Geliat penjualan aneka oleh-oleh di Pantura Indramayu di musim arus balik tahun ini cukup lesu. Buah mangga yang biasanya jadi primadona buah tangan kini dirasakan pedagang sepi peminat.
Pemudik dari arah Cirebon menuju Jakarta silih berganti mampir di pusat oleh-oleh di Samping U-turn Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (6/4/2025). Mata pemudik mulai mencari-cari aneka jajanan yang terpajang rapi.
Meski tak seramai musim arus balik tahun sebelumnya, namun animo pengunjung mulai terasa sejak Jumat (4/4) kemarin atau H+4 Lebaran. "Mulai ramai itu Jumat kemarin," kata Penjual oleh-oleh, Riki (50) kepada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hijaunya dan kuningnya buah mangga yang terpampang seperti kurang menarik perhatian. Pasalnya, mayoritas pembeli yang mampir hanya memburu kerupuk melarat, ikan asin dan terasi.
"Mayoritas pembeli mencari ikan asin, terasi dan kerupuk melarat. Kalau mangga sih kurang peminat," ujarnya.
Padahal, kata Riki, stok mangga tengah melimpah. Bahkan, secara harga pun relatif murah hanya berkisar Rp20 ribu saja perkilogramnya.
Riki mengaku, musik arus balik musim ini hanya menyetok sekitar 5 kuintal saja. Mulai dari jenis mangga cengkir, mangga gajah hingga gedong gincu.
Khusus buah mangga, Riki mengaku, hanya melayani beberapa kilogram saja. Padahal di tahun sebelumnya, 5 kuintal mangga pernah terjual dalam sehari.
"Kalau lagi ramai paling maksimal 40 kilogram sampai setengah kuintal. Tapi kalau tahun kemarin bisa tembus 5 kuintal sehari," ungkapnya.
Lesunya penjualan oleh-oleh khas Indramayu pengaruhi omset yang didapat Riki. Sehari ia paling mendapat sekitar Rp2 juta.
"Sekarang nggak kayak tahun kemarin sehari paling Rp2 juta. Tahun kemarin bisa sampai Rp5 juta sehari," ucapnya.
(mso/mso)