Pertengahan Syaban atau biasa dikenal dengan sebutan Nisfu Syaban adalah momen spesial yang dimiliki bulan kedelapan Hijriah. Cari tahu jadwal, amalan, doa, dalil, dan keutamaan Nisfu Syaban di bawah ini, yuk!
Dirujuk dari buku Dakwah Kreatif karya Udji Aisyah, Syaban diapit oleh dua bulan besar, yakni Rajab dan Ramadhan.
Di samping malam Nisfu Syaban, Syaikh Abu Bakar pernah menjelaskan bahwa Syaban adalah bulan persiapan untuk menghadapi Ramadhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
مَثَلُ شَهْرِ رَجَبٍ كَالرِّيْحِ، وَمَثْل شَعْبَانَ مَثَلُ الْغَيْمِ، وَمَثَلُ رَمَضَانَ مَثَلُ المطَرِ، وَمَنْ لَمْ يَزْرَعُ وَيَغْرِسْ فِي رَجَبٍ، وَلَمْ يَسْقِ فِي شَعْبَانَ فَكَيْفَ يُرِيدُ أَنْ يَحْصِدَ فِي رَمَضَانَ
Artinya: "Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Syaban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Syaban, bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan." (Lathaiful-Ma'arif libni Rajab al-Hanbali halaman 130)
Oleh karena itu, detikers perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin agar nantinya Ramadhan dapat berjalan maksimal. Ketahui informasi lengkap jadwal hingga keutamaan Nisfu Syaban.
Jadwal Nisfu Syaban 2025
Menurut penjelasan dalam buku Malam Nishfu Sya'ban tulisan Hanif Luthfi, kata 'Nisfu' berarti setengah. Sementara itu, 'Syaban' merujuk nama bulan urutan delapan dalam susunan kalender Hijriah.
Maka, jika kedua kata tersebut digabung berarti pertengahan bulan Syaban atau 15 Syaban. Dalam Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, 1 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada 31 Januari 2025.
Dengan demikian, maka pertengahan atau tanggal 15 Syaban bertepatan dengan Jumat, 14 Februari 2025. Adapun malam Nisfu Syaban dimulai pada Kamis, 13 Februari 2025 usai Matahari terbenam. Hal ini dikarenakan momen pergantian hari sistem Hijriah yang terjadi saat Matahari terbenam.
Amalan Nisfu Syaban 2025
Dianggap sebagai malam yang istimewa, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah, baik dengan niat puasa sunnah mutlak, puasa Ayyamul Bidh, maupun puasa-puasa sunnah lain. Hal ini didasarkan atas kebiasaan Rasulullah SAW yang banyak berpuasa selama Syaban berlangsung.
Diambil dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Aisyah berkata:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ, وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Artinya: "Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Syaban." (HR Bukhari no 1969 dan Muslim no 782)
Adapun pada malam Nisfu Syaban, beberapa amalan yang bisa dikerjakan adalah:
1. Sholat Sunnah Mutlak
Sholat sunnah mutlak bisa dikerjakan kapan saja tanpa memerlukan sebab tertentu. Mengutip buku Mana Dalil Malam Nishfu Sya'ban oleh Ustadz Ma'ruf Khozin, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan:
وَسُئِلَ عَنْ صَلَاةِ نِصْفِ شَعْبَانَ؟ (الْجَوَابُ) فَأَجَابَ: إِذَا صَلَّى الْإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِي جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنْ السَّلَفِ فَهُوَ أَحْسَنُ. وَأَمَّا الاجْتِمَاعُ فِي الْمَسَاجِدِ عَلَى صَلَاةٍ مُقَدَّرَةٍ. كَالاِجْتِمَاعِ عَلَى مِائَةِ رَكْعَةٍ بِقِرَاءَةِ أَلْفٍ: {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} دَائِمًا، فَهَذَا بِدْعَةٌ لَمْ يَسْتَحِبَّهَا أَحَدٌ مِنَ الأَئِمَّةِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Artinya: "Ibnu Taimiyah ditanyai soal sholat pada malam Nisfu Syaban. la menjawab: 'Apabila seseorang sholat sunah mutlak pada malam Nisfu Syaban sendirian atau berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh segolongan ulama salaf, maka hukumnya adalah baik. Adapun kumpul-kumpul di masjid dengan shalat yang ditentukan, seperti sholat seratus rakaat dengan membaca surat al Ikhlas sebanyak seribu kali, maka ini adalah perbuatan bid'ah yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama." (Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyah, II/469)
2. Membaca Surat Yasin 3 Kali
Perlu diingat sebelumnya, amalan ini tidaklah berasal dari Nabi Muhammad SAW. Adapun menurut keterangan dalam kitab Asna al-Mathalib, Syaikh Muhammad bin Darwisy menyebutnya sebagai hasil ijtihad Syaikh al-Buni. Wallahu a'lam.
"Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nisfu Syaban setelah maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon, ia adalah Syaikh al-Buni, dan ahl itu bukanlah suatu hal yang buruk." (Asna al-Mathalib, 234)
3. Mengerjakan Amalan Ibadah Lain
Disadur dari situs resmi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, pada malam Nisfu Syaban, detikers dapat mengerjakan berbagai amalan ibadah lain. Sebut saja beristighfar, membaca Al-Quran, hingga mendirikan sholat malam.
Keterangan senada juga dikatakan oleh Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri:
وَهَذِهِ الْأَحَادِيثُ كُلُّهَا تَدُلُّ عَلَى عَظِيمٍ خَطَرٍ لَيْلَةٍ نِصْفِ شَعْبَانَ وَجَلَالَةِ شَأْتِهَا وَقَدْرِهَا وَأَنَّهَا لَيْسَتْ كَاللَّيالي الأخرِ فَلا يَنْبَغِي أَنْ يُغْفَلَ عَنْهَا بَلْ يُسْتَحَبُّ إِحْيَاءُهَا بِالْعِبَادَةِ وَالدُّعَاءِ وَالذِكرِ وَالْفِكْرِ
Artinya: "Hadits-hadits ini secara keseluruhan menunjukkan keagungan malam Nisfu Syaban, dan malam tersebut tidak sama dengan malam-malam yang lain. Dan dianjurkan untuk tidak melupakannya, bahkan dianjurkan untuk menghidupinya dengan ibadah, doa, dzikir, dan tafakkur." (Syarah Misykat al-Mashabih 4/341)
Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban
Dikutip dari NU Online, berikut ini doa yang dikenal dengan sebutan doa malam Nisfu Syaban:
اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
Arab Latin: Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn.
Artinya, "Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.' Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT."
Doa ini bisa detikers temukan dalam kitab Maslakul Akyar oleh Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya. Menurut penjelasan dari buku Ada Apa dengan Bulan Rajab dan Sya'ban oleh Abu Ubaidah Yusuf, doa di atas disebut sebagai buatan Syaikh al-Buni sebagaimana keterangan dalam Asna al-Mathalib. Wallahu a'lam.
Dalil dan Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Tentang malam Nisfu Syaban, banyak hadits yang memuat keutamaannya. Namun, banyak di antaranya yang dilemahkan atau bahkan dianggap palsu oleh ulama hadits. Jadi, adakah dalil tentang malam Nisfu Syaban yang shahih?
Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal tentang keutamaan malam Nisfu Syaban. Hadits ini dihukumi shahih karena jalur periwayatannya yang banyak.
عَنْ مُعَادِ بن جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ اللهِ قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ الجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمي ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطني وابنا ماجه وحبان في صحيحه عن ابي موسى و ابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار)
Artinya: "Dari Mu'adz bin Jabal, "Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nisfu Syaban, kemudian la akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)'". (HR Thabrani fi Al Kabir no 16639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu'ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma' Al Zawaid 3/395)
Dikutip dari buku Kumpulan Artikel Sya'ban dan Ramadhan oleh Ammi Nur Baits, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga memberi keterangan tentang malam Nisfu Syaban:
"...Pendapat yang dipegang mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Mazhab Hanbali adalah meyakini adanya keutamaan malam Nisfu Syaban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadits yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para sahabat dan tabi'in..." (Majmu' Fatawa, 23/123)
Dapat disimpulkan bahwasanya malam Nisfu Syaban memang memiliki keutamaan khusus. Pada malam tersebut, Allah SWT akan memberi pengampunan kepada yang dikehendaki-Nya sebagaimana redaksi hadits di atas. Wallahu a'lam bish-shawab.
Demikian pembahasan lengkap mengenai Nisfu Syaban, mulai dari jadwal hingga keutamaannya. Semoga bermanfaat!
(par/dil)