Dua karya budaya asal Garut, endog lewo dan kerajinan kulit khas Sukaregang, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di tahun 2025 ini.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Luna Avriantini. Menurut Luna, endog lewo dan kerajinan kulit Sukaregang telah ditetapkan menjadi WBTB.
"Benar, endog lewo dan kerajinan kulit Sukaregang menjadi Warisan Budaya Tak Benda, ditetapkan oleh Pemprov Jawa Barat di tahun 2025 ini," kata Luna kepada detikJabar, Selasa (14/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luna mengatakan, endog lewo dan kerajinan kulit khas Sukaregang menjadi dua dari 42 karya budaya dari sejumlah daerah di Jawa Barat, yang ditetapkan sebagai WBTB oleh Pemprov Jawa Barat di tahun 2025 ini.
Kedua karya budaya tersebut telah melalui berbagai proses, hingga ditetapkan sebagai WBTB. Mulai dari pengusulan karya budaya, pengkajian usulan karya budaya oleh tim ahli, hingga sidang penetapan yang dilakukan pada pertengahan Desember 2024 lalu.
"Ini adalah hasil seleksi yang dilakukan Disbudpar Jawa Barat dan Tim WBTB. Sebelumnya ada 67 karya budaya yang diseleksi sebelum hanya terpilih menjadi 42," katanya.
Endog Lewo yang Legendaris
Endog lewo sendiri diketahui merupakan panganan tradisional, khas Garut, yang berasal dari kawasan Lewo. Endog lewo, diyakini sudah eksis sejak tahun 1960-an.
Makanan ringan ini, diketahui sudah sohor hingga ke luar kota. Keberadaan endog lewo sangat berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat, khususnya di kawasan aleeo itu sendiri.
Endog lewo, merupakan panganan yang terbuat dari tepung terigu. Bentuknya bulat seperti bakso, namun memiliki tekstur yang kering dan renyah ketika dikunyah.
Dahulu, endog lewo hanya memiliki satu varian rasa, yakni asin. Namun, dewasa ini, para perajin berkreasi dan menjajakan beragam varian baru seperti rasa pedas.
Produksi endog lewo yang paling masif, banyak ditemukan di kawasan Desa Sukaratu dan Desa Sukajaya, Kecamatan Malangbong.
Sejarah Panjang Kerajinan Kulit Sukaregang
Sementara kerajinan kulit khas Sukaregang, lebih terkenal ke mana-mana. Kerajinan kulit dari Garut ini, menjadi buah tangan primadona bagi para pelancong yang datang ke kota berjuluk Swiss van Java, untuk dibawa ke kota asal mereka.
![]() |
Kerajinan kulit khas Sukaregang, memiliki sejarah yang panjang. detikJabar beberapa waktu lalu sempat berbincang dengan Nadiman, salah seorang tokoh pengusaha penyamakan kulit yang sukses dan legendaris dari Sukaregang.
Menurut Haji Nadiman, kerajinan kulit khas Sukaregang telah eksis sejak zaman belanda. Tepatnya pada tahun 1930-an. Ada beragam versi sejarah, tentang kerajinan kulit Sukaregang ini.
Salah satunya, adalah kabar yang menyatakan jaket kulit dari Sukaregang digunakan oleh salah seorang pilot, saat Perang Dunia II. Tapi, Nadiman meyakini, berdasarkan cerita turun-temurun, ini bermula ketika masyarakat di sana membuat insole atau dalaman sandal tarumpah.
"Tarumpah saat itu banyak digunakan menak Belanda. Seiring berjalannya waktu, kemudian muncul produk lain seperti saddle untuk kuda, jok sepeda dan beduk," ungkap Haji Nadiman.
Kulit sapi, juga domba, sedari dulu menjadi bahan baku utamanya. Sebelum produksinya berjalan modern seperti sekarang, dulu para pelaku usaha melakukan penyamakan kulit dengan cara diinjak.
"Sekitar tahun 1960-1980, mulai berkembang. Karena sudah mulai dikoordinir oleh pemerintah melalui Unit Pelaksana Tugas (UPT)," katanya.
Saat ini, ada beragam produk kerajinan kulit khas Sukaregang yang terkenal. Mulai dari jaket, hingga sepatu dan sandal, juga ikat pinggang serta gantungan kunci.
Kerajinan kulit khas Sukaregang Garut ini, tidak hanya menjangkau pasar nasional ke berbagai kota di beragam provinsi. Tetapi juga menjangkau pasar mancanegara.
Ngomong-ngomong soal Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Barat sendiri, berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak Disbudpar, berikut ini merupakan 42 WBTB Jawa Barat tahun 2025:
- Batagor (Kota Bandung)
- Mi Kocok Bandung (Kota Bandung)
- Tahu Cibuntu (Kota Bandung)
- Bir Kotjok (Kota Bogor)
- Babakti Lemah Cai Cikundul (Kota Sukabumi)
- Narak Kebo Bule Kranggan (Kota Bekasi)
- Ngabungbang Cimande (Kabupaten Bogor)
- Seni Cibatokan (Kabupaten Bogor)
- Ujangan Bekasi (Kabupaten Bekasi)
- Tepak Gendang Opok Kijing (Kabupaten Karawang)
- Tari Gondang (Kabupaten Karawang)
- Tata Rias Penganten Kembang Ageung (Kabupaten Karawang)
- Keramik Palered (Kabupaten Purwakarta)
- Mulasara Nu Ngalahirkeun (Kabupaten Sukabumi)
- Gula Kawung (Kabupaten Sukabumi)
- Tradisi Ngadegkeun Bumi (Kabupaten Sukabumi)
- Tradisi Mapag Lisung Anyar (Kabupaten Sukabumi)
- Sangu Kabuli (Kabupaten Sukabumi)
- Endog Lewo (Kabupaten Garut)
- Kerajinan Kulit Sukaregang (Kabupaten Garut)
- Dogig (Kabupaten Kuningan)
- Pesta Dadung (Kabupaten Kuningan)
- Peuyeum Koroto (Kabupaten Ciamis)
- Kopi Godog (Kabupaten Ciamis)
- Dodol Eluk (Kabupaten Tasikmalaya)
- Golok Galonggong Manonjaya (Kabupaten Tasikmalaya)
- Anyaman Pandan Sukaruas (Kabupaten Tasikmalaya)
- Poyok Ungkal (Kabupaten Sumedang)
- Hajat Waluya (Kabupaten Pangandaran)
- Sasapian (Kabupaten Bandung Barat)
- Adus Sumur Pitu (Kabupaten Cirebon)
- Memayu Buyut Trusmi (Kabupaten Cirebon)
- Muludan Tuk (Kabupaten Cirebon)
- Pengantin Tebu Cirebon (Kabupaten Cirebon)
- Syawalan Gunungjati (Kabupaten Cirebon)
- Topeng Klana Udeng Dermayu (Kabupaten Indramayu)
- Arsitektur Rumah Junti (Kabupaten Indramayu)
- Cimplo (Kabupaten Indramayu)
- Manisan Buah Cianjur (Kabupaten Cianjur)
- Opak Linggar Rancaekek (Kabupaten Bandung)
- Rujan Ciherang (Kabupaten Bandung)
- Mapag Menak (Kabupaten Bandung)
(dir/dir)