8 Hewan Endemik Indonesia di Tengah Ancaman Kepunahan

8 Hewan Endemik Indonesia di Tengah Ancaman Kepunahan

Ghina Aliyah Fatin Desira - detikJabar
Sabtu, 09 Nov 2024 06:00 WIB
Seekor anak Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus) jinak berusaha menjangkau kamera fotografer di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, Selasa (13/8/2019).  Kajian WWF-Indonesia menunjukkan bahwa populasi Gajah Sumatra makin memprihatinkan dalam 25 tahun terakhir karena telah kehilangan sekitar 70 persen habitatnya, dan populasinya menyusut hingga lebih dari separuh, berkisar 2.400 hingga 2.800 individu, karena habitatnya terus menyusut dan pembunuhan yang terus terjadi. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Gajah Sumatra (Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Bandung -

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia, menjadi rumah bagi banyak spesies hewan endemik yang tidak ditemukan di tempat lain. Namun, sebagian besar hewan ini kini menghadapi ancaman kepunahan akibat berbagai faktor, seperti perusakan habitat, perburuan liar, dan perubahan iklim.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "endemik" merujuk pada spesies organisme yang hanya ditemukan di suatu daerah geografis tertentu. Hewan endemik Indonesia adalah satwa yang secara alami hanya hidup di wilayah Nusantara.

Berikut beberapa hewan endemik Indonesia yang hampir punah dan memerlukan perhatian serius untuk pelestarian:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Elang Jawa

Elang JawaElang Jawa Foto: Merdeka Copper Gold

Hutan-hutan di Pulau Jawa, seperti Gunung Slamet dan Baluran, pernah menjadi rumah bagi elang Jawa yang gagah. Namun, kini burung pemangsa ini hanya tinggal segelintir, terhitung hanya tinggal menyisakan 250 ekor saja. Ancaman serius terhadap kelangsungan hidup elang Jawa telah mendorong IUCN untuk memasukkannya dalam kategori spesies yang sangat terancam punah.

2. Badak Jawa

Kabar Gembira, Populasi Badak Jawa di TN Ujung Kulon MeningkatKabar Gembira, Populasi Badak Jawa di TN Ujung Kulon Meningkat Foto: (dok KLHK)

Badak Jawa adalah spesies yang berasal dari pulau Jawa. Hewan ini merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang habitatnya kini hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten.

ADVERTISEMENT

Melansir website resmi Mongabay, terhitung sejak April 2024, populasi badak Jawa yang tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) tercatat sebanyak 82 ekor. Meski begitu, ada 15 ekor yang tidak terdeteksi oleh kamera sejak tahun 2021. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tetap memasukkan badak-badak tersebut dalam data populasi terbaru.

Dengan begitu, Badak Jawa diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah (endangered) berdasarkan Red List Data Book yang dirilis oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Ujung Kulon di Indonesia menjadi satu-satunya habitat alami yang masih dihuni oleh badak Jawa, setelah populasi di Vietnam dinyatakan punah beberapa tahun lalu.

3. Orang Utan Sumatra

Ini Kesuma, Bayi Orangutan Sumatera Langka yang Lahir di InggrisIni Kesuma, Bayi Orangutan Sumatera Langka yang Lahir di Inggris Foto: dok. Chester Zoo

Orang utan Sumatra sebelumnya tersebar di seluruh pulau Sumatra dan hingga ke bagian selatan, bahkan sampai ke Jawa. Namun, jangkauan spesies ini kini terbatas di bagian utara Sumatra, dengan mayoritas populasi berada di Provinsi Sumatra Utara dan Aceh.

Berdasarkan informasi dari laman World Wide Life, dari sembilan populasi orang utan Sumatra yang masih ada, hanya tujuh yang diperkirakan memiliki prospek kelangsungan hidup jangka panjang. Masing-masing berjumlah sekitar 250 individu atau lebih. Dari tujuh populasi ini, hanya tiga yang memiliki lebih dari 1.000 individu.

4. Maleo

burungburung Foto: Wahyu Setyo

Maleo, burung endemik Sulawesi yang terkenal dengan ukurannya yang besar, hanya dapat ditemukan di hutan dataran rendah dan perbukitan pulau. Sebagai satu-satunya spesies dalam genus Macrocephalon, Maleo memiliki keunikan tersendiri.

Sayangnya, populasi Maleo terus menurun hingga tersisa antara 8.000 hingga 14.000 ekor saja. Oleh karena itu, IUCN telah menetapkan Maleo sebagai spesies yang sangat kritis dan perlu dilindungi.

5. Harimau Sumatra

Harimau Sumatra di Kebun Binatang London yang bersaljuHarimau Sumatra di Kebun Binatang London yang bersalju Foto: ZSL London Zoo

Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terakhir yang masih bertahan di Indonesia. Dua spesies kerabatnya, yaitu Harimau Bali dan Harimau Jawa, telah