Insiden duel maut antarpelajar terjadi di depan SMK Dr Tjipto Semarang. Pihak sekolah menegaskan insiden yang menewaskan seorang siswa SMKN 10 itu tak melibatkan siswa SMK Dr Tjipto.
"Kalau tawuran kemarin nggak ada siswa sini, katanya SMKN mana sama SMKN 10, yang meninggal SMKN 10," kata Kepala SMK Dr Tjipto, Aris Setyawan, saat ditemui detikJateng di kantornya, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur, Kamis (13/2/2025).
Aris pun membenarkan adanya peristiwa perkelahian antarpelajar yang terjadi di depan sekolahnya, Rabu (12/2). Namun, ia mengaku tak mengetahui kronologi kejadian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya saya nggak paham kapan waktunya ya. Cuma saya dapat info tadi pagi dari Pak Bhabin, mau melihat CCTV yang ada di SMK Dr. Tjipto karena ada kejadian perkelahian, duel," kata Aris.
"Padahal saya sendiri kan tadi malam di sini sampai habis magrib, nggak ada kejadian apa-apa sama sekali. Kita kemarin pulang bareng-bareng sekitar jam 19.00 WIB," lanjutnya.
Ia menjelaskan CCTV sekolah pun tak merekam peristiwa yang disebut terjadi di sekolahnya itu. Ia menduga, peristiwa duel itu tak terekam kamera CCTV sekolah.
"CCTV kita agak jauh sih, yang di depan bengkel. Mungkin kalau keluar sana nggak begitu kelihatan. (Nggak terekam?) Iya, kalau yang di jalur depan persis gini ya mungkin kelihatan, tapi kan nggak," tuturnya.
Aris menyebut pada Rabu (12/2), para siswanya sudah pulang sejak pukul 17.00 WIB. Meski begitu, dia tak menampik jika SMK Dr Tjipto kerap kali jadi titik temu peristiwa tawuran.
"Sering sih nggak ya, cuma beberapa kali itu ada yang dulu antarwarga tapi tidak di depan sekolah persis, agak ke sana. Pernah juga di depan itu, karena titik koordinat ketemunya di depan situ. Publik sering kali salah perkiraan kalau yang tawuran dari Dr Tjipto," jelasnya.
Dia menyebut area jalan di depan sekolahnya cukup sepi dan strategis. Namun, hal itu justru dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk tawuran maupun aksi vandalisme.
"Seringkali di DM (direct message) IG (Instagram) itu yang sering dibuat titik temu itu kan sini. Jadi mohon nanti pihak terkait bisa berkoordinasi dan memperketat keamanan," harapnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMKN 10 Semarang berinisial APW alias P (18) meninggal usai terlibat duel di depan SMK Dr Tjipto Semarang. Pemuda itu dijemput temannya dan pergi keluar dalam kondisi sehat.
"Kemarin malam-malam pihak keluarga ke sini (rumah RT), mau lihat CCTV. Katanya anaknya diajak keluar temannya, keluar sehat, kok tiba-tiba dikabari masuk rumah sakit," kata Ketua RT 4 RW 2, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Alimun (40) saat ditemui detikJateng di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kamis (13/2).
Alimun menerangkan warganya itu mengalami luka parah akibat sabetan benda tajam. Bahkan disebutkan tiga jari korban putus.
"(Dibacoknya di mana?) Lukanya di dada tembus ke paru-paru, dalam sekali, sampai punggung juga berdarah-darah. Jarinya putus tiga, jari tengah, jari kelingking, jari manis. Mungkin pakai sajamnya parang panjang," lanjutnya.
Kapolsek Semarang Timur Iptu Andy Susanto mengaku masih menyelidiki kasus duel yang menewaskan siswa SMKN 10 Semarang asal Kelurahan Tanjung Mas tersebut. Adapun, kejadian duel antarpelajar terjadi Rabu (12/2) kemarin, antara pukul 18.30-19.00 WIB.
"Korban dan pelaku, ini masih penyelidikan, duel satu lawan satu. Korban terkena bacokan dibawa oleh saksi, saksi ke RS Pantiwilasa Citarum, Hari Kamis 13 Februari 2025. Jam 00.05 WIB dinyatakan meninggal dunia," kata Andy saat dihubungi awak media, Kamis (13/2).
(ams/ams)