Diguyur Hujan Disertai Angin, Sejumlah Wilayah di Semarang Banjir-Longsor

Diguyur Hujan Disertai Angin, Sejumlah Wilayah di Semarang Banjir-Longsor

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 10 Mar 2025 15:57 WIB
Tanah longsor di Rorojonggrang Timur, Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Senin (10/3/2025).
Tanah longsor di Rorojonggrang Timur, Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Senin (10/3/2025). Foto: Dok BPBD Kota Semarang.
Semarang -

Sejumlah wilayah di Kota Semarang dilanda banjir hingga tanah longsor usai hujan deras disertai angin kencang melanda. Tidak hanya itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mencatat terjadi pohon tumbang hingga rumah roboh.

Hal ini diungkapkan Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto. Eko menyebut berdasarkan laporan situasi BPBD Kota Semarang, bencana akibat hujan deras hari ini meliputi pohon tumbang, banjir, atap rumah roboh, serta tanah longsor.

"Pohon tumbang di Kalibanger, samping SD Pesanggrahan. Banjir dan genangan di sembilan titik, dengan ketinggian 10-50 sentimeter. Atap rumah roboh di tiga titik, dan tanah longsor di lima titik," kata Endro saat dihubungi detikJateng, Senin (10/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banjir paling parah terjadi di Kecamatan Genuk, khususnya di Jalan Raya Gebang Anom, Kelurahan Genuksari. Banjir di sana mencapai ketinggian kurang lebih 30-50 cm dan melanda dua RW di kelurahan tersebut.

"Kemudian di Trimulyo, ketinggian mencapai 10-30 cm, di depan RSI Sultan Agung genangan 20-30 cm, depan LIK Kaligawe 10-15 cm," paparnya.

ADVERTISEMENT

Endro mengatakan, pihaknya pun langsung menangani dampak bencana tersebut. Utuk penanganan bencana, BPBD berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait mulai dari BBWS hingga Dinas Pekerjaan Umum (DPU), agar banjir bisa segera surut.

"Kami langsung berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juana, Dinas PU Kota Semarang, UPTD pompa wilayah timur dan tengah untuk optimalisasi pompa portable agar genangan di beberapa titik bisa surut," jelasnya.

Anggota BPBD Kota Semarang juga telah melakukan penanganan darurat, dengan memasang terpal di lokasi-lokasi yang terkena longsor. Endro menegaskan hujan deras berkepanjangan serta kondisi geografis cekungan menjadi penyebab utama bencana tersebut.

"Penyebabnya hujan deras dari Minggu (9/3) sampai Senin (10/3) pagi, kemudian kondisi geografis wilayah yang masih tergenang merupakan daerah cekungan," ungkapnya.

"Saat ini genangan di beberapa wilayah berangsur surut, namun kami tetap siaga untuk memastikan kondisi kembali normal," lanjutnya.

Ia pun mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana. Terlebih potensi cuaca ekstrem diperkirakan masih bisa terjadi beberapa hari ke depan.

"Lebih berhati-hati terutama yang berada di luar rumah apalagi saat hujan deras disertai angin, jangan berteduh di bawah pohon yang besar karena rawan tumbang," imbaunya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, mengatakan kendala utama penanganan banjir yakni kapasitas infrastruktur yang belum memadai.

"Banjir nggak surut karena berbagai macam hal, satu tetap curah hujan tinggi dan kurun waktu lama, membuat daya infrastruktur dan man power kita tidak mampu," jelas Agustina saat meninjau banjir di Kecamatan Genuk.

"Dengan pompa enam, hanya dua yang jalan. Walaupun kapasitas lain dipenuhi pompa kecil, tapi tetap nggak memenuhi karena debit air yang masuk terlalu besar," lanjutnya.

Ia mengungkapkan pompa tersebut rusak akibat adanya sampah berupa ban karet yang membuat pompa mampet. Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk sama-sama merawat fasilitas yang ada.




(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads