Di tangan seorang seniman berbakat, pelepah pisang yang kerap dianggap limbah ternyata bisa disulap menjadi karya seni bernilai tinggi. Salah satunya adalah seni kaligrafi dari pelepah pisang, yang kini mulai diminati karena keunikannya serta pesan lingkungan yang dikandungnya.
Bagi banyak orang, pelepah pisang mungkin hanya sekadar sampah organik yang tak memiliki nilai guna. Namun, bagi para perajin seni, bahan alami ini justru menyimpan potensi luar biasa. Tekstur khas dan warna alami pelepah pisang menciptakan kesan estetik yang unik, terutama ketika dijadikan media untuk seni kaligrafi.
Seorang seniman kaligrafi asal Sukabumi, Asep Suryana (48) telah mengembangkan teknik khusus dalam memanfaatkan pelepah pisang sebagai media kaligrafi. Ia menekuni kreativitas kaligrafi dari pelepah pisang ini sejak tahun 2014.
Inspirasi datang secara tak terduga ketika ia melihat seorang perajin batu nisan di Jembatan Merah, Baros, Kota Sukabumi yang memiliki lukisan unik terpajang di dinding. Penasaran, ia bertanya mengenai bahan yang digunakan dan terkejut ketika mengetahui bahwa pelepah pisang bisa diolah menjadi karya seni.
"Saya tanya bahan dasarnya, ternyata dari pelepah pisang. Dari situ, saya berpikir, kenapa tidak mencoba membuat kaligrafi dengan bahan yang sama, ada eksperimen, modifikasi juga akhirnya berhasil membuat karya sendiri," kenang Asep saat ditemui di kediamannya di Kampung Cipeueut, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindun.
Membuat kaligrafi dari pelepah pisang bukanlah pekerjaan mudah. Asep mengatakan, ada beberapa tahap yang harus dilakukan agar hasil akhirnya sempurna.
Pelepah pisang yang sudah dipilih harus dikeringkan terlebih dahulu agar tidak mudah rapuh. Setelah itu, seniman akan mengukir atau menempelkan potongan-potongan pelepah untuk membentuk huruf-huruf kaligrafi.
Beberapa seniman lebih memilih teknik membakar ringan permukaan pelepah untuk menciptakan efek warna yang lebih kontras. Sementara Asep memanfaatkan keaslian warna pelepah tanpa tambahan bahan lain.
"Awal pembuatannya kalau untuk huruf hijaiyah rata-rata pakai yang warna putih, jadi ambil dari pohon terus dijemur yang bagian dalamnya. Kalau yang warna hitam atau cokelat itu ambil langsung dari pohonnya, jadi kalau musim hujan lumayan sulit," ujarnya.
Proses pengerjaan satu karya tergantung tingkat kesulitannya. Untuk kaligrafi sederhana seperti lafaz Allah atau Muhammad, Asep bisa menyelesaikannya dalam sehari. Namun, untuk kaligrafi yang lebih rumit seperti ayat Kursi, ia membutuhkan waktu hingga satu minggu.
Selain keterampilan, cuaca juga menjadi tantangan utama. Karena menggunakan lem sebagai perekat, karya-karyanya harus dijemur agar menempel dengan sempurna.
Tak hanya memiliki nilai estetika, seni kaligrafi dari pelepah pisang juga menjadi bagian dari gerakan seni ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan alami, para seniman tidak hanya menciptakan karya indah, tetapi juga membantu mengurangi limbah organik.
"Saya ingin menunjukkan bahwa seni bisa lahir dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita. Ini juga sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan," ucapnya.
Keunikan karya Asep membuatnya dikenal luas, tak hanya di dalam negeri tetapi juga hingga mancanegara. Selain pelanggan dari Jakarta dan Bandung, ia pernah menerima pesanan dari Turki, Oman, dan Malaysia. Setiap kali mengikuti pameran seni, karya-karyanya selalu menarik perhatian, terutama dari warga Timur Tengah.
Harga karya seni kaligrafi pelepah pisang ini bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. Tak hanya kaligrafi, Asep juga mengembangkan produk lain seperti peci dan lukisan wajah dari bahan yang sama.
"Bahan bakunya melimpah, karena ini sebenarnya limbah yang sering dibakar. Saya justru melihat potensi untuk mengubahnya menjadi karya seni yang bernilai," kata Asep.
Di tengah tantangan yang ada, Asep tetap berkomitmen mengembangkan seni kaligrafi dari pelepah pisang. Ia berharap usahanya bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk memanfaatkan limbah alam menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Simak Video "Video: Siswa SMA Raih Emas Berkat Soket Kaki Palsu dari Pelepah Pisang"
(mso/mso)