Banjir melanda Pantura Jawa Tengah (Jateng). Sejumlah wilayah di Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Pekalongan, terendam.
Berikut ini sejumlah fakta dampak banjir di Pantura Jateng.
1. Banjir di Semarang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan Kaligawe, Kota Semarang, lumpuh gegara tergenang banjir, Minggu (1/1/2023). Banjir menggenangi Jalan Kaligawe dari simpang tol hingga Pasar Genuk atau sekitar tiga kilometer. Jalan Kaligawe merupakan akses Semarang-Demak via Pantura. Hanya truk-truk besar yang bisa lewat.
Banjir juga memutus akses ke Rumah Sakit (RS) Sultan Agung dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula). Akibatnya pegawai diantar-jemput menggunakan perahu.
Relawan IOF Rescue, Hari Dwi Santoso menyebut pihaknya saat ini fokus terhadap antar jemput tenaga medis dan bersiaga ketika ada warga yang membutuhkan evakuasi.
"Jadi teman-teman medis ini kan butuh langsiran yang ke rumah sakit, karena banyak yang terkendala," kata Hari saat ditemui di flyover GT Kaligawe Semarang, Minggu (1/1).
Sejumlah perjalanan kereta api yang melintas di Semarang harus mengubah rute dengan memutar bahkan ada yang dibatalkan karena masih ada titik banjir yang belum surut. Namun untuk Stasiun Tawang air yang menggenang sudah mulai surut dan bisa diakses.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Ixfan Hendri Wintoko mengatakan pola perjalanan sejumlah kereta api terpaksa diubah karena ada dua titik rel yang tergenang 25 cm di atas kop rel sehingga tidak bisa dilewati.
"Dengan kondisi saat ini dimana pada petak jalan Semarang Tawang-Alastua pada pukul 10.00 masih tergenang air dengan ketinggian kira-kira 25 cm di atas kop rel sehingga tidak bisa dilewati dengan normal, maka berdampak pada pola operasi beberapa perjalanan KA di lintas utara Jawa," kata Ixfan dalam keterangannya, Minggu (1/1).
Ia menjelaskan total ada 10 KA yang rencananya akan diputar perjalanannya yaitu yang semula beroperasi di lintas utara Jawa pada Minggu (1/1) dioperasikan melalui lintas selatan Jawa.
Selain rute memutar, PT KAI juga membatalkan empat perjalanan kereta pada Minggu (1/1) yaitu KA 282F Blora Jaya relasi Semarang Poncol-Cepu, KA 271F Blora Jaya relasi Cepu-Semarang Poncol, KA 186 Kamandaka relasi Purwokerto-Semarang Poncol, dan KA 191 Kamandaka relasi Semarang Poncol-Purwokerto.
Kantor SAR Semarang bersama tim gabungan melaporkan telah mengevakuasi 68 warga, Minggu (1/1) hingga pukul 17.15 WIB. Warga itu berasal dari beberapa titik.
Beberapa titik itu di antaranya Kelurahan Trimulyo, Genuk; Kelurahan Tambakrejo; Gayamsari; dan Kelurahan Tawangmas, Semarang Barat.
"SRU (Search Rescue Unit) 1 berhasil mengevakuasi 37 orang. 3 orang warga Trimulyo RT 1/ RW 4, 16 orang warga Trimulyo RT 3/ RW 3," kata Kepala Kantor SAR Semarang, Heru Suhartanto dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu (1/1).
Kemudian, tim gabungan juga mengevakuasi tiga orang yang harus dirujuk ke RS Sultan Agung di Jalan Kaligawe yang aksesnya terputus.
"SRU 2 berhasil mengevakuasi 30 orang warga Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari. SRU 3 berhasil mengevakuasi 1 orang kondisi hamil warga Anjasmoro Semarang Barat," ungkapnya.
Halaman selanjutnya, banjir di Kudus dan Pekalongan.
2. Banjir di Kudus
Kasi Kedaruratan BPBD Kudus, Munaji mengatakan ada belasan desa di empat kecamatan di Kudus terdampak banjir. Total puluhan ribu jiwa terdampak banjir.
"Ada 17 desa di empat kecamatan di Kudus terdampak banjir. Ada 21.421 jiwa terdampak, lalu ada 495 warga mengungsi," kata Munaji dalam keterangan tertulis, Minggu (1/1).
Banjir juga berdampak terhadap aktivitas di Terminal Jati Kudus. Kanit Keamanan dan Keselamatan Satlantas Polres Kudus, Ipda Turmudi mengatakan genangan banjir di depan Terminal Jati Kudus setinggi 50 sentimeter. Genangan banjir juga masuk ke dalam terminal. Akibatnya aktivitas di terminal tersendat.
