Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Jateng) mencatat ada 90 orang meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD). Kasus kematian akibat DBD terbanyak terjadi di Jepara dengan 20 kasus.
"90 kasus meninggal tersebar di 35 kabupaten/kota ya memang ada angka kenaikan tapi data yang dilaporkan kebanyakan di e-report jadi kebanyakan puncak kasusnya terjadi di Januari-Februari," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah melalui sambungan telepon, Selasa (26/3/2024).
Irma menyebut mayoritas pasien meninggal ialah anak berusia 5-14 tahun. Dia mengingatkan agar orang tua lebih waspada terhadap gejala DBD terutama cara-cara pencegahan dengan memberi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebanyakan anak-anak ya 5-14 tahun ya, sebagian besar yang di Jepara seperti itu. Anak-anak itu yang pertama lebih mudah jatuh ke syok, anak-anak kadang nggak tahu ya kalau sakit untuk bilang atau apa. Jadi kepekaan orang tua sangat berpengaruh dan tentu saja imunitasnya kan berbeda dengan orang biasa," tambahnya.
Kasus Terbanyak di Jepara
Kasus meninggal akibat DBD terbanyak berada di Jepara disusul Kendal. Sedangkan untuk kasus DBD terbanyak berada di Grobogan dengan 286 kasus dari total 3.283 kasus.
"Yang paling banyak memang kemarin Jepara ya 20 kasus sama Kendal 15," ujarnya.
Padahal, sepanjang tahun 2023 jumlah kasus DBD berada di angka sekitar 6.500 dengan 114 kasus kematian.
"Trennya perkembangan kasusnya ini kan sepanjang 2023 kan 6.500 kasus, 2024 ini baru sampai bulan Maret, triwulan 1 itu sudah 3.000 kasus tapi ini kita masih audit karena kan belum tentu semua DBD bisa jadi ada demam tinggi juga masuk laporan," jelasnya.
Dia menilai peningkatan kasus DBD terjadi karena cuaca yang mendukung untuk perkembangan nyamuk. Pemprov Jateng juga sudah meminta bupati/wali kota untuk meningkatkan kegiatan promosi pencegahan DBD.
"Secara umum di (kebanyakan) Pantura Timur atau Pantura ya, kemarin memang dari kita melakukan studi epidemiologi di Jepara sih karena banyak pos-pos rumah nyamuk ya jadi tidak hanya di bak mandi atau genangan tapi misal ada di sepatu kehujanan kan ada genangan di situ nggak nyangka ya ternyata jentiknya dicek banyak atau di cekungan daun, di taman atau di pipa-pipa genting ada air menggenang," terangnya.
(apl/ams)