Ngerinya terjangan longsor yang terjadi di sejumlah desa di Petungkriyono, Senin (20/1) petang masih terngiang di benak Dahono. Pria 47 tahun warga Gumelem, Petungkriyono, nyaris saja menjadi korban longsor tersebut andai tidak segera keluar dari mobil.
Kepada detikJateng, Dahono menceritakan, ngerinya terjangan longsor yang menyeret lumpur dan bebatuan saat ini. Sore itu, dirinya melintas di lokasi bersama rombongan lainnya yang terbagi menjadi tiga mobil.
"Rombongan ada tiga mobil, penuh semua. Saya dari Tegal, ada acara anak di ponpes Tegal. La pulangnya, kita terjebak tadi," kata Dahono, Selasa (21/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak masuk wilayah kecamatan Doro, hujan lebat terjadi. Masuk wilayah Desa Kesimpar, kondisi sudah gelap.
"Kita berhenti karena di depan longsor. Hujan masih lebat deras, kondisi gelap juga," ungkapnya.
Rombongannya berniat putar arah kembali ke arah Pekalongan. Namun saat putar balik itu, di jalan ke arah Doro, Pekalongan ada longsoran kembali.
"Kita bingung, depan ada longsor, belakang juga ada longsor," ucapnya.
Dengan cepat Dahono pun menginstruksikan agar semua keluarganya yang ada di dalam mobil agar keluar. Hal ini untuk menghindari adanya longsor yang menerjang mobil yang mereka tumpangi.
"Saya langsung meminta keluarga saya pada keluar mobil. Rombongan lain juga ada keluar, terus menuju ke tempat aman," tuturnya.
Benar saja, tidak lama kemudian longsor terjadi dan menerjang ketiga mobil yang ditumpanginya.
"Terus 10 detik setelah kita dilokasi aman, langsung brukkk, terjadi longsor," katanya.
10 detik setelah penumpang di tiga mobil mencari lokasi aman, terjadi longsor. Material longsor berupa tanah dan air, langsung membawa ketiga mobil.
"Mobil langsung kebawa longsoran. Sampai sekarang belum ketemu. Itu mobil saya sewa," ucapnya.
Hal senada dikatakan Sarwono, warga Gumelem, yang juga usai dari Tegal.
"Kita bingung, depan longsor, belakang longsor, mobil nggak bisa ke mana-mana. Penumpang inisiatif keluar. Saya tarik cucu saya. Di mobil ada 9 penumpang sama sopir. Saya tarik cucu saya yang umur 4 tahun, sama anak saya untuk cari ke lokasi aman," ungkapnya.
Setelah para penumpang keluar, terjadi longsor.
"Alhamdulilah, kita selamat semua, rombongan tiga mobil selamat. Kita juga jalan kaki sampai sini. Kondisi gelap, karena listrik mati, ditambah hujan, kondisi mencekam, saya gendong cucu dan anak saya," ucapnya.
Saat kejadian, menurutnya banyak pemotor yang terkena longsor. Apalagi warga yang berteduh di salah satu kafe.
"Banyak motor yang terbawa longsor. Semoga selamat semua," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, longsor terjadi di Petungkrioyono menewaskan 17 orang. Sementara sembilan orang lainnya masih dalam pencarian.
(apl/apl)