Pemkab Majalengka menggelar Festival Mangga Gedong Gincu di Alun-alun Kabupaten Majalengka pada Minggu (15/12/2024). Kurang lebih 6 jenis varian mangga ditampilkan dalam festival tersebut, yang diantaranya, gedong gincu, cengkir, aromanis, manalagi, kalijiwo, mangga madu dan lain sebagainya.
Mangga-mangga tersebut dijadikan rujak untuk disantap berjamaah dengan warga yang mengikuti festival tersebut. Rujak tersebut disediakan secara cuma-cuma alias gratis untuk pengunjung.
Tak hanya mangga, 5 kuintal varian buah lain juga disiapkan untuk tambahan buah-buahan di dalam rujak. Selain ngerujak berjamaah, kegiatan tersebut juga mengadakan mukbang Pisang Apuy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir 2 ton mangga gedong gincu dan juga pisang apuy (disediakan dalam festival tersebut). Di mana pisang Apuy juga sudah menjadi khas varietas (lokal) Majalengka termasuk juga mangga gedong gincu," kata Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi kepada detikJabar.
Dedi juga menyampaikan festival ini digelar sebagai langkah awal misi Pemkab Majalengka kedepan. Pasalnya, Pemkab Majalengka mempunyai wacana untuk melakukan ekspor varietas lokal di daerahnya ke Jepang.
"Tujuannya adalah kita ingin meningkatkan dengan adanya rencana ekspor mangga gedong gincu ke Jepang, ternyata setelah kita lihat produktivitas mangga gedong gincu di Majalengka masih perlu ditingkatkan. Maka dengan upaya hari ini dengan ada festival mangga gedong gincu saya berharap ke depan menjadi peningkatan produksi mangga gedong gincu di Majalengka," ujar Dedi.
Dalam praktik ekspor mangga gedong gincu, jelas Dedi, Majalengka akan berkolaborasi dengan 3 daerah lain seperti Indramayu, Cirebon dan Sumedang. Kerjasama ekspor ini karena tingkat produksi mangga gedong gincu di Majalengka masih dibawah Indramayu, padahal buah tersebut merupakan varietas lokal khas 'Kota Angin'.
"Oleh karena itu saya harap setelah adanya festival ini nanam mangga gedong gincu ini seharusnya dijadikan menjadi home industri saja, jadi ditanam setiap-setiap rumah, semuanya punya mangga gedong gincu," jelas dia.
"(Festival ini juga untuk) mengembalikan marwah mangga gedong gincu Majalengka karena faktanya, hasil dari mangga gedong gincu evaluasi dalam satu tahun itu Indramayu menghasilkan 1,2 juta kuintal, setelah itu urutan ke-2 Sumedang 800 kuintal, Majalengka malah urutan ke-3, padahal varietas aslinya asalnya dari kita," sambungnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung yang mengikuti kegiatan tersebut berharap Festival Mangga Gedong Gincu di Majalengka terus dipertahankan setiap tahun. Selain positif untuk mengenalkan varietas lokal Majalengka ke luar daerah, festival ini juga jadi ajang silaturahmi untuk warga setempat.
"Senang bisa ikut merasakan pestanya Majalengka. Ya berebut (rujak) juga. Semoga saja lebih sering ada acara-acara ini. Jadi adanya silaturahmi se-kabupaten, jadi bisa ketemu sama temen-temen yang jauh bisa kumpul di sini," kata salah seorang pengunjung, Sofia Wulandari.
(iqk/iqk)