Sholat Nisfu Syaban Itu Sendiri atau Berjamaah? Berikut Ketentuannya

Sholat Nisfu Syaban Itu Sendiri atau Berjamaah? Berikut Ketentuannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 13 Feb 2025 15:37 WIB
Ilustrasi sholat berjamaah
Ilustrasi sholat Nisfu Syaban berjamaah. Foto: Freepik
Solo -

Malam Nisfu Syaban merupakan momen istimewa bagi umat Islam yang dipercaya sebagai malam penuh ampunan. Banyak amalan yang dapat dilakukan untuk menghidupkan malam ini, salah satunya adalah sholat sunah Nisfu Syaban. Namun, muncul pertanyaan di kalangan umat Islam: apakah sholat Nisfu Syaban lebih utama dikerjakan sendiri atau secara berjamaah?

Beberapa ulama dan tradisi tarekat sufi memberikan panduan mengenai pelaksanaan sholat ini. Salah satu rujukan yang dikenal luas berasal dari Pondok Pesantren Suryalaya yang mengikuti ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN). Mereka memiliki tata cara khusus dalam melaksanakan sholat Nisfu Syaban yang telah disampaikan oleh Almaghfurlah Syekh KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin. Berikut adalah penjelasan mengenai cara pelaksanaannya.

Lantas, seperti apakah ketentuan sholat Nisfu Syaban yang benar, apakah dikerjakan sendiri atau berjamaah? Mari simak penjelasan selengkapnya yang dihimpun dari laman resmi Nahdlatul Ulama berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sholat Nisfu Syaban Itu Sendiri atau Berjamaah?

Dalam pelaksanaannya, sholat Nisfu Syaban dapat dilakukan secara sendiri maupun berjamaah. Berdasarkan panduan dari Pondok Pesantren Suryalaya, sholat ini lebih utama jika dikerjakan secara berjamaah karena mempererat kebersamaan dalam ibadah dan meningkatkan keberkahan.

Namun, tidak ada dalil yang mewajibkan sholat Nisfu Syaban dilakukan berjamaah. Oleh karena itu, bagi yang tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya berjamaah, tetap diperbolehkan untuk mengerjakannya sendiri di rumah. Tradisi tarekat sufi lebih mengutamakan kebersamaan dalam ibadah, namun pelaksanaan secara individu tetap memiliki keutamaan tersendiri.

ADVERTISEMENT

Ketentuan dan Tata Cara Melaksanakan Sholat Nisfu Syaban

Berikut adalah tata cara melaksanakan sholat sunah Nisfu Syaban berdasarkan panduan dari Syekh KH. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin serta rujukan dari kitab-kitab klasik seperti Gunyah Li Thalibi Thariqil Haq karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali:

1. Niat Sholat Nisfu Syaban

Niat dalam sholat ini adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ أُصَلِّيَ سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu ushalli sunnata nisfi sya'bāna rak'ataini lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku berniat melaksanakan sholat sunah Nisfu Syaban dua rakaat karena Allah Ta'ala."

2. Jumlah Rakaat dan Pelaksanaan

Sholat ini dikerjakan sebanyak 100 rakaat (dengan 50 kali salam). Lebih utama jika dilakukan secara berjamaah, tetapi juga boleh dilakukan sendiri. Pelaksanaan dimulai setelah sholat sunah ba'diyah maghrib dan dapat dilanjutkan setelah sholat Isya.

3. Bacaan dalam Sholat Nisfu Syaban

Setiap rakaat setelah membaca surat Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 10 kali. Bacaan ini didasarkan pada rujukan dari kitab-kitab tasawuf yang menjelaskan bahwa membaca Al-Ikhlas dalam jumlah tertentu memiliki keutamaan besar dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. Doa Setelah Sholat Nisfu Syaban