"Air semakin tinggi, ketinggian air depan pos terminal 50 sentimeter," kata Turmudi kepada wartawan di lokasi, Minggu (1/1).
"Terminal dari pintu masuk tidak bisa dioperasikan lebih 24 jam, ketinggian 50 sentimeter," Turmudi melanjutkan.
Dia mengatakan kedatangan bus sementara dialihkan di jalan samping terminal tepatnya di sepanjang Jalan RA Agil Kusumadya.
"Aktivitas dialihkan di Jalan RA Agil Kusumadya jalan depan, jam 17.00 nanti agak tersendat, karena banyak bus yang datang," terang Turmudi.
Banjir di Desa Jati Wetan membuat ratusan warga mengungsi di posko pengungsian. Warga pengungsi membutuhkan bantuan stok makanan yang mulai menipis.
"Kami setiap hari membungkus 3.500 bungkus, khusus di aula 233 jiwa, kami butuh bantuan sekali setiap hari membutuhkan makanan," kata Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto kepada wartawan di lokasi pengungsian, Minggu (1/1).
"Makanan di sini tiga kali, kalau di rumah-rumah dua kali sehari, sekarang pasokan bantuan makanan sudah menipis," Agus melanjutkan.
Dia mengatakan genangan banjir di Desa Jati Wetan terus meninggi. Genangan banjir mencapai 1,5 meter. Akibatnya ratusan jiwa mengungsi di posko pengungsian.
"Genangan banjir meninggi dari kemarin, semingguan rumah-rumah warga sudah masuk, tiga dukuh hari kemarin sudah masuk ke rumah dan sudah ada pengungsian di sini," terang Agus.
"Debit air sampai hari ini naik sampai 1,5," lanjut dia.
3. Banjir di Kabupaten Pekalongan
Genangan banjir di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, semakin tinggi. BPBD Kabupaten Pekalongan menyebut 889 warga mulai mengungsi di enam titik pengungsian di Kecamatan Tirto dan Siwalan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Rahardjo mengatakan enam titik pengungsian ini yakni di Masjid Dupantek, Desa Karangjompo, sebanyak 269 warga; di Masjid Nur Khasan, Desa Pacar, terdapat 297 warga; di Musala Al Ikhwan, Desa Pacar, ada 31 warga; di Masjid Darusalam, Samborejo, ada 175 warga; di MIS Samborejo, ada 71 warga. Kelimanya di Kecamatan Tirto. Sedangkan satu titik pengungsian berada di Kecamatan Siwalan yakni di Lokatek, sebanyak 56 warga mengungsi.
"Jumlah total warga di Kabupaten Pekalongan yang mengungsi total 889 jiwa dari data pukul 10.00 WIB tadi. Banyak warga yang memang sejak tadi pagi mengungsi karena ketinggian air banjir bertambah tinggi," ungkap Budi, Minggu (1/1).
Halaman selanjutnya, banjir di Kota Pekalongan.
4. Banjir di Kota Pekalongan
Seribuan warga di Kota Pekalongan mengungsi imbas banjir pada hari kedua ini. BPBD Kota Pekalongan mencatat jumlah warga mengungsi mencapai 1.200 orang.
"Iya bahwa per 1 Januari 2023 malam ini, jumlah pengungsi 1.200-an jiwa yang mengungsi di wilayah Kota Pekalongan, di 18 titik pengungsian," kata Kasi Kebencanaan BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha saat ditemui detikJateng, Minggu (1/1) malam.
Jumlah pengungsi terbanyak di Kecamatan Pekalongan Barat. Sedangkan untuk kondisi genangan air, dilaporkan di sejumlah titik berangsur surut. Namun di Pekalongan Barat terjadi limpasan air Sungai Bremi dan Sungai Meduri.
"Sedangkan untuk genangan secara umum ada penurunan khususnya pada jalan protokol, kemudian di wilayah Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Timur. Namun untuk wilayah Kecamatan Pekalongan Barat ada kenaikan," jelas Dimas.
"Ada kenaikan karena adanya limpasan di Sungai Bremi dan Sungai Meduri. Sebelumnya hanya satu sungai yang melimpas yakni Sungai Bremi," lanjutnya.
Khusus di Kecamatan Pekalongan Timur, Kelurahan Degayu juga ada limpasan air sungai. Sedangkan di wilayah lainnya mengalami penurunan ketinggian air yang cukup signifikan.