Dusun Simonet Pekalongan Nyaris Tenggelam 'Direnggut' Laut Jawa

Dusun Simonet Pekalongan Nyaris Tenggelam 'Direnggut' Laut Jawa

Robby Bernardi - detikJateng
Sabtu, 05 Nov 2022 12:04 WIB
Dusun Simonet, Kabupaten Pekalongan nyaris tenggelam, Sabtu (5/11/2022).
Dusun Simonet, Kabupaten Pekalongan nyaris tenggelam, Sabtu (5/11/2022). (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Kab Pekalongan -

Ancaman tenggelamnya daratan di pesisir utara Pulau Jawa akibat perubahan iklim makin nyata. Naiknya air laut ke daratan sudah membuat sebuah dusun di Kabupaten Pekalongan nyaris tenggelam.

Di wilayah Kecamatan Wonokerto, misalnya. Naiknya air laut ke daratan dirasakan warga sejak tahun 2005 silam. Abrasi juga mengancam tenggelamnya sebuah dusun setempat, yakni Dusun Kampit yang dikenal dengan nama Dusun Simonet, Desa Semut.

Sebelumnya, dusun ini tidak terpisahkan dengan desa lainnya. Ada akses jalan aspal. Namun, saat ini untuk menuju ke dusun ini harus menyeberang dengan menggunakan perahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena kondisi inilah, tidak sedikit warga yang mulai meninggalkan lokasi dusun ini. Meskipun hanya bisa kos ataupun mengontrak rumah ke lokasi yang lebih aman.

Dari semula ada ratusan warga, saat ini hanya ada 9 KK yang menetap. Itupun mereka akan mengungsi jika terjadi gelombang tinggi.

Sebagai perbandingan, dari catatan detikJateng, saat dilakukan distribusi logistik Pemilukada pada 8 Desember Tahun 2020 di TPS V Dusun Simonet, dusun seluas 12 hektar di tahun itu, 30 persennya daratan yang digunakan untuk tempat tinggal dan menanam melati. Saat itu, tercatat ada 180 pemilih dengan 265 jiwa yang tinggal di dusun setempat.

ADVERTISEMENT

Di tahun ini, menurut Joyo Kusumo Ketua RT 14 RW 06, tersisa ada 9 KK atau 25 jiwa. Hampir semua daratan tergenang saat gelombang tinggi.

"Sekarang masih ada 9 KK, jiwanya sekitar 25. Kondisi ya parah. Apalagi kalau air laut. Kalau sempat mengungsi ya mengungsi, kalau tidak ya kita dikepung air laut," kata Joyo Kusumo pada detikJateng, Sabtu (5/11/2022).

Pada detikJateng, Joyo memperlihatkan foto-foto, perbandingan kondisi Dusun semut dari tahun 2019 hingga kondisi terakhir pada Jumat kemarin (4/11).

Rumahnya di tahun 2021 masih nampak lantai dan tanahnya, sedangkan saat terjadi air pasang pada Jumat pagi (4/11) kemarin, foto memperlihatkan rumahnya terendam air hingga separuh.

"Ini kondisi rumah saya pada Jumat pagi kemarin saat air laut naik. Dan foto tahun 2021 nampak rumah saya dan aktivitas warga kerja bakti," kata Joyo.

"Saat ini, penghuninya masih ada, kalaupun banjir masih bertahan jika tidak sempat mengungsi atau dijemput warga lain," tambahnya.

Namun, diakuinya sebagian besar warga tidak ingin bertaruh nyawa karena kondisi itu, memilih mengontrak ataupun kos ke lokasi yang lebih aman.

"Pemerintah sudah merencanakan relokasi sejak tahun 2020. Saat itu, sudah ada lokasinya di Pekuncen, Wiradesa. Lokasi yang aman dari rob. Tetapi sampai saat ini tidak tahu kenapa belum dilakukan. Warga masih menunggu upaya relokasi," tambah Joyo.

Sebagian warga setempat sebagian besar bermatapencaharian di sektor tambak dan kebun melati dan nelayan. Saat ini tambak terendam air laut, demikian juga kebun melati.

Pemandangan di Simonet, saat ini banyak ditemui puing-puing bangunan rumah yang rusak. Dusun yang sudah ditempati sejak tahun 1960-an tersebut, kini terpisah dari daratan dan nyaris tenggelam. Hanya menunggu waktu.

Simak langkah Pemkab Pekalongan di halaman berikutnya...

Dusun Simonet, Kabupaten Pekalongan nyaris tenggelam, Sabtu (5/11/2022).Dusun Simonet, Kabupaten Pekalongan nyaris tenggelam, Sabtu (5/11/2022). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, menyebut pihaknya tidak tinggal diam melihat bencana di Dusun Simonet, Desa Semut, Kecamatan Wonokerto tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan untuk merelokasi warga setempat. Salah satunya dengan mengajukan ke Kementrian PUPR Program Penanganan Kumuh Skala Kawasan.

"Itu penanganan Simonet direncanakan dengan penanganan kumuh skala kawasan yang sedang proses pengajuan di Kementerian PUPR 2023 nanti," kata Fadia melalui pesan singkatnya pada detikJateng, Jumat (05/11).

Sementara Sekda Pekalongan, M Yulian Akbar menambahkan, banyak upaya telah dilakukan pihak Pemkab Pekalongan untuk segera merelokasi warga di Simonet.

"Yang pertama, kita komunikasi dengan pemerintah pusat untuk Program Penanganan Kumuh Skala Kawasan, yang kedua usulan DAK integrasi cuman penanganannya agak lama karena 2024. Yang ketiga, kita komunikasikan dengan provinsi dengan (Dinas) Perkim Provinsi," ungkap M Yulian Akbar.

Namun, Pemkab Pekalongan, nampaknya harus bersabar, mengingat upayanya belum membuahkan hasil. "Upaya Pemkab telah dilakukan dengan berbagai cara. Sampai saat ini belum ada hasil yang signifikan. Yang jelas, teman-teman sudah mempersiapkan. Itu memang harus relokasi. Pemerintah sudah siapkan di Pekucen (Wiradesa), dengan luas hampir 8 ribu meter untuk 70-an KK," ungkapnya.

"Ketiga-tiganya ini, kita persiapkan semuanya, karena masyarakat butuh cepat dan ketepatan. Ini kita berharap 2023 ada langkah realnya, kita sudah beberapa kali menyampaikan ke juga ke DPRRI kendalanya itu," tambahnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)


Hide Ads