DBD Renggut 9 Nyawa di Klaten, 3 di Antaranya Bayi 7 Bulan

DBD Renggut 9 Nyawa di Klaten, 3 di Antaranya Bayi 7 Bulan

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 22 Mar 2024 15:26 WIB
Kepala Dinas kesehatan Pemkab Klaten dokter Anggit Budiarto.
Kepala Dinas kesehatan Pemkab Klaten dokter Anggit Budiarto. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Sembilan warga Klaten meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD) di Klaten hingga saat ini. Dari total kasus kematian tersebut, tiga di antaranya menimpa bayi berusia 7 bulan.

"Sampai minggu ke-11, jumlah total kasus DBD ada 166 kasus. Sembilan di antaranya meninggal dunia," ungkap Sub koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Wahyuning Nugraheni kepada detikJateng, Jumat (22/3/2024) siang.

Dijelaskan Wahyuning, dari total sembilan kasus kematian DBD tersebut ada delapan orang anak-anak dan satu orang dewasa. Dari delapan anak yang meninggal dunia itu tiga di antaranya bayi berusia tujuh bulan.

"Dari yang delapan anak itu, tiga di antaranya usia tujuh bulan. Sementara pada tahun 2023 di periode yang sama yaitu Minggu ke-11 hanya ada 101 kasus dan tujuh kematian," jelas Wahyuning Nugraheni.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto menyatakan, dilihat dari jumlah kasus di periode yang sama tahun lalu, tahun ini meningkat. Baik jumlah kasus maupun jumlah kematian.

"Baik jumlah kasus maupun kematian. Tapi kenaikan itu juga terjadi di seluruh wilayah di Jawa Tengah, kita kemarin zoom dengan provinsi," ungkap Anggit kepada detikJateng.

Anggit menyatakan, untuk mengerem kasus DBD Dinas sudah membuat surat edaran. Surat edaran tersebut ditandatangani oleh Sekda dikirimkan ke kecamatan.

"Kita sudah bikin surat edaran Pak Sekda yang disampaikan camat dan kades. Pencegahan utama tetap dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," jelas Anggit.

Bagi masyarakat yang mengalami gejala demam dan pusing terus menerus, kata Anggit, diminta segera ke layanan kesehatan. Tujuannya agar segera mendapatkan penatalaksanaan yang baik.

"Warga yang panas dan pusing yang sangat kami imbau segera mendatangi layanan kesehatan. Dengan begitu bisa segera mendapatkan pemeriksaan fisik dan laboratorium," imbuh Anggit.




(apl/apu)


Hide Ads