Desember hingga Maret merupakan fase telur ular menetas. Tak usah panik jika menemukan ular di permukiman. Kalau tidak berpengalaman, jangan coba-coba menangkapnya sendiri apalagi membunuhnya. Hubungi petugas Pemadam Kebakaran atau komunitas penyelamat ular seperti Exalos Indonesia.
Exalos Indonesia bisa dihubungi lewat Instagram @exalos_indonesia, Facebook Exotic Animal Lover's Indonesia, atau langsung ke Janu Wahyu Widodo di nomor 08386909727.
Janu Wahyu Widodo (37) merupakan Ketua Umum sekaligus Pendiri Exalos Indonesia. Exalos pertama kali dibentuk untuk mewadahi para pehobi dan pemelihara ular di Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semula berdiri tahun 2016 dengan nama Exalos (Exotic Animal Lovers) Solo. Awalnya merupakan komunitas hobi untuk mewadahi mereka yang memelihara ular, edukasi, dan jual beli," kata Janu saat ditemui di rumah dinasnya di Brigif 6, Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (31/12/2022).
Janu bergabung saat Exalos Solo baru berumur dua tahun. Komunitas pehobi itu lalu berkembang menjadi komunitas relawan dan penyelamat ular. Semakin eksis dan berkembang, Exalos Solo kemudian berubah nama menjadi Exalos Indonesia.
Kegiatan Exalos Indonesia pun lebih fokus kepada penyelamatan reptil seperti ular hewan hingga tawon. Kini komunitas tersebut sudah menghapus kegiatan jual beli ular dan reptil lainnya.
"Kami memiliki sekitar 600 relawan di 26 wilayah regional seperti di Dumai, Palembang, Lampung, Jambi, Sorong, Fakfak, Jakarta, Bandung, Tegal, Brebes, Solo Raya, Madiun, Kediri, Surabaya, dan lainnya," ujar Janu.
Janu mengatakan masyarakat yang meminta tolong Exalos Indonesia untuk penyelamatan hewan tidak dipungut biaya alias gratis. Sebab Exalos Indonesia merupakan komunitas sosial.
Di beberapa Kabupaten dan kota, Exalos Indonesia sudah bekerja sama dengan petugas Pemadam Kebakaran dalam penyelamatan ular hingga dan tawon. Mereka saling memberikan edukasi dan informasi.
Ular dan reptil yang diselamatkan atau ditangkap itu kemudian akan dirilis atau dilepas ke alam yang jauh dari permukiman.
"Karena itu merupakan ekosistem dan rantai makanan. Bila ular dan reptil habis, dampaknya pada ekosistem. Misalnya di pertanian, hama akan merajarela," jelas Janu.
(dil/apl)