Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat melaporkan jumlah perajin sepatu di Kawasan Sentra Cibaduyut, Kota Bandung kini hanya tersisa 50 orang. Salah satu faktor terbesarnya, karena masalah regenerasi yang membuat sentra industri sepatu legendaris tersebut meredup.
Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan mengatakan, 50 perajin sepatu itu tercatat sebagai pengusaha baru. Sebetulnya kata dia, masih terdapat perajin sepatu lainnya namun tidak berkembang lantaran terkendala masalah bahan baku yang diimpor dari Cina.
"Dari sekian banyak pengusaha di Cibaduyut, sekarang itu hanya tersisa 50-an. Ini yang terus kita dorong sebetulnya supaya pengembangan IKM (industri kecil menengan) di Jawa Barat bisa meningkat," kata Iendra usai diskusi di Kota Bandung, Kamis (26/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iendra mengungkap, menyusutnya jumlah perajin di Cibaduyut karena kurangnya generasi penerus industri sepatu di sana. Jadi, banyak usaha yang dulunya dijalankan para orang tua, namun sekarang tidak dilanjutkan oleh anak-anaknya.
"IKM seperti Cibaduyut ini orang tuanya sendiri yang mendorong anak-anaknya beraktivitas lain. Jadi sekolah aja yang benar, sehingga mereka terbawa lingkungan-lingkungan lain. Akhirnya si anak ini nggak melanjutkan usaha orng tuanya," tutur Iendra.
Masalah lain, para pelaku industri sepatu di Cibaduyut juga mengalami kendala bahan baku. Meski masih bisa mengekspor produknya hingga ke luar negeri, namun bahan yang mereka dapatkan masih bergantung impor dari Cina.
Akibatnya, sebagian besar pelaku industri harus gulung tikar karena masalah bahan baku yang sulit didapatkan. Masalahnya, sentra sepatu ini masih dijalankan para orang tua dan tidak diregenerasikan kepada anak-anaknya.
"Jadi ada yang masih lama, itu bisa berkembang, bahkan bisa ekspor. Cuman sayangnya ada keluhan lagi, bahan bakunya dari luar. Itu pun orang tua yang menjalankan, bukan anak-anaknya yah," ucap Iendra.
Baca juga: Mencuatnya Wacana Perda Anti-LGBT di Bandung |
Meski demikian, Disperindag kata Iendra sedang menyiapkan dokumen perencanaan untuk pengembangan IKM di Jabar. Tak hanya Cibaduyut, namun juga 61 ribu IKM yang tercatat di Jabar bakal diproyeksikan supaya bisa meningkat dalam jangka waktu target 20 tahun ke depan.
"Dari hulu sampai hilir kita sedang menyiapkan IKM itu, yang harus dipetakan sering dokumen perencanaan. Jadi Jabar itu punya komuditas apa, kita punya bahan baku apa, punya kemampuan apa, sisi lain marketing maunya apa. Ini yang akan disiapkan ke depan," ujarnya.
(ral/mso)