Kulit Domba Garut Dijadikan Kolagen, Ini Inovasi Peneliti Fapet UGM

ADVERTISEMENT

Kulit Domba Garut Dijadikan Kolagen, Ini Inovasi Peneliti Fapet UGM

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 04 Des 2024 17:00 WIB
Guru Besar bidang Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Yuny Erwanto, S Pt, MP, Ph D, IPM, menggandeng The Institute of Agrochemistry and Food Technology (IATA) Spanyol untuk kerja sama riset
Foto: UGM/Guru Besar bidang Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UGM, Prof Ir Yuny Erwanto, S Pt, MP, Ph D, IPM, menggandeng The Institute of Agrochemistry and Food Technology (IATA) Spanyol untuk kerja sama riset
Jakarta -

Kolagen adalah sejenis protein yang bermanfaat untuk kulit, tulang, gigi, hingga otak manusia. Kolagen bisa dihasilkan dari kulit binatang, misalnya kulit domba, seperti yang baru saja dikembangkan oleh peneliti dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Yap! Meski tubuh kita memproduksi kolagen secara alami melalui konsumsi ayam dan ikan, tapi kolagen bisa dihasilkan dari kulit hewan seperti domba. Peneliti Fapet UGM, Prof Yuny Erwanto dan timnya tengah mengembangkan protein kolagen dari kulit domba Garut yang diisolasi kemudian dihidrolisis menjadi oligopeptide.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein atau kolagen dari kulit domba Garut ternyata mempunyai aktivitas sebagai agen antihipertensi, sehingga bisa mencegah hipertensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Data-data penelitian menunjukkan bahwa potensi protein dari kolagen kulit domba Garut dapat menjadi agen bioaktif sebagai penghambat antihipertensi. Penelitian ini masih berjalan dan diharapkan nantinya akan menghasilkan sekuen bioaktif peptide yang berpotensi untuk dihilirkan di pasaran sebagai salah satu agen antihipertensi yang bersifat alami," ucap Yuny melalui keterangan tertulis yang diterima Rabu (4/12/2024).


Hipertensi, Penyakit Mematikan yang Bisa Dicegah dengan Protein

Studi yang tengah dikembangkan Fapet UGM ini menjadi penemuan penting mengingat hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang tergolong mematikan.

ADVERTISEMENT

Menurut data Kementerian Kesehatan dalam "Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023" dan studi kohort penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi termasuk faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat, yaitu sebesar 10,2 persen.

Yuny yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Fapet UGM, menjelaskan salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi adalah berubahnya angiotensin I menjadi angiotensin II dalam ginjal.

"Angiotensin I adalah sekuen oligopeptide dengan panjang 10 asam amino apabila diubah menjadi angiotensin II yang berjumlah 8 asam amino ternyata akan menjadi penyebab pembuluh darah mengalami pengerutan yang berakibat tekanan darah akan naik," jelasnya.

Kondisi tersebut terjadi karena ada enzim yang merubah angiotensin I ke angiotensin II yang disebut angiotensin converting enzym (ACE).

Oleh karena itu, salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah menghambat kerja ACE agar tidak mengubah Angiotensin I ke Angiotensin II sehingga ACE akan menurunkan kinerjanya.

"Kalau ada substrat yang mampu memikat enzim maka kerja enzim akan menjadi terhambat. Nah, salah satu cara melakukan penghambatan tersebut dapat dilakukan apabila ada sekuen peptide yang bisa menempel ke ACE sehingga aktivitasnya dalam mengubah ang I ke ang II menjadi menurun. Bahan penghambat yang berupa oligopeptide atau protein rantai pendek itu disebut sebagai bioaktit peptide," papar Yuny

Daging hingga Telur Bukan Penyebab Hipertensi

Yuny juga menekankan bahwa pemahaman masyarakat yang mempercayai bahwa produk peternakan seperti daging, susu, dan telur sebagai penyebab hipertensi, tidaklah tepat.

Menurutnya, pangan dari produk peternakan adalah sumber protein yang jika dikonsumsi dengan cara yang benar, yaitu makan dagingnya dan bukan bagian lemaknya, maka akan sangat bermanfaat.

Dalam hal ini, protein dari produk peternakan tersebut dalam tubuh akan dipecah oleh berbagai macam enzim.

"Dari protein alami dalam yang dalam bentuk aslinya tidak mempunyai kemampuan bioaktif akhirnya menjadi mempunyai kemampuan bioaktif setelah dilakukan pemecahan menjadi peptide yang sederhana atau protein rantai pendek. Dalam ranah komersial sering disebut protein oligopeptide," jelas Yuny.

Nantinya, protein yang sudah dipecah menjadi bentuk yang pendek ini kemudian dikenal menjadi bioaktif peptide artinya peptide yang mempunyai aktivitas tertentu membantu fungsi kesehatan manusia.

Kini, pencarian sumber-sumber protein bioaktif dari pangan hasil ternak terus berlangsung. Adapun dalam pengembangan kolagen dari kulit domba Garut ini, Fapet UGM melakukan penelitian bekerja sama dengan para peneliti internasional yang mempunyai keahlian yaitu dari Prof Fidel Toldra dan tim dari The Institute of Agrochemistry and Food Technology (IATA) Spanyol.




(faz/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads