Siswa SDIT Salsabila 1 Baiturrahman, Kecamatan Prambanan, Klaten, membuat lebih dari 300 kerajinan berbahan sampah. Kerajinan itu dibuat siswa sekolah yang menjadi peserta pilot project penguatan pelajar Pancasila 2022.
"Peserta ini siswa ini yang mendapat kurikulum merdeka sebagai salah satu item penguatan pelajar Pancasila. Kita ini angkatan pertama," jelas Kepala SDIT Salsabila 1, Muksin kepada wartawan di lokasi, Rabu (15/6/2022) siang
Kerajinan tersebut, ungkap Muksin, dibuat oleh siswa kelas 1 hingga 6. Bahannya dari barang tidak terpakai di sekitar lingkungan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahan bekas dari sekitar rumah masing-masing tapi ada bahan tertentu yang dari sekolah. Dibuat selama satu tahun pelajaran 2021-2022," jelas Muksin.
Menurut Mukhsin, kegiatan membuat kerajinan itu untuk membuat anak menjadi pribadi kreatif dan peka terhadap sentuhan. "Total karya 300 lebih dari bahan bekas di lingkungan rumah. Mulai botol, plastik, kertas koran, kertas bekas dan lainnya," imbuhnya.
Barang kerajinan itu, lanjut Muksin, dibuat saat masa pandemi pada tahun 2021. Dengan kegiatan itu juga mengurangi siswa dari ketergantungan pada ponsel.
"Ini juga mengurangi ketergantungan pada penggunaan ponsel. Juga siswa tidak hanya membaca buku tapi juga aplikasi," pungkas Muksin.
Pantauan detikJateng, kerajinan itu dipamerkan kepada siswa dan guru. Kerajinan dipajang di tiga ruang kelas dan di luar kelas.
Barang kerajinan terdiri dari lukisan, tempat bunga, bunga, boneka, patung dan lainnya. Bahkan ada yang membuat kompor alternatif dengan uap bahan bakar Pertalite.
Salah satu siswa, M Fatihul Huda (12), membuat kompor gas bersama temannya. Kompor gas itu dibuat menggunakan barang bekas.
"Bahan banyak yang barang bekas. Yang beli cuma anglo saja tapi lainnya botol, selang, dan lainnya bekas," pungkas Huda.
(aku/sip)