Sindiran 'jeglongan sewu' atau 'jalan seribu lubang' yang dulu kerap disematkan untuk menggambarkan kondisi jalanan pun kini sirna.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sragen, Aribowo mengatakan sejak dilantik, Yuni memprioritaskan perbaikan jalan dan jembatan di Sragan.
"Jadi memang benar itu untuk kegiatan perbaikan jalan dan jembatan menjadi prioritas beliau," katanya dihubungi detikJateng, Sabtu (9/11/2024).
Dari data Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) kondisi jalan mantap di Sragen pada tahun 2016 sepanjang 546,63 kilometer atau 53,58 persen. Sedangkan, di tahun 2023 kondisi jalan mantap di Kabupaten Sragen mencapai 897,21 kilometer atau 87,94 persen.
Salah satu program yang bisa menyelesaikan persoalan jalan yakni pintas pinggiran. Di mana, di tahun ini sudah ada 20 ruas jalan pinggiran yang terselesaikan.
"Terkait kemantapan jalan menjadi lebih besar itu termasuk juga ada program baru yang namanya program pintas pinggiran. Tahun ini sudah terselesaikan di 20 jalan dan jembatan. Tersebar di beberapa Kecamatan dengan total anggaran di tahun 2024 sebanyak Rp 15 miliar," ujarnya.
Ari tidak menampik bahwa dulu Kabupaten Sragen mendapat julukan sebagai wisata jeglongan sewu. Salah satu jalan yang disebut jeglongan sewu yakni di ring road selatan.
"Iya betul kalau dulu (disebut wisata jeglongan sewu). Yang paling parah itu di ring road Selatan, akhirnya Ibu (Bupati) meminjam ke Bank Jateng untuk memperbaiki jalan," pungkasnya.
Bupati Yuni mengapresiasi kerja keras jajarannya dalam mengentaskan jalanan rusak di Sragen. Keberhasilan ini menegaskan komitmen Pemkab Sragen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakatnya.
"Dulu sempat muncul sindiran wisata jeglongan sewu. Dengan kerja keras, separuh jalan yang rusak berhasil diperbaiki," kata Bupati Yuni, beberapa waktu lalu.
(prf/prf)