Masjid di Kartasura Dapat Review Buruk, Takmir Minta Maaf dan Beri Penjelasan

Masjid di Kartasura Dapat Review Buruk, Takmir Minta Maaf dan Beri Penjelasan

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Kamis, 26 Sep 2024 20:39 WIB
Masjid Al Ikhlas di Dukuh Mendungan, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, yang viral karena mendapatkan ulasan buruk di Google Maps, Rabu (25/9/2024).
Masjid Al Ikhlas di Dukuh Mendungan, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (25/9/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Sukoharjo -

Masjid Al Ikhlas di Dukuh Mendungan, Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, mendapat ulasan buruk dari sejumlah netizen di Google Maps hingga viral di media sosial. Merespons hal itu, Ketua Takmir Masjid Al Ikhlas, Ahmad Muzayin, menyampaikan permohonan maaf dan memberikan sejumlah penjelasan.

"Pertama saya sampaikan, kami selaku takmir mohon maaf kepada para jemaah yang mungkin sempat mampir di masjid Al Ikhlas, sedangkan mendapat mungkin perlakuan kurang menyenangkan," kata Muzayin saat ditemui wartawan di kediamannya, Kamis (26/9/2024).

Muzayin mengatakan, pihak pengurus masjid sudah mengetahui soal ulasan netizen yang jadi viral belakangan ini. Dia menyampaikan, imam di Masjid Al Ikhlas memang mengondisikan jemaah agar ibadah bisa khusyuk dan nyaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya dari imam adalah untuk mengondisikan jemaah. Jadi tidak itu orang luar atau jemaah kita sendiri, itu memang dari imam, salat itu bisa khusyuk, salat itu bisa nyaman," ujar Muzayin.

Muzayin juga mengklarifikasi sejumlah ulasan netizen di Google Maps itu. Seperti soal merokok di lingkungan masjid, hal itu memang sudah ada papan peringatan larangannya. Juga soal penggunaan handphone (HP). Jika menggunakan HP untuk membaca Al-Quran, setahu Muzayin hal itu dipersilakan.

ADVERTISEMENT

"Imam kami itu kalau mengingatkan sebetulnya pertama itu kadang-kadang tidak bersuara, cuma menunjukkan 'Mas, itu'. Ditunjukkan tulisannya itu. Biasanya banyak yang sudah, 'oh ya Pak mohon maaf Pak'. Tapi mungkin mengingatkan, 'Mas main HP?' 'Tidak Pak, saya baca Al-Quran', itu juga dipersilakan," jelasnya.

Mengenai anak-anak yang berisik saat salat, Muzayin mengatakan, imam sebetulnya sayang kepada anak-anak. Sehingga dia meminta wali dari anak tersebut agar menjaga.

"Tapi ya mohon maaf namanya punya anak kalau tidak terkondisikan, tidak terjaga, apalagi diingatkan tidak merespons, kadang ustaz memang temperaturnya itu agak tinggi, jadi mengingatkannya dengan nada keras. Saya mengakui itu, mengingatkan dengan nada keras. Tapi itu setahu saya itu bukan (peringatan) yang pertama. Kalau (peringatan) pertama tetap dengan lemah lembut," kata Muzayin.

Mengenai pakaian saat salat, Muzayin bilang, semisal ada jemaah mengenakan kaus yang ada tulisannya yang kurang pas, memang diminta memakai baju yang disediakan pihak masjid.

"Dari takmir menyediakan baju. Apabila yang mungkin dari Pak Imam, mosok salat menghadap Yang Kuasa kok pakaiannya semacam itu. Mungkin menurut imam kami kurang kurang pas, sehingga imam kami memberikan peringatan seperti itu," ujar dia.

Menurut Muzayin, ada jemaah di Masjid Al Ikhlas yang berterima kasih dengan pengondisian semacam itu. Tapi ada juga jemaah yang merasa kurang berkenan.

Dia menambahkan, saran dari para jemaah menjadi masukan bagi pengurus masjid. Pengurus masjid sudah melakukan pertemuan pada Senin (23/9) malam.

"Kami sekali lagi mohon maaf kepada jemaah yang kurang berkenan dan saya minta tolong tidak usah diperpanjang lebar," ucapnya.

"Kami dari pengurus, kemarin (Senin) sudah kami kumpul untuk konfirmasi demikian ini. Kami secara terbuka, kami menyadari kalau ada yang kurang, ada perbaikan saya siap juga. Saya malah senang, ada peringatan ada masukan, berarti kita akan siap berbenah. Semua manusia pasti ada kekurangannya juga," imbuh Muzayin.




(dil/apu)


Hide Ads