Mengungkap Pencipta Lagu Es Lilin yang Anonim Puluhan Tahun

Mengungkap Pencipta Lagu Es Lilin yang Anonim Puluhan Tahun

Bima Bagaskara - detikJabar
Senin, 30 Sep 2024 10:00 WIB
Indra Ridwan yang kini aktif menjabat Wakil Rektor di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Indra Ridwan yang kini aktif menjabat Wakil Rektor di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Bandung -

Selama kurang lebih 50 tahun lamanya, lagu Es Lilin kehilangan pemiliknya. Lagu legendaris asal Jawa Barat ini sempat anonim karena tidak diketahui siapa penciptanya hingga penulisan NN (No Name) disandingkan dengan lagu ini.

Sebelum akhirnya pada 1988, ditetapkan oleh Depdikbud Kanwil Jawa Barat melalui surat nomor 180/102/13/J/88 bahwa Ni Mursih sebagai pencipta lagu Es Lilin yang melegenda. Kepastian Ni Mursih sebagai pencipta lagu Es Lilin telah banyak diteliti, salah satunya oleh Indra Ridwan yang kini aktif menjabat Wakil Rektor di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Indra meneliti soal lagu Es Lilin dalam disertasinya tentang lagu-lagu Pop Sunda. Saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini, Indra menuturkan tentang awal mula lagu Es Lilin muncul hingga kemudian tenar di masanya. Menurutnya, lagu Es Lilin muncul di era 1930-an saat radio mulai banyak didengar masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penelitian saya itu terkait Pop Sunda dan ketika saya telusuri tentang perjalanan Pop Sunda nyangkut dengan lagu Sunda modern, dan lagu Sunda modern itu adanya sekitar tahun 1930-an. Kalau kita ingin melihat antara musik sunda tradisional dan modern itu dimulai dari adanya radio," ujar Indra.

"Radio itu sangat berpengaruh ke bentuk lagu baru yang diciptakan musisi sunda. Jadi saya meneliti Pop Sunda, tahunya saya menemukan lagu Es Lilin itu," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dalam penelitiannya, Indra mengungkapkan alasan lagu Es Lilin anonim berpuluh-puluh tahun. Saat itu kata dia, masyarakat tidak begitu memikirkan siapa pencipta sebuah lagu hingga membuat NN begitu mudah disandingkan dengan suatu lagu, termasuk Es Lilin.

"Kalau dikatakan NN selama tahun itu, karena memang saat itu belum ada yang fokus meneliti dan mencari data terkait lagu-lagu itu. Jadi orang cari gampangnya dituliskan NN," kata dia mengungkapkan.

Indra mengaku sudah beberapa kali menemui keluarga Ni Mursih di Soreang, Kabupaten Bandung untuk mencari tahu, kapan lagu Es Lilin diciptakan. Berbagai versi muncul soal tahun diciptakannya lagu Es Lilin ini mulai dari tahun 1936 hingga 1937.

Namun Indra punya pandangannya sendiri. Menurutnya, lagu Es Lilin diciptakan di tahun 1937. Bukan tanpa alasan Indra menyebut tahun itu. Sebab di tahun itu, lagu Es Lilin diputar dalam sebuah acara di radio bernama NIROM.

"Dalam sebuah buku acara radio, yang dikeluarkan radio NIROM yang sekitar 1934 berdiri, di sana ada acara yang salah satunya meliputi tradisional kita. Saya menemukan di sana ada acara yang disiarkan pukul 22.00 WIB dan ada lagu Es Lilin di acara itu," tuturnya.

"Itu 17 November 1937 acara itu. Artinya kalau kita lihat NIROM didirikan tahun 1934, sampai tahun 1937 itu tidak ada lagu Es Lilin. Tapi di tanggal itu disebutkan lagu Es Lilin, dan namanya bukan Es Lilin tapi Ijs Lilin," ujar Indra melanjutkan.

Meski begitu, Indra belum bisa memastikan jika lagu Es Lilin diciptakan pada 1937. Dia berasumsi, bisa saja Es Lilin diciptakan sebelumnya karena saat itu hanya disebut Ni Mursih sebagai penyanyi Es Lilin, bukan penciptanya.

"Saya menemukan Ijs Lilin dinyanyikan oleh Ni Mursih. Dinyanyikan ya, bukan diciptakan. Berarti kan kita berasumsi bisa diciptakan sebelum itu. Saya nggak menemukan data diciptakan kapan, tapi disiarkan pertama kali itu," ucap Indra.

Mulai Digemari

Menggema dari radio, lagu Es Lilin mulai digemari banyak orang. Bukan cuma orang lokal, masyarakat keturunan hingga warga negara asing mulai menunjukkan ketertarikannya kepada lagu ini. Indra menyebut, pemutaran lagu Es Lilin di radio NIROM membuat lagu ini tenar.

"Saya menemukan lagu Es Lilin sejak tahun itu digemari tidak hanya oleh masyarakat Indonesia dan Jabar, tapi orang Hindia Belanda suka, orang Jepang suka. Ada buktinya di mana di Toko Chioda di Jalan Asia Afrika pegawainya menyukai lagu itu. Bahkan saya yakin karena siarannya nggak hanya untuk kita, karena NIROM itu milik Belanda, berarti itu diminati oleh di luar orang pribumi ya," tutur Indra.

Saat mulai tenar, lagu Es Lilin juga dinyanyikan oleh dua sinden terkenal kala itu yakni Ni Ojeh dari Jakarta dan Ni Gagak dari Bandung. Indra menyebut, pembawaan lagu Es Lilin oleh dua sinden itu lebih disukai ketimbang dibawakan Ni Mursih.

"Ada yang menarik, meski dinyanyikan oleh Ni Mursih tapi sebetulnya lebih enak dinyanyikan oleh sinden lain. Ada Sinden Ni Gagak dari Bandung dan Ni Ojeh dari Jakarta. Ni mursih ini sinden ya. Rupanya menurut informasi dari budayawan, bahwa Ni Gagak dan Ni Ojeh lebih diminati dari sisi penampilan membawakan lagu Es Lilin," ucap Indra.

Ni Mursih Pencipta Lagu Es Lilin

Dalam penelitiannya, Indra juga mengungkap jika Ni Mursih merupakan pencipta melodi lagu Es Lilin. Sedangkan pencipta lirik lagu Es Lilin adalah Edi Natawisastra yang merupakan menantu dari Ni Mursih.

"Tapi belakangan saya baru tahu, ternyata yang menciptakan liriknya bukan Ni Mursih, tapi Edi Natawisastra, menantunya ya kalau gak salah," ujarnya.

Indra Ridwan yang kini aktif menjabat Wakil Rektor di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) BandungIndra Ridwan (Bima Bagaskara/detikJabar)

Dia menjelaskan, pengertian lagu itu melibatkan dua elemen yaitu melodi dan lirik. Menurutnya, Edi menciptakan lirik lagu Es Lilin yang dinyanyikan Ni Mursih sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap produser sebuah rumah rekaman kala itu. Keduanya menganggap produser memandang sebelah mata musisi lokal.

"Dalam hal ini katanya Ni Mursih dengan Pak Edi Natawisastra punya ketidakpuasan dengan gamparan, siapa? Itu produser atau yang memproduksi piringan hitam. Kenapa demikian? Ketika Ni Mursih dengan Edi datang dia belum dibayar ketika sudah rekaman dan sebagainya," kata Indra.

Indra menjelaskan, Ni Mursih dan Edi Natawisastra sempat mendatangi tempat produser piringan hitam di wilayah Parapatan Lima Bandung. Di sana, mereka mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan seperti dipersulit soal pembayaran.

Dari situlah, Edi membuat lirik lagu Es Lilin yang punya makna perlawanan terhadap produser mereka. "Betul perlawanan dari pencipta lirik terhadap perilaku yang dilakukan oleh gamparan itu mungkin produser ya," ujar Indra.

(bba/sud)

Sorot Jabar

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjabar



Hide Ads