Kisah Ni Mursih dan Kelahiran Lagu Es Lilin yang Melegenda

Kisah Ni Mursih dan Kelahiran Lagu Es Lilin yang Melegenda

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 01 Okt 2024 12:28 WIB
Pemberian penghargaan lifetime achievement kepada Ni Mursih, pencipta lagu Es Lilin yang diterima oleh perwakilan keluarga di West Java Festival 2024
Pemberian penghargaan lifetime achievement kepada Ni Mursih, pencipta lagu Es Lilin yang diterima oleh perwakilan keluarga di West Java Festival 2024. (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Kepopuleran lagu Es Lilin tak sekedar sebatas menjadi tembang yang meramaikan blantika musik di Tanah Air. Es Lilin bahkan sudah menjelma menjadi lagu yang merepresentasikan bagaimana kebudayaan Sunda berkembang hingga sekarang.

Es Lilin merupakan lagu yang liriknya ditulis Edi Natawisastra pada 1936. Mertuanya Edi, Mursih, kemudian menjadi pesinden yang menyanyikan lagu ini dengan iringan petikan kecapi dan suling yang menjadi ciri khas dari lagu-lagu Sunda pada zaman tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan mengapa bukan Ni Mursih, begitu dia dikenal di kalangan seniman Sunda di Jabar, menulis langsung lirik lagu Es Lilin, karena Ni Mursih saat itu buta huruf dan tak seberuntung orang lain yang merasakan bangku sekolah pada zaman penjajahan. Ni Mursih muda lebih fokus memperdalam ilmu agama hingga bakatnya di bidang tarik suara ditemukan kiainya saat masih menimba ilmu di pesantren.

Namun, meski buta huruf, Ni Mursih bisa menghapal bait demi bait lirik lagus Es Lilin dengan apik. Nada lagu Es Lilin versi aslinya juga berasal dari langsung dari Ni Mursih yang berdendang di atas delman ketika pulang mengisi hiburan di radio Belanda bernama NIROM.

ADVERTISEMENT

"Jadi Es Lilin itu karya kawih (sebuah nyanyian khas Sunda) dari uyut saya, Ni Mursih setelah pulang dari radio Belanda di Bandung ke Katapang. Sepanjang jalan, beliau menghaleuang (berdendang) yang kebetulan banyak tukang es lilin yang dagang. Sesampainya di rumah, diisilan haleuang itu oleh aki Edi Natawisastra," kata Bayu Subekti, cicit Ni Mursih, saat berbincang dengan detikJabar.

Dalam laporan koran Buana Minggu yang terbit pada 27 Februari 1983, mendiang Edi Natawisastra saat itu bercerita bahwa lagu Es Lilin mulai dikumandangkan di radio Belanda, Nirom, setelah diciptakan pada 1936. Es Lilin ternyata langsung memikat hati masyarakat Sunda, dan membuat dua orang dari PH Columbia di Bandung saat itu tertarik untuk merekam lagu tersebut.

Es Lilin pun direkam dengan diiringi petikan kecapi dan harmonisasi seruling. Mang Uco saat itu yang menjadi pemain kecapinya, sementara peniup suling adalah Mang Duleh.

Setelah direkam, koran Buana Minggu membeberkan Ni Mursih mendapat bayaran sebesar 700 gulden. Uang itu diserahkan dua orang utusan PH Columbia bernama Soen Ek dan Kwat Tiong di rumah Ni Mursih, di Katapang, Kabupaten Bandung.

Tapi, koran Buana Minggu menulis bahwa uang itu tidak bukan sebagai uang imbalan atau honor. Uang 700 gulden ini hanya sebagai bentuk terima kasih kepada lagu Es Lilin yang telah direkam.

Ni Mursih saat tampil bersama pengiringnya.Ni Mursih saat tampil bersama pengiringnya. (Foto: Rifat Alhamidi)

Karena kondisi itu lah, Es Lilin seolah menjelma sebagai lagu kritik yang berbau penuh perjuangan. Sebab yang Ni Mursih rasakan kala itu, bayaran untuk lagu dari seniman lokal terbilang begitu rendah dibandingkan dengan musisi lainnya.

