Buah mangga gedong gincu dinilai mempunyai potensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Majalengka. Melalui komoditas tersebut, Pemkab Majalengka berencana akan menembus pasar ekspor.
Seperti yang diketahui, Majalengka menjadi salah satu produsen mangga terbesar di Jawa Barat. Dilihaft dari data BPS, jumlah produksi mangga di Majalengka pada tahun 2023 mencapai 374.407 kuintal.
Kecamatan Majalengka menjadi penyumbang produksi tertinggi, yakni mencapai 107.738 kuintal. Kemudian ada Kecamatan Panyingkiran yang mencapai 61.556 kuintal. Meski demikian, secara geografis produksi mangga hampir tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Majalengka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengukur dari produksi mangga yang cukup melimpah, Pemkab Majalengka bertekad akan memasarkan buah mangga gedong gincu ke Jepang. Mangga gedong gincu sendiri merupakan varietas khas Majalengka.
Sebagai informasi tambahan, mangga gedong gincu sudah didaftarkan hak patennya oleh Pemkab Majalengka ke Kementerian Pertanian. Mangga gedong gincu Majalengka berhasil memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada 19 Januari 1995.
"Mengenai ekspor mangga gedong gincu ke Jepang. Kami sudah siap, dari karantina juga sudah siap," kata Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi, Selasa (3/9/2024).
Dedi mengakui, Majalengka masih di bawah kabupaten lain khususnya di wilayah Cirebon Raya dalam hal ekspor. Namun demikian, Dedi bertekad akan terus menggenjot pasar ekspor Majalengka. Oleh karena itu, di Oktober mendatang, rencana ekspor mangga gedong gincu akan mulai berjalan.
"Rencana (ekpor mangga gedong gincu ke Jepang) Oktober. Karena kalau melihat kaitan dengan ekspor Majalengka masih dibawah kabupaten lain, yang paling banyak kesiapan mangga itu Indramayu, Sumedang, Cirebon, dan Majalengka itu ke empat," ujar dia.
Sejauh ini, kata Dedi, Majalengka sudah lama kecolongan dalam hal ekspor khususnya mangga gedong gincu. Padahal, lanjut dia, buah yang diekspor dari daerah lain merupakan komoditas dari Majalengka.
"Jadi ada 6 perusahaan ekspor itu ada dari Tasikmalaya, Bekasi, Bandung dan Cirebon. Jadi nggak ada alamat eskpor asal yang berasal dari Majalengka, walaupun buahnya dari kita (Majalengka). Sehingga asal eskpor nya dari sana," ucap dia.
Atas hal itu, Dedi tampak serius mendorong pasar ekspor mangga gedong gincu Majalengka. Melalui ekpor mangga gedong gincu ini Dedi berharap bisa mendongkrak PAD Majalengka.
"Nah kalau sekarang asal ekspor nya dari kita, sehingga nanti kalau pembagian devisa nanti larinya ke Majalengka," ujarnya.
Untuk memuluskan program ekspor mangga gedong gincu, Dedi menilai Majalengka masih membutuhkan luas lahan untuk produksi mangga gedong gincu. "Kebutuhan luas hektare nya naik, rencana 34 hektare," pungkasnya.
(mso/mso)