Sholat Nisfu Syaban adalah amalan populer yang dikerjakan pada malam pertengahan (tanggal 15) bulan Syaban. Bagi detikers yang berniat mengerjakannya, berikut ini niat, tata cara, dan doa sholat Nisfu Syaban.
Dirujuk dari buku Mana Dalil Malam Nishfu Sya'ban? oleh Ustadz Ma'ruf Khozin, sebagian ulama menganjurkan untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban. Imam Nawawi menerangkan dalam Al-Majmu' 5/43:
قَالَ الشَّافِعِي وَأَنَا أَسْتَحِبُّ كُلَّ مَا حُكِيَتْ فِي هَذِهِ اللَّيَالِي مِنْ غَيْرِ أَنْ تَكُوْنَ فَرْضًا هَذَا آخِرُ كَلامِ الشَّافِعِي وَاسْتَحَبَّ الشَّافِعِي وَالأَصْحَابُ الإِحْيَاءَ الْمَذْكُورَ المجموع للنووي
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Asy-Syafi'i berkata: 'Saya menganjurkan semua yang diriwayatkan tentang ibadah di malam-malam tersebut (termasuk malam Nisfu Syaban), tanpa menjadikannya sebagai sesuatu yang wajib. asy-Syafi'i dan ulama Syafi'iyah menganjurkan ibadah dengan cara yang telah disebutkan."
Di Indonesia, banyak amalan yang populer dikerjakan pada malam Nisfu Syaban, salah satunya adalah sholat Nisfu Syaban. Berhubung waktu pelaksanaannya sudah ada di depan mata, pelajari niat, tata cara, beserta doa sholat tersebut via uraian berikut ini!
Niat Sholat Nisfu Syaban Berjamaah
Dikutip dari laman resmi MTS Serba Bakti Suryalaya, bila detikers mendirikan sholat Nisfu Syaban berjamaah sebagai imam, begini bacaan niatnya:
أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli sunnata Nishfi Syabân rak'ataini imâman lillâhi ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunah nisfu syaban dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta'ala."
Adapun bila detikers berjamaah sebagai makmum, niatnya menjadi:
أُصَلِّي سُنَّةَ نِصْفِ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli sunnata Nishfi Syabân rak'ataini ma'mûman lillâhi ta'ala.
Artinya: "Aku niat sholat sunah Nisfu Syaban dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Sholat Nisfu Syaban
Dirujuk dari laman NU Jawa Timur, Imam al-Ghazali dalam bukunya, Ihya Ulumiddin menerangkan bahwa sholat Nisfu Syaban terdiri atas 100 rakaat. Tiap-tiap rakaatnya membaca surat al-Fatihah, kemudian dilanjut membaca surat al-Ikhlas sebanyak 11 kali.
Sang hujjatul Islam juga memberikan tata cara kedua, yakni sholat sebanyak 10 rakaat saja. Namun, dalam tiap rakaatnya, seseorang perlu membaca surat al-Fatihah, kemudian dilanjut surat al-Ikhlas sebanyak 100 kali.
وأما صلاة شعبان فليلة الخامس عشر منه يصلي مائة ركعة كل ركعتين بتسليمة يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة وإن شاء صلى عشر ركعات يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة مائة مرة قل هو الله أحد فهذا أيضاً مروي في جملة الصلوات كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها صلاة الخير ويجتمعون فيها وربما صلوها جماعة
Artinya: "Adapun shalat sunah Sya'ban adalah malam kelima belas bulan Sya'ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah Qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjamaah." (Ihya Ulumiddin, 1: 203)
Mudahnya, tata cara sholat Nisfu Syaban adalah:
- Jumlah rakaatnya 100 atau 10.
- Dikerjakan dengan cara tiap 2 rakaat sekali salam.
- Bila dikerjakan sebanyak 100 rakaat, maka tiap rakaat membaca al-Fatihah. Lalu, dilanjut surat al-Ikhlas sebanyak 11 kali.
- Bila dikerjakan dengan 10 rakaat, maka tiap rakaatnya membaca surat al-Fatihah dan dilanjut surat al-Ikhlas 100 kali.
Doa Setelah Sholat Nisfu Syaban
Menurut penjelasan dari detikHikmah, terdapat beberapa versi doa setelah sholat Nisfu Syaban, dua di antaranya yakni:
Doa Versi Pertama
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَ اِسْمِي شَقِيًّا فِي دِيوَانِ الْأَشْقِيَاء فَامْهُ وَاكْتُبْنِي السُّعَدَاء وَإِِنْ كُنتَ اِسْمِي سَعِيدًا فِي دِيوَانِ السّعَدَاءِ فَاثْبِتْهُ فَإِنَّكَ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ الكَرَيْمِ يَمْحُو اللهُ مَايَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِندَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
Arab latin: Allahumma in kunta katabta ismii syaqiyyan fii diiwaanil asyqiyaa-i famhu waktubnii as-su'adaa-i wa in kunta ismii sa'iidan fii diiwaanis su'adaa-i fatsbithu fa innaka qulta fii kitaabikal kariimi yamhuu allaahu maa yasyaa-u wa yutsbit wa 'indahu ummul kitaabi
Artinya: "Ya Allah, jika Engkau telah mencatat namaku orang yang sengsara di tempat orang-orang yang sengsara maka hapuskanlah dan catatlah namaku di tempat orang-orang yang berbahagia. Jika Engkau telah mencatat namaku sebagai orang yang bahagia pada catatan orang-orang yang bahagia, maka tetapkanlah. Maka sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam Kitab Mu yang dimuliakan: Allah menghapus apa-apa yang Dia kehendaki dan Allah menetapkan (apa-apa yang Dia kehendaki) dan di sisi-Nya ada kitab yang pokok."
Doa Versi Kedua
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ
Arab latin: Allahumma inni as-aluka bi-anna lakal hamda, laa ilaha illa anta al-mannaan badii'us samaawaati wal ardh, yaa dzal jalali wal ikram, yaa hayyu yaa qayyum
Artinya: "Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan bahwa segala puji bagi-Mu; Tiada Tuhan selain Engkau Sang Maha Pemberi, Sang Pencipta langit dan bumi, wahai Sang Pemilik keagungan dan kedermawanan, wahai Sang Maha Hidup dan Maha Mandiri."
Pendapat Ulama Seputar Sholat Nisfu Syaban
Dirujuk dari NU Online, Imam Ghazali dalam kitabnya mencatut hadits di bawah ini sebagai landasan sholat Nisfu Syaban:
"Diriwayatkan dari Al-Hasan. Dikatakannya, 'Telah meriwayatkan kepadaku tiga puluh sahabat Nabi saw. 'Sungguh orang yang menunaikan shalat ini pada malam ini (Nisfu Sya'ban), maka Allah akan memandangnya sebanyak tujuh puluh kali dan setiap pandangan Dia akan memenuhi tujuh puluh kebutuhan. Sekurang-kurangnya kebutuhan adalah ampunan."
Hadits di atas kemudian dipermasalahkan sejumlah ulama terkait keabsahannya. Bahkan, al-Iraqi dari Mazhab Syafi'i menyebutnya bathil. Di samping hadits di atas, ada juga hadits lain yang kerap dijadikan landasan, seperti:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ: إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ : أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلَا مُسْتَرْزِقُ فَأَرْزُقَهُ ! أَلَا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ ! أَلَا كَذَا... أَلَا كَذَا... حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ
Artinya: "Dari Ali bin Abu Thalib, bahwa Rasulullah bersabda, "Apa-bila tiba malam Nisfu Syaban, sholatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman, 'Adakah yang meminta ampun kepada-Ku, Aku akan mengampuninya. Ada-kah yang meminta rizki kepada-Ku, Aku akan memberinya rizki. Adakah yang sakit, Aku akan menyembuhkannya. Adakah yang demikian.... Adakah yang demikian.... Sampai terbit fajar."(HR Ibnu Majah no 1388 dan al-Baihaqi dalam Fadha'ilul Auqat 24).
Menurut penjelasan dalam skripsi bertajuk Studi Kritik Kualitas Hadis Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban dalam Kitab Fadhail al-Awqaat karya Imam Baihaqi oleh Dwi Aprinita Lestari, para ulama menganggap hadits di atas lemah. Alasannya karena terdapat perawi yang tidak terpercaya dalam jalur periwayatannya. Wallahu a'lam bish-shawab.
Lebih lanjut, Imam Nawawi, sebagaimana dikutip dalam buku Mana Dalil Malam Nishfu Sya'ban oleh Ustadz Ma'ruf Khozin, menjelaskan:
الصَّلَاةُ الْمَعْرُوفَةُ بِصَلَاةِ الرَّغَائِبِ وَهِيَ ثِنْتَى عَشْرَةَ رَكْعَةً تُصَلَّي بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ لَيْلَةَ أَوَّلِ جُمْعَةٍ فِي رَجَبَ وَصَلَاةُ لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ مِائَةَ رَكْعَةٍ وَهَاتَانِ الصَّلَاتَانِ بِدْعَتَانِ وَمُنْكَرَتَانِ فَبِيْحَتَانِ وَلَا يَغْتَرُ بِذِكْرِهِمَا فِي كِتَابِ قُوْتِ الْقُلُوْبِ وَإِحْيَاءِ عُلُومِ الدِّينِ وَلَا بِالْحَدِيثِ الْمَذْكُورِ فِيْهِمَا فَإِنَّ كُلَّ ذَلِكَ بَاطِلٌ
Artinya: "Sholat yang dikenal dengan nama Sholat Raghaib, sebanyak 12 rakaat yang dilakukan antara Maghrib dan Isya di Jumat pertama bulan Rajab. Dan sholat di malam Nisfu Syaban sebanyak 100 rakaat. Dua sholat ini adalah bidah yang buruk dan mungkar. Jangan tertipu dengan pencantuman kedua salat ini di kitab Qut Al-Qulub dan Ihya Ulumiddin, dan jangan terpedaya dengan hadist keduanya. Sebab semua haditsnya adalah palsu." (Al-Majmu' 4/56)
Dikutip dari buku Ada Apa dengan Bulan Rajab dan Sya'ban? oleh Abu Ubaidah Yusuf, Imam az-Zabidi dalam Syarh al-Ihya' berkata:
"Sholat ini masyhur dalam kitab orang-orang belakang dari kalangan shufiyyah. Saya tidak menjumpai landasan yang shahih dari sunnah tentang sholat dan doa tersebut, kecuali amalan sebagian masayikh (guru). Para sahabat kami mengatakan, bahwa dibenci berkumpul untuk menghidupkan malam ini di masjid atau selainnya."
Demikian pembahasan ringkas mengenai niat dan tata cara sholat Nisfu Syaban. Wallahu a'lam bish-shawab.
(sto/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang