Di sudut Alun-alun Kota Semarang terletak sebuah makam yang tak diketahui siapa namanya. Konon, dia merupakan pejuang yang tewas saat Pertempuran Lima Hari di Semarang tahun 1945.
Makam tersebut terletak di sudut kiri gerbang Alun-alun Semarang, tepat berada di depan Masjid Agung Kauman. Saat Alun-alun direnovasi sekitar tahun 2019, makam itu juga ikut dibangun dengan patok baru dan dihias dengan batu putih di atasnya.
Tak banyak warga yang tahu bahwa di sudut Alun-alun itu terletak sebuah makam. Namun, tokoh masyarakat Kauman, Muhaimin (58) yakin betul bahwa itu merupakan makam pejuang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mendapat cerita itu dari pamannya yang juga merupakan seorang pejuang. Dari pamannya, dia mendengar bahwa yang dikubur pada makam itu merupakan orang yang tewas saat Pertempuran Lima Hari di Semarang.
"Pada waktu itu Pertempuran Lima Hari itu kan menyebar ke (Hotel) Dibya Puri sampai ke Pasar Johar juga kan dan ketika itu ada salah seorang yang tertembak dan tidak memungkinkan untuk dikubur ke (TPU) Bergota, karena terlalu jauh dan itu kan tidak ada warga yang diminta bantuan. Karena tidak memungkinkan akhirnya diambil jalan pintas pejuang tadi dikubur di Alun-alun," jelas Muhaimin saat ditemui di sekitar Masjid Kauman, Semarang, Jumat (11/8/2023).
Sayangnya, tidak diketahui pasti nama dan dari mana pahlawan itu berasal. Muhaimin juga hanya menduga bahwa pejuang tersebut tewas di sekitar Alun-alun Semarang atau Masjid Kauman.
![]() |
Dia juga tak tahu pasti kapan pejuang itu tewas. Namun, saat-saat itu disebut tengah rawan dan jarak dari Masjid Kauman ke TPU Bergota berkisar 3 kilometer. Untuk diketahui Pertempuran Lima Hari terjadi pada 15-19 Oktober 1945.
"Pakdhe saya tahu itu seorang pejuang, kan itu nggak mesti dari Kauman juga karena kan di sini banyak yang mengungsi. Cerita itu jadi cerita tutur tapi kita memang tidak pernah menelusuri itu siapa," lanjutnya.
Saat itu, wilayah Kauman memang tengah sepi karena banyak warganya yang mengungsi. Paman Muhaimin sendiri tak mengungsi karena ditugasi untuk menjaga wilayah tersebut.
"Saya masih ingat betul paman saya cerita pada waktu itu kan Pertempuran Lima Hari di Semarang dan itu kan di Kauman banyak yang mengungsi termasuk keluarga besar saya mengungsi di Kudus karena situasi dan kondisi pada saat itu ya, sangat rawan," ujarnya.
Ungkap Ada Versi Lain
Muhaimin yang juga merupakan Sekretaris Yayasan Masjid Agung Kauman mengakui bahwa ada versi lain terkait siapa yang dikubur di makam tersebut. Termasuk versi yang menganggap makam tersebut keramat.
"Tapi sekarang berkembang mbah siapa, mbah siapa," kata Muhaimin.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Momen Panglima Tabur Bunga di Makam BJ Habibie Jelang HUT ke-79 TNI"
[Gambas:Video 20detik]