Ada Rumah Kosong Simpan Benda Purbakala Lingga-Yoni di Klaten, Punya Siapa?

Ada Rumah Kosong Simpan Benda Purbakala Lingga-Yoni di Klaten, Punya Siapa?

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 08 Sep 2024 13:01 WIB
Lingga Mantra yang tersimpan di rumah kosong di Kebonarum, klaten. Foto diambil Sabtu (8/9/2024).
Lingga Mantra yang tersimpan di rumah kosong di Kebonarum, klaten. Foto diambil Sabtu (8/9/2024). Foto: Achmad Hussein Sauqi/detikJateng
Klaten -

Sebuah rumah dengan arsitektur joglo berdiri di tengah permukiman yang cukup padat di Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten. Rumah itu terlihat kosong dan kurang terawat. Pintu dan jendelanya tertutup rapat.

Sedangkan di halaman rumah tersebut terdapat beberapa benda yang diduga cagar budaya yang terlihat sengaja dikumpulkan. Ada beberapa benda yang terbuat dari batu. seperti lingga dan yoni.

Salah satunya adalah lingga yang berisi tulisan mantra. Bentuk lingga tersebut terbuat dari bahan batu andesit dengan tinggi sekitar 50 centimeter dengan diameter bagian bawah sekitar 30 centimeter. Lingga tersebut berbeda dengan lingga patok karena lebih menyerupai kelopak bunga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagian bawah tidak berbentuk segi empat atau delapan seperti pada lingga umumnya tapi cenderung bulat. Tulisan beraksara Jawa kuno berada di bagian atas melingkar.

Selain lingga mantra tersebut, di halaman rumah tersebut juga terdapat beberapa lingga patok, yoni, batu-batu bertakik, dan beberapa batu patok bertuliskan angka alfabet patok sawah atau kebun.

ADVERTISEMENT

Ternyata, rumah yang kini sudah kosong itu dulunya milik kepala desa yang menjabat di awal kemerdekaan, yang biasa disebut dengan Mbah Lurah.

"Itu rumah Mbah Lurah Sepuh ( tua). Lingganya ada 2-3 disana," ungkap Kaur Umum Pemerintah Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Widiyanto kepada detikJateng, Sabtu (7/9/2024) siang.

Dia menurutkan, batu-batu kuno itu berasal dari sekitar desa tersebut yang dulunya dikumpulkan oleh pemilik rumah. Meski kini rumah itu telah kosong, pihaknya ikut mengawasi benda itu agar tidak hilang.

"Semampu dari pemerintah desa, rumah sementara kosong. Kita lewat mengawasi, yang penting jangan sampai hilang," imbuh Widiyanto.

Sementara pegiat sejarah dan cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi menyatakan lokasi lingga itu rumah kades lama di tahun 1945-1950.
Berdasarkan cerita dari kerabat pemilik rumah maupun warga sekitar, benda-benda tersebut dulunya sengaja dikumpulkan oleh pemilik rumah.

"Dulu Mbah Lurah saat masih menjabat mengumpulkan benda -benda semacam itu di sekitar Ngrundul. Mbah lurah dulu juga mengumpulkan semacam patok dari beberapa lokasi sawah dikumpulkan di rumahnya, entah untuk apa," ungkap Hari kepada detikJateng.

Menurutnya, benda-benda tersebut sering menjadi objek penelitian, terutama lingga mantra. Beberapa peneliti berusaha membaca tulisan yang ada di batu tersebut.

"Inskripsi Jawa kuno bunyinya '' takki hun jah". Pembaca inskripsinya Goenawan Sambodo, Titi Surti Nastiti dan Arlo Griffith," terang Hari.




(ahr/ahr)


Hide Ads