Di Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Klaten terdapat tugu batu yang oleh masyarakat setempat dinamakan Tugu Manten. Tugu yang berada di tepi jalan tol Jogja-Solo itu konon merupakan peninggalan era Mataram kuno.
"Itu dulu konon tugu patok tanah perdikan. Dulu kan di bawah jalan, sama purbakala (sekarang BPK) mau diambil kalau tidak dirawat," kata tokoh masyarakat setempat, Muhammad Fauzan kepada detikJateng, Rabu (19/2/2025) siang.
Dijelaskan Fauzan, karena hendak diambil dirinya meminta Pemdes untuk merawat. Akhirnya posisinya hanya dinaikkan sejajar jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya minta diopeni (dirawat) dan akhirnya posisinya tetap di situ hanya kita naikkan. Dulu dikira jika digali panjang tapi ternyata cuma sekitar satu meter," katanya.
Baca juga: Kala 47 Kepala Daerah Bolos Acara Retret |
Fauzan menyatakan konon batu itu merupakan batu peninggalan era Mataram kuno. Tugu itu disebut manten karena ada satu lagi di Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom.
"Ada satu lagi di daerah Desen dekat Ngabeyan. Cuma katanya kalau tanah perdikan itu jumlahnya patok empat tapi yang ditemukan baru dua," imbuhnya.
Kadus 1 Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Purwanto mengatakan tugu dipagar setelah didata petugas purbakala. Soal asal usul tugu itu sampai saat ini tidak ada yang tahu pasti.
"Saya sendiri kurang tahu, saya kecil sudah ada. Apakah itu tugu patok atau bagian dari tempat pemujaan tidak ada yang tahu, diberi pagar baru tahun 2022 lalu," kata Purwanto kepada detikJateng.
Terpisah pegiat sejarah Klaten, Hari Wahyudi, yang ikut menyaksikan pemindahan tugu itu mengatakan batu itu baginya lebih mirip kemuncak, bagian tertinggi dari sebuah candi. Hanya saja jika itu kemuncak juga dipertanyakan lokasi candinya.
"Cuma saya juga heran, kalau ini kemuncak lalu candinya di mana ? Di sini tidak ada. Padahal jika diperhatikan mirip kemuncak Candi Gebang dan Gedong Songo," ungkap Hari kepada detikJateng.
Menurut Hari, jika itu dianggap lingga patok atau psudeo lingga juga beda. Sebab tugu itu terdiri dari tiga bagian, silinder, segi delapan dan segi empat padahal lingga patok hanya ada dua bagian.
"Padahal lingga patok itu hanya dua bagian, silinder dan segi empat di bagian bawah. Namun menurut saya ini adalah kemuncak dan dari masa Mataram kuno di Jawa Tengah abad 8-10 Masehi," imbuh Hari.
Tugu Manten dari pantauan detikJateng hanya tugu sekitar satu meter berbahan batu andesit. Bagian atas silinder, di bawahnya segi delapan dan di bawahnya lagi segi empat.
(apl/apl)