Masjid di wilayah Dukuh Mendungan, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo mendapatkan penilaian burut di Google Maps. Masjid bernama Al Ikhlas itu pun viral usai banyak netizen yang menuliskan beragam pengalamannya saat berada di masjid tersebut. Berikut fakta-faktanya.
Viral di Media Sosial
Nama Masjid Al Ikhlas mendadak ramai di media sosial usai banyak yang memberikan tanggapan buruk di Google Maps. Sebagaimana dilihat detikJateng pada Rabu (25/9/2024), banyak yang menuliskan pengalaman tidak mengenakan saat berada atau pun salat di masjid tersebut.
Netizen kebanyakan mengeluhkan terkait sikap takmir masjid yang dinilai kasar saat menegur jemaah yang salat di masjid tersebut. Mereka juga menceritakan beberapa pengalamannya saat salat di masjid hingga memberikan saran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurang paham dg pemahaman takmir masjid ini....tdk punya adab dlm menegur,pdhl sesama muslim itu bersaudara....pdhl ana sdh keluar dari masjid dan berada di parkiran mau aktifkan hp tapi dibentak....semoga pengurusnya diberi hidayah dan ilmu juga lebih mengedepankan adab," tulis akun Harry Soc.
"Tadi Maghriban disini baru di HALAMAN lho, buka hp buat mode pesawat dibilangin "mas matiin hp" halus ya tak jawab ngeh ni baru tak mode ..ehh ada yg datang dengan nada MEMBENTAK "RASAHNJAWAB". Astaghfirullah nek tak ladeni kok Yo memalukan Jd ak diam sembari di hati bertanya aturan ngendi dan yang diikuti imamnya siapa ,,kalau ikut Sunnah dan adab ROSULULLOH SHOLOLLOHALAIHI WASSALAM ngk mungkin .aku wudhu masuk ada yg deketin halus dia nyaranin untuk pakai baju KOKO ,,untung masih ada kalau ngk apa ngk boleh sholat dimasjid ini!! MAsjid apa mushola Jane?" cerita akun lainnya bernama Roni Anto.
Tanggapan Ketua RT
Ramainya review buruk itu pun diketahui oleh Ketua RT setempat, Sunardi(58). Sunardi menyampaikan, apa yang disampaikan netizen tersebut hanyalah oknum pengurus masjid saja. Dan bukan kebijakan dari takmir.
"Itu cuma oknum, bukan kebijakan takmir. Itu hanya salah paham penyampaian saja," kata Sunardi saat ditemui awak media di kediamannya, Rabu (25/9/2024).
Lebih lanjut, Sunardi mengatakan oknum pengurus masjid memang sering mengingatkan jemaah menggunakan nada tinggi. Hal itu yang mungkin membuat jemaah salah paham.
"Kadang orang belum siap menerima kata-kata yang rodok banter (agak keras), tapi sebenarnya niatnya baik. Misal kalau kita ke masjid menggunakan pakaian yang bagus, kan memang tuntunannya seperti itu," ucapnya.
Sejumlah Larangan di Masjid
Selain itu, Sunardi menyebut masjid tersebut juga menyediakan pakaian koko serta mukenah bagi para jemaah. Sedangkan untuk masalah masjid yang sering dikunci, hal itu menyangkut faktor keamanan, dan kebersihan.
Kemudian, terkait masalah rokok dan penggunaan ponsel, sudah tertera larangannya di area masjid. Sementara untuk anak-anak, dia mengimbau para orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka agar tak mengganggu jemaah lain yang ingin beribadah.
"Kalau anak-anak usia di bawah 7 tahun itu kan menjadi tanggung jawab orang tua atau walinya. Jadi kalau anak-anak itu playon (lari-larian), yang diingatkan ya orang tuanya, agar tidak mengganggu jemaah lain yang sedang beribadah," jelasnya.
Minta Tak Diperpanjang
Sunardi menyebut orang-orang yang meninggalkan ulasan buruk tersebut adalah pendatang. Oleh karena itu, mereka kaget saat diingatkan oknum pengurus masjid, sedangkan warga sekitar sudah terbiasa.
Namun, ia mengatakan hal tersebut akan tetap menjadi evaluasi pihak takmir untuk memberikan pelayanan kepada jemaah.
"Jadinya tidak usah diperpanjang tidak usah diperdebatkan. Nanti kita sebagai nganu ya berusaha memperbaiki," ucapnya.
Respons Kemenag Sukoharjo
Ramainya pemberitaan soal masjid Al Ikhlas membuat pihak Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo angkat bicara. Kepala Kantor Kemenag Sukoharjo, Muh Mu'alim,mengatakan belum mengetahui secara detail permasalahan di masjid tersebut. Meski begitu, pihaknya akan berkoordinasi dulu dengan Kemenag di Kecamatan Kartasura.
"Nanti kami akan koordinasi dulu untuk penanganannya. Kami juga belum mendapatkan surat (laporannya). Tapi secara umum, masjid bisa digunakan untuk umum," kata Mu'alim saat dihubungi wartawan, Rabu (25/9/2025).
"Anak-anak ramai wajar, kan dunia anak-anak memang seperti itu, tapi diperingatkannya yang bijak saja. Karena kalau anak nanti tidak terbiasa ke masjid, malah nanti ke depannya kurang baik," sambung dia.
(apl/apl)