Setelah sholat, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
أَللّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَآإِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَالَّلاجِـءِيْنَ، وَجَارَالْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وَأمَانَ الْخَاءِفِيْنَ. أَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّ أَوْمَحْرُوْمًا أَوْمَطْرُوْدًا أَوْمُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ. اللّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِي وَاقْتَارَ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ فِى أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَا بِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: يَمْحُوْا اللّٰهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ. إِلٰهِي بِالتَّجَلِّيِّ الْأَعْظَامِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّم الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ: أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْإِكْرَمُ. وَصَلَّى اللّٰهُ تَعَالَى عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِهٖ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُلِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allāhumma yā dzal-manni wa lā yumannu 'alayh, yā dzal-jalāli wal-ikrām, yā dzath-thauli wal-in'ām, lā ilāha illā anta, zhahral-lājī'īn, wa jāral-mustajīrīn, wa amānal-khā'ifīn. Allāhumma in kunta katabtani 'indaka fī ummil-kitābi syaqiyyān, aw mahrūmān, aw matrūdan, aw muqattaran 'alayya fī rizqī, famhu. Allāhumma bi fadhlika syaqāwatī wa hirmānī, wa tardī wa iqtāra rizqī, wa atsbitnī 'indaka fī ummil-kitābi sa'īdan, marzūqan, muwaffaqan lil-khairāt. Fa innaka qulta wa qawluka al-haqqu fī kitābikal-munzali 'alā lisāni nabiyyikal-mursal: "Yamhu-llāhu mā yasyā'u wa yutsbit, wa 'indahu ummul-kitāb." Ilāhī bit-tajallīl a'zham, fī laylatin-nisfi min syahri sya'bān al-mukarram, allatī yufraqu fīhā kullu amrin hakīm wa yubram. As'aluka an taksyifa 'annā minal-balā'i mā na'lamu wa mā lā na'lam, wa mā anta bihi a'lam. Innaka antal-a'azzu al-akram. Wa shallallāhu ta'ālā 'alā sayyidinā Muhammadin, wa 'alā ālihī wa shahbihī wa sallam. Wal-hamdu lillāhi rabbil-'ālamīn.

Artinya:
Ya Allah, Dzat yang Maha Pemberi Nikmat dan tidak ada yang memberi nikmat kepada-Mu. Ya Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, Ya Dzat yang memiliki karunia dan pemberian. Tiada Tuhan selain Engkau, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan, pelindung bagi mereka yang meminta perlindungan, dan tempat aman bagi mereka yang merasa takut.

Ya Allah, jika Engkau telah menetapkan aku dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) sebagai orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu, terusir, atau sempit dalam rezeki, maka hapuslah ketetapan itu. Ya Allah, dengan anugerah-Mu, hapuslah kesengsaraanku, kekuranganku, keterusiranku, dan kesempitan rezekiku. Tetapkanlah aku dalam Ummul Kitab sebagai orang yang beruntung, mendapat rezeki, serta diberi taufik untuk melakukan kebaikan.

Sesungguhnya Engkau telah berfirman, dan firman-Mu adalah kebenaran dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada Nabi-Mu yang diutus: "Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)." (QS. Ar-Ra'd: 39).

Wahai Tuhanku, dengan kemuliaan-Mu yang agung pada malam Nisfu Sya'ban yang penuh berkah, di mana segala urusan yang penuh hikmah ditentukan dan ditetapkan, aku memohon kepada-Mu agar Engkau mengangkat dari kami segala bala (musibah), baik yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan Engkau lebih mengetahui daripada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mulia dan Maha Dermawan. Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

5. Sholat Lidaf'il Bala Setelah Sholat Nisfu Syaban

Setelah menyelesaikan sholat Nisfu Syaban, dianjurkan untuk mengerjakan sholat lidaf'il bala (sholat untuk menolak bala). Sholat ini merupakan bagian dari rangkaian ibadah yang disarankan oleh Syekh KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin untuk memohon perlindungan dari segala musibah dan mara bahaya.

Jadwal Sholat Nisfu Syaban 2025

Menurut Abdul Salam Mohd Zain dalam buku Ingin Tahu? Sholat, sholat Nisfu Syaban adalah ibadah sunah yang dianjurkan pada malam 15 Syaban. Malam ini dikenal sebagai Nisfu Syaban dan memiliki keutamaan jika dihidupkan dengan ibadah. Rasulullah SAW juga menyebutkan keutamaannya dalam hadis:

"Pada malam Nisfu Syaban (malam 15 Syaban) hendaklah beribadah malamnya dan berpuasa pada siangnya." (HR Ibn Majah dan al-Baihaqi)

Pada tahun 1446 H, bulan Syaban bertepatan dengan Februari 2025. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia yang diterbitkan Kemenag RI, malam Nisfu Syaban jatuh pada Kamis malam, 13 Februari 2025. Umat Islam yang ingin melaksanakan sholat Nisfu Syaban disunahkan mengerjakan ibadah pada malam tersebut setelah sholat Maghrib hingga sebelum waktu fajar.

Demikian penjelasan lengkap mengenai sholat Nisfu Syaban yang sebaiknya dilakukan secara berjamaah. Semoga bermanfaat, detikers!




(par/afn)


Hide Ads