Piazza Firenze, Markas Kerajinan Kulit Garut Bernuansa Italia

Piazza Firenze, Markas Kerajinan Kulit Garut Bernuansa Italia

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 15 Jan 2025 16:22 WIB
Piazza Firenze di Garut.
Piazza Firenze di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Upaya mendorong industri kulit Garut agar lebih dikenal dan mendunia terus dilakukan. Hadirnya Piazza Firenze, menjadi wujud nyata kolaborasi berbagai pihak untuk mendongkrak industri kulit Garut.

Sebuah komplek bangunan megah kini berdiri di kawasan sentra industri kerajinan kulit terkenal di Garut, tepatnya di Sukaregang. Bangunan bernama Piazza Firenze ini, memuat beragam produk kerajinan kulit, buatan UKM.

Bangunannya estetik, berlantai dua. Jika dilihat sekilas, bangunan yang didominasi warna cream dan hitam ini mirip bangunan di perkotaan Italia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari tas, sandal dan sepatu, jaket, hingga gantungan kunci dari kulit, semuanya ada di tempat ini. Mayoritas adalah buatan usaha kecil menengah (UKM) yang konsen di bidang kulit di Garut.

Piazza Firenze di Garut.Piazza Firenze di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)

Tempat ini juga, nyaman untuk dikunjungi publik. Sebab, disediakan ruang terbuka dengan tempat duduk dan fasilitas umum lain di dalamnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, tak hanya berbicara soal kulit, seperti tempatnya yang bernuansa Italia, di tempat ini nantinya akan tersaji beragam menu khas Negeri Pizza, yang bisa dinikmati.

Desainer kenamaan Indonesia asal Garut, Poppy Dharsono adalah sosok di balik semuanya. Poppy merupakan inisiator berdirinya Piazza Firenze.

"Piazza Firenze ini kurang lebih artinya pelataran Firenze. Firenze adalah kota di Italia, sekaligus kiblat kerajinan kulit dunia," ungkap Poppy Dharsono.

Piazza Firenze di Garut.Piazza Firenze di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)

Dalam merealisasikan ini, Poppy berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari UKM kerajinan kulit, Pemkab Garut, Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kebudayaan hingga TNI.

Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, Piazza Firenze ini diharapkan menjadi daya tarik baru pariwisata di Kabupaten Garut.

"Tempat ini dirancang sebagai ruang publik modern, juga untuk mempromosikan industri kulit Garut. Saya berharap ini bisa mendongkrak wisata ke Garut dan terus berinovasi," kata Widiyanti.

Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Joko Juliantono mengatakan, pemerintah mengucurkan dana triliunan rupiah untuk membantu pengembangan UKM.

Piazza Firenze di Garut.Piazza Firenze di Garut. (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)

Untuk industri kulit Sukaregang, Kemenkop UKM berniat untuk membantu pengadaan alat pengelolaan limbah. Sebab, kata Ferry, salah satu isu mengenai kerajinan kulit, adalah limbah.

"Kita akan bantu alat pengolahan limbah di industri kulit ini. Supaya kita layak dan diterima oleh masyarakat internasional juga," ungkap Ferry.

Kemenkop Siap Bantu Tangani Limbah Industri Kulit

Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM berupaya terus mendukung pengembangan industri kulit legendaris dari Garut. Salah satu caranya, dengan ikut serta menangani limbahnya.

Menurut Ferry, Kemenkop saat ini diperintahkan Presiden RI Prabowo Subianto untuk terus mengawal perkembangan koperasi dan UKM di Indonesia.

"Kami bahkan mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 10 triliun untuk dikelola LPDB-KUMKM dalam mengembangkan koperasi-koperasi produktif di sektor riil. Salah satunya adalah Koperasi Artisan Kulit Indonesia," ungkap Ferry.

Ferry menjelaskan, untuk penyamakan kulit di Garut, pihaknya berencana untuk menyalurkan bantuan berupa alat pengelolaan limbah yang proporsional.

Hal tersebut, kata Ferry, bukan tanpa alasan. Sebab, salah satu isu yang dihadapi industri penyamakan kulit, adalah pengelolaan limbah, yang saat ini dianggap belum optimal.

"Tujuannya, agar produk kulit kita bisa diterima pasar internasional. Dan kita, sudah menemukan teknologi yang berharga murah," katanya.

Produk kulit nasional Indonesia sendiri, saat ini berada di kisaran 70 ribu ton. Dari jumlah tersebut, Kabupaten Garut menyumbang sebanyak 25 persen di antaranya.

Ada sekitar 284 industri penyamakan kulit dan 380 industri non penyamakan, yang melibatkan lebih dari satu juta orang yang bekerja pada industri kulit di Kabupaten Garut.

(orb/orb)


Hide Ads