Pemprov Jawa Tengah mendata sejumlah tanah wakaf yang terdampak proyek jalan tol Jogja-Bawen. Pihaknya menyiapkan penanganan khusus untuk mengganti tanah wakaf tersebut.
Dikutip dari jatengprov.go.id, Analis Kebijakan Ahli Madya Biro Pemerintahan Setda Jateng Hariyono mengatakan, pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Jogja-Bawen mengatakan masih memverifikasi data tanah wakaf di proyek tersebut.
"Secara detail belum (belum tercatat jumlah wakaf yang kena tol). Tapi teman PPK sudah ada data. Hanya harus memastikan dulu. Kadang-kadang masjid (tanah wakaf untuk masjid) itu ada yang dikelola oleh perorangan. Dipastikan dulu apakah wakaf atau dikelola oleh perorangan," kata Hariyono, di sela-sela Konsultasi Publik Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen di Provinsi Jawa Tengah, di Magelang, Kamis (27/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aset wakaf itu, menurutnya, tidak hanya berwujud tanah, namun bisa juga berbentuk bangunan, baik itu masjid, madrasah atau sekolah, dan lainnya. Dia akan memastikan terlebih dahulu benar-benar merupakan aset wakaf, paling tidak ada ikrar atau sertifikat wakaf.
"Kalau tanah wakaf itu dalam bentuk masjid, ya nanti uang ganti kerugiannya harus dibangunkan kembali dalam bentuk masjid, sesuai dengan peruntukan fungsinya. Selanjutnya dalam menentukan lokasi tanah yang akan dibangun untuk masjid baru sebagai pengganti, dilaksanakan melalui kesepakatan bersama pengelola atau nazir (pengelola wakaf)," sambungnya.
Upaya administrasi yang harus ditempuh, lanjut dia, yang utama harus dicek terlebih dulu tentang kedudukan nazirnya. Apakah sudah ada SK nazirnya, dan apakah SK nazir itu masih berlaku. Bila SK sudah tidak berlaku, harus diurus lebih dulu ke Kantor Kemenag Kabupaten setempat.
Sementara itu, Kepala Desa Kalikuto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Muh Faid mengatakan, di desanya terdapat satu tanah wakaf yang terkena pembangunan jalan tol Jogja-Bawen.
"Kurang lebih luasnya 5 ribu (meter persegi). Itu digunakan untuk SMK Islam Sudirman. Pihak yayasan sekolah sudah mengizinkan (menerima imbas proyek tol)," ujarnya, di Balai Desa Kalikuto di sela Konsultasi Publik Pengadaan Tanah Pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen.
Pemerintah desa berharap akan ada ganti yang sepadan. Tujuannya, agar proses belajar mengajar sekolah itu tetap bisa berjalan normal.
Sementara itu, anggota Badan Permusyawaratan Desa Kalikuto Chozinatun menyambut baik dengan adanya kegiatan konsultasi publik rencana pembangunan jalan tol Jogja-Bawen.
Sebab warga terdampak bisa mendapatkan informasi soal tol dan apa saja yang nantinya akan terdampak.
"Sudah mudeng (paham). Sudah tahu," kata pemilik lahan kebun yang ikut terdampak pembangunan jalan tol.
(Tim detikJateng/aku)