Jurus Irit Nelayan Ambulu Cirebon Kala Melaut

Jurus Irit Nelayan Ambulu Cirebon Kala Melaut

Devteo Mahardika - detikJabar
Rabu, 12 Jun 2024 10:30 WIB
Aktivitas sejumlah nelayan di Desa Ambulu, Kabupaten Cirebon
Aktivitas sejumlah nelayan di Desa Ambulu, Kabupaten Cirebon. Foto: Devteo Mahardika/detikJabar
Cirebon -

Aktivitas kegiatan nelayan di Desa Ambulu, Kabupaten Cirebon tampak sibuk. Sejumlah kapal nelayan pun terlihat mondar-mandir pada Selasa (11/6/2024).

Uniknya, terdapat 50 nelayan berhasil menemukan cara untuk membelah ombak laut Jawa menggunakan gas sebagai bahan bakar kapal mereka. Tentunya dengan cara semacam ini, akan lebih ramah lingkungan dan ramah bagi kantong nelayan.

Nelayan Ambulu tak perlu mengeluarkan biaya operasional lebih banyak untuk membeli Baham Bakar Minyak (BBM) saat melaut. Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rajungan Jaya Ambulu, Samsur mengatakan dengan cara semacam ini mampu mengubah hidup para nelayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, transformasi ini bermula pada tahun 2016 yang lalu, ketika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan program konversi BBM ke BBG. "Program ini bertujuan membantu nelayan mengurangi ongkos melaut dan meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Samsur.

Samsur menjelaskan sebelum menggunakan BBG, para nelayan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk bahan bakar.

ADVERTISEMENT

"Dulu, untuk perjalanan sejauh 17 kilometer dari bibir pantai, nelayan membutuhkan 4 liter bensin. Tapi sekarang, satu tabung gas bisa bertahan beberapa hari untuk jarak yang sama," jelas Samsur.

"Biayanya pun jauh lebih murah, hanya sekitar Rp19.000 per tabung," tuturnya.

Samsur mengisahkan konversu BBM ke BBG dapat membawa dampak positif yang nyata bagi para nelayan. "Setelah merasakan efisiensi BBG, nelayan bisa menghemat pengeluaran. Ini sangat membantu mengingat hasil tangkapan yang sering tidak menentu," katanya dengan senyum puas.

Namun ia mengakui masih banyak nelayan yang belum teredukasi tentang manfaat BBG. Ia menyadari bahwa tugas edukasi ini cukup menantang, tetapi ia optimis bahwa dengan infrastruktur pendukung yang memadai, program ini bisa berhasil sepenuhnya.

"Memang masih ada rasa khawatir bagi sejumlah nelayan saat mengalihkan bahan bakar ke gas, jadi ya memang nggak semua nelayan disini pake tabung gas sebagai bahan bakar kapalnya," pungkasnya.

Sementara itu nelayan lainnya, Muhsin (49) juga mengaku saat beralih menggunakan bahan bakar gas lebih bisa mengefisiensikan pengeluaran biaya saat melaut.

"Kalau dulu pake solar biayanya besar banget, tapi setelah pake gas lebih hemat biaya waktu ngelaut," ucapnya.

(sud/sud)


Hide Ads