Produksi Melimpah, Mangga Gedong Gincu Jabar Siap Terbang ke Jepang

Jabar Mendunia

Produksi Melimpah, Mangga Gedong Gincu Jabar Siap Terbang ke Jepang

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Jumat, 16 Agu 2024 15:30 WIB
Sekda Jabar Herman Suryaman.
Sekda Jabar Herman Suryaman (Foto: Istimewa).
Bandung -

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengungkap, melimpahnya produksi mangga gedong gincu dari lima Kabupaten, yakni Sumedang, Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Dari lima daerah itu, Herman mengatakan, kapasitas ekspor buah-buahan sebanyak 451.174 ton kurang lebih per tahun.

"Itu 15% dari ekspor mangga nasional. Paling tinggi Jawa Timur, Jawa Tengah, yang ketiga Jawa Barat. Jadi kita ketiga terbesar untuk ekspor mangga," kata Herman, Kamis (15/8/2024).

Dalam keterangannya, Herman juga mengungkap, ekspor gedong gincu saat ini sedang dalam tahap finalisasi. Rencananya, Pemprov Jabar bersiap mengirim mangga gedong gincu perdana ke Jepang pada Oktober 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Neraca perdagangan Jabar dengan Jepang positif ya, kita ekspor senilai 3,1 miliar USD dari 1,7 miliar USD, jadi surplus 1,4 miliar USD. Nah kita sedang berikhtiar sekarang selain komoditas selain berbagai produk potensial Jawa Barat yang sudah kita ekspor, sekarang finalisasi persiapan untuk ekspor mangga gedong gincu dari 5 kabupaten ke Jepang," ucapnya.

Sekedar diketahui, mangga gedong gincu menjadi salah satu buah unggulan Provinsi Jabar. Ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 31 tahun 2018 tentang Pengembangan Buah-Buahan serta Sayuran Unggulan dan Prospektif di Daerah Provinsi Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

Menurut Herman, tantangan paling besar adalah standardisasi mangga gedong gincu secara internasional. Hal yang paling utama adalah buah yang akan diekspor harus bebas lalat buah.

Maka, Pemprov Jabar bekerja sama dengan Balai Karantina dan Institut Pembangunan Jawa Barat (InJabar), lembaga think thank milik Universitas Padjadjaran, dibantu para eksportir untuk memenuhi standar yang dipersyaratkan.

"Paling berat kan terkait dengan rekomendasi dari Balai Karantina Indonesia. Alhamdulillah kita sudah tempuh semua standar internasional yang harus dipenuhi, termasuk antisipasi lalat buah. Mudah-mudahan bulan Oktober, Jawa Barat sudah bisa mengirimkan ekspor perdana Mangga Gedong Gincu. Ini pertama dalam sejarah, sudah kita ikhtiarkan cukup lama," katanya.

Misi untuk ekspor perdana mangga gedong gincu ke Jepang telah melalui 17 tahun negosiasi dengan Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) Jepang. Selama ini, Jepang menganggap Jabar menjadi tempat berkembang biak lalat buah bactrocera occipitalis, sejenis organisma hama penganggu.

Padahal di Indonesia jenis lalat ini hanya ada di Pulau Kalimantan, dan selama ini tidak ada lalu lintas mangga dari Kalimantan ke Jabar. Argumentasi ini diperkuat dengan hasil uji yang dilakukan Injabar dan Balai Karantina, bahwa mangga gedong gincu dari Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, bebas dari lalat buah.

Negosiasi menemui titik terang setelah pada Februari 2024 MAFF mengirimkan surat resmi yang membolehkan gedong gincu diekspor ke Jepang. Guna memperlancar ekspor, Pemprov Jabar juga sudah bekerja sama secara bilateral deengan IJEPA (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement), maupun multirateral dengan AJCEP (ASEAN - Japan Comprehensive Economic Partnership).

"Tahun ini insya Allah kita akan eksekusi dan ini adalah rapat persiapan terakhir. Yang menarik, kita sudah ada perjanjian IJEPA dan AJCEP, karena itu keuntungan yang bisa kita manfaatkan. Supaya tarif masuknya 0%," tutur Herman.




(aau/mso)


Hide Ads