecek CCTV, diketahui P dijemput teman sebayanya menggunakan motor Beat pukul 18.17 WIB. Ia menyebut tak terlihat ada paksaan apapun saat momen penjemputan P.

"P di rumah dijemput temennya satu itu pakai motor Beat, jaket hijau. Pelatnya nggak kelihatan, kena sorot lampu," ujarnya.

Saat itu, P yang di rumah hanya bersama adiknya itu sempat diminta menjemput ayahnya yang tengah bekerja. Alih-alih berangkat menjemput ayahnya, P pamit hendak keluar dan meminta sang adik yang menjemput ayahnya.

"Orang tua nggak di rumah, semuanya kerja, adanya adik yang cewek, nggak tahu orang yang menjemput itu siapa. Adiknya yang cowok juga nggak tahu. P dari rumah nggak bawa apa-apa, dijemput temannya, pakai helm, berangkat. Nggak ada pemaksaan, kelihatannya sudah janjian," tuturnya.

Alimun dan orang tua P pun langsung mengecek seluruh CCTV yang ada. Sayangnya, tak terlihat di CCTV siapa orang yang menjemput, dan nomor polisi motor yang dipakai. Alimun menceritakan orang tua P sama-sama sedang bekerja dan tiba-tiba mendapat telepon sekitar pukul 20.00 WIB jika APW masuk rumah sakit.

"Kejadiannya cepat, mungkin begitu dijemput langsung sampai SMK Dr. Tjipto lewat Jalan Ronggowarsito jadi cepat, terus langsung dikerjai di situ," ungkapnya.

P pun sempat dirawat dan mendapat operasi. Nahasnya, sekitar pukul 00.00 WIB nyawa korban tak tertolong dan dikabarkan meninggal dunia dengan beberapa luka di badan.

"Lukanya (bacok) di dada tembus ke paru-paru, dalam sekali, sampai punggungnya juga berdarah-darah. Jarinya putus tiga, jari tengah, jari kelingking, dan jari manis. Mungkin pake sajamnya parang panjang," jelasnya.

Sosok Korban

Korban dimakamkan hari ini. Tampak ada beberapa warga setempat yang melayat di kediaman P. Pihak keluarga pun masih dalam kondisi berduka. Alimun mengungkap pihak sekolah juga sudah datang melayat.

"P ini sehat, nggak ada masalah apa-apa. Orangnya jarang bergaul. Kurang paham kalau neko-neko atau nggak, saya tahunya kalau di rumah, kesehariannya saya kurang paham," jelasnya.

"Tapi memang karakternya temperamental, gampang terpancing emosi, harus berantem, nggak pandang bulu. Dulu kelihatannya pernah dengar juga ikut tawuran antarsekolah," lanjutnya.

Alimun mengaku minggu kemarin pun sempat memberikan sosialisasi kepada para orang tua untuk memperketat pengawasan. Ia tak menduga malam itu juga terjadi peristiwa mengenaskan yang menimpa warganya.

"Yang jemput itu pasti terlibat, tahu kejadiannya. Dia mungkin juga disuruh, dia juga soalnya yang antar ke rumah sakit," ujarnya.

Tanggapan Polisi

Dimintai konfirmasi, Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy Susanto membenarkan adanya duel satu lawan satu antarpelajar di SMK Dr Tjipto, Rabu malam tadi.

"(Ada duel antarpelajar di SMK Dr Tjipto) Betul. Masih dalam penyelidikan bersama Tim Resmob Sat Reskrim Polrestabes Semarang. Sabar njih," kata Andy melalui pesan singkat kepada awak media.




(apu/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads