BPCB Cek Lingga Abad 8 M di Sungai Gondang Klaten, Apa Hasilnya?

BPCB Cek Lingga Abad 8 M di Sungai Gondang Klaten, Apa Hasilnya?

Achmad Syauqi - detikJateng
Senin, 14 Feb 2022 19:13 WIB
BPCB Jateng cek lingga di Sendang Klaten
BPCB Jateng cek lingga di Sendang Klaten (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng mengecek keberadaan lingga patok di sendang hulu Sungai Gondang, Klaten, Jawa Tengah. Lingga itu diperkirakan berasal dari abad 8-9 Masehi.

"Benda cagar budayanya itu diperkirakan masa Mataram kuno abad 8-9 Masehi. Selain lingga ada lumpang," ungkap Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deni Wachju Hidajat pada detikJateng di lokasi Desa Kemiri, Kecamatan Tulung, Klaten, Senin (14/2/2022).

Deni menjelaskan saat dicek, benda cagar budaya tersebut sudah dalam kondisi disemen warga sekitar. Beruntung meski disemen, kondisi lingga itu aman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lingga patok dan lumpang sudah disemen. Namun masyarakat selama ini mengawasi jadi aman di lokasi," ungkap Deni.

Dani menyebut dari keterangan kadus setempat, ada upaya untuk merawat sendang tersebut. Tim BPCB Jateng pun siap memberikan pendampingan.

ADVERTISEMENT

"Ada upaya masyarakat merawat jadi nanti kita BPCB bisa ikut mendampingi. Tadi juga ada beberapa batu di dinding untuk talut," lanjut Deni.

Lingga patok, terang Deni, biasanya digunakan untuk patok wilayah. Tapi tidak jauh dari lokasi juga ada makam kuno.

"Jadi selain batu lingga, lumpang dan batu dinding talut, ada makam kuno di sekitar lokasi," imbuh Deni.

Kades Kemiri, Kecamatan Tulung, Juraimi membenarkan tim BPCB mengecek lokasi. Beberapa batu tersebut asli dari lokasi.

"Betul tadi BPCB dari kantor Prambanan datang ke lokasi. Ya batu itu asli dari lokasi sejak dulu, cuma ditata oleh warga," jelas Juraimi kepada detikJateng.

Diwawancarai terpisah, warga sekitar lokasi, Joko Larsono (46) mengatakan di dekat lokasi ada makam kuno. Makam itu terbuat dari batu.

"Nisannya itu dari batu, tapi bentuk nisannya zaman dulu. Saat saya masih kecil orang dari keraton Solo sering ke lokasi pada bulan ruwah," terang Joko saat dihubungi detikJateng via telepon.

Joko menyebut tak ada warga yang tahu sosok mendiang yang dimakamkan di lokasi tersebut. Menurutnya tak ada cerita dari sesepuh dusunnya.

"Tidak ada yang tahu sejarahnya, tapi itu orang keraton jelas. Sebab dulu rutin diziarahi kok," lanjut Joko.

Jumlah makam, sebut Joko, tidak banyak, sekitar 10 makam. Di batunya juga tidak ada tulisan sebagai petunjuk yang bisa menjelaskan.

"Kalau 10 jumlahnya tidak ada, tidak ada tulisan juga yang menjelaskan identitas. Yang diketahui warga di dekat nisan kuno itu makam dalang," terang Joko.




(ams/aku)


Hide Ads