Masjid Al Ikhlas di Dukuh Mendungan, Desa Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, mendapat ulasan buruk dari netizen di Google Maps dan viral di media sosial. Pengurus masjid sudah memberikan penjelasan. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo juga buka suara.
Kepala Kantor Kemenag Sukoharjo, Muh Mu'alim mengatakan belum mengetahui secara detail permasalahan di masjid tersebut. Dia akan berkoordinasi dulu dengan Kemenag di Kecamatan Kartasura.
"Nanti kami akan koordinasi dulu untuk penanganannya. Kami juga belum mendapatkan surat (laporannya). Tapi secara umum, masjid bisa digunakan untuk umum," kata Mu'alim saat dihubungi wartawan, Rabu (25/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak ramai wajar, kan dunia anak-anak memang seperti itu, tapi diperingatkannya yang bijak saja. Karena kalau anak nanti tidak terbiasa ke masjid, malah nanti ke depannya kurang baik," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, Masjid Al Ikhlas di Mendungan, Sukoharjo, itu viral setelah mendapat ulasan buruk di Google Maps. Banyak netizen yang memberikan bintang 1 dengan komentar miring.
Menurut Ketua RT setempat, Sunardi (58), memang ada satu oknum pengurus masjid yang sering mengingatkan jamaah.
"Itu cuma oknum, bukan kebijakan takmir. Itu hanya salah paham penyampaian saja," kata Sunardi saat ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (25/9).
Sunardi mengatakan, oknum tersebut kalau mengingatkan orang diakui nadanya cukup tinggi. Hal itu membuat jamaah yang belum pernah beribadah di Masjid Al-Ikhlas menjadi salah paham.
"Kadang orang belum siap menerima kata-kata yang rodok banter (agak keras), tapi sebenarnya niatnya baik. Misal kalau kita ke masjid menggunakan pakaian yang bagus, kan memang tuntunannya seperti itu," ucapnya.
Sunardi juga menyebut masjid itu menyediakan baju koko serta mukenah bagi para jemaah. Soal masjid yang sering dikunci, dia bilang itu menyangkut faktor keamanan dan kebersihan.
Kemudian, terkait masalah rokok dan penggunaan ponsel, sudah tertera larangannya di area masjid. Sementara untuk anak-anak, dia mengimbau para orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka agar tak mengganggu jemaah lain yang ingin beribadah.
"Kalau anak-anak usia di bawah 7 tahun itu kan menjadi tanggung jawab orang tua atau walinya. Jadi kalau anak-anak itu playon (lari-larian), yang diingatkan ya orang tuanya, agar tidak mengganggu jemaah lain yang sedang beribadah," jelasnya.
Dia menyebut orang-orang yang meninggalkan ulasan buruk tersebut adalah pendatang. Oleh karena itu, mereka kaget saat diingatkan oknum pengurus masjid, sedangkan warga sekitar sudah terbiasa.
Namun, ia mengatakan hal tersebut akan tetap menjadi evaluasi pihak takmir untuk memberikan pelayanan kepada jemaah.
"Jadinya tidak usah diperpanjang tidak usah diperdebatkan. Nanti kita sebagai nganu ya berusaha memperbaiki," ucapnya.
Dalam di Google Maps yang dilihat detikJateng pada Rabu (25/9/2024), ada sejumlah netizen yang mengeluhkan sikap takmir masjid itu yang dinilai kasar saat menegur jemaah. Mereka juga menceritakan beberapa pengalamannya saat salat di masjid hingga memberikan saran.
"Kurang paham dg pemahaman takmir masjid ini....tdk punya adab dlm menegur, pdhl sesama muslim itu bersaudara....pdhl ana sdh keluar dari masjid dan berada diparkiran mau aktifkan hp tapi dibentak....semoga pengurusnya diberi hidayah dan ilmu juga lebih mengedepankan adab," tulis akun Har***, dikutip detikJateng dari Google Maps.
(dil/ams)