Kritik dari lagu Es Lilin pun tercermin dalam penggalan bait yang ditulis Edi Natawisastra. Misalnya pada bait 'Gamparan sok ngabibingung (tuan itu suka membuat bingung)', Maksad abdi agan da seja ngiring (Saya bersedia ikut/kerjasama dengan tuan)', hingga 'Mung asal silih ajenah (Tapi harus saling menghargai)'.

Namun dalam perjalanan, lagu Es Lilin malah mengalami pergeseran makna. Sejumlah penyanyi zaman itu seperti Teti Saleh hingga Nining Meida, tercatat mendaur-ulang lagu Es Lilin dan mengubah liriknya tanpa sepengetahuan keluarga Ni Mursih.

Jangan sampai melupakan kalau lagu Es Lilin itu diciptakannya sama Ni Mursih.Bayu Subekti

Penyanyi-penyanyi tadi, kemudian mempopulerkan Es Lilin yang membuat lagu itu dianggap sebagai tembang bernuansa percintaan. Bahkan tak sedikit yang mengira makna lagu Es Lilin bercerita tentang seorang lelaki yang begitu merindukan kekasihnya.

Tapi dalam kesempatan perbincangan dengan detikJabar, Bayu Subekti kembali menegaskan soal makna mendalam dari lagu Es Lilin. Kata Bayu, Es Lilin bukan hanya sekedar lagu Sunda, tapi mengandung makna perjuangan yang telah nenek moyangnya lakukan.

"Karena yang terpenting jangan sampai melupakan sejarah. Jangan sampai melupakan kalau lagu Es Lilin itu diciptakannya sama Ni Mursih, uyut saya," tutur Bayu.

Selain itu, Bayu pun sebetulnya tak masalah jika akhirnya Es Lilin menjadi lagu yang dipopulerkan nama orang lain. Setidaknya, ia ikut berterima kasih karena sejumlah penyanyi akhirnya berkontribusi dalam kepopuleran lagu Es Lilin.

Yang tak pernah Bayu lupakan, saat Es Lilin memikat hati diva asal Malaysia, Siti Nurhaliza. Dato' Sri, begitu penyanyi ini akrab disapa, pernah mendaurulang lagu ini pada 2002 dan memasukkannya dalam list album berjudul Sanggar Mustika.

Seperti biasa, ketika mendaurulang lagu ini, Dato' Sri memasukkan unsur Melayu dalam lagu Es Lilin albumnya. Alhasil, Es Lilin versi Siti Nurhaliza jauh berbeda jika bicara soal nada maupun liriknya dengan versi aslinya. Lagu Es Lilin versi Siti Nurhaliza pun saat ini masih bisa didengarkan di platform YouTube.

"Kita bahkan terima kasih (lagu) Es Lilin sudah dipopulerkan. Tapi ya kembali lagi, tolong kebanggaan kita mah tetap bahwa (lagu) Es Lilin ini adalah aset Jawa Barat yang harus kita jaga," tutur Bayu.

Edi Natawisastra, menantu Ni Mursih dan penulis lirik lagu Es Lilin.Endang Hidayat, cucu Ni Mursih. (Foto: Rifat Alhamidi)

Saat ini, keluarga besar Ni Mursih sedang mengupayakan penetapan hak cipta dari Es Lilin. Setelah mendapat pengakuan dari pemerintah pada 1988, keluarga telah mendaftarkan Es Lilin ke Yayasan Penerbit Karya Musik Pertiwi (PMP) hingga Wahana Musik Indonesia (Wami) sejak 1997.

Tujuannya kata Bayu, bukan hanya mengejar mengejar royalti semata. Ada satu tujuan utama yang ingin Bayu dan keluarganya capai, agar Ni Mursih bisa diakui sebagai pemilik asli dari lagu Es Lilin yang telah lama mendunia.

"Karena niat saya juga untuk meingnformasikan bahwa Es Lilin itu ciptaan Ni Mursih dari Katapang," ucap Bayu.

(ral/iqk)

Sorot Jabar

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjabar


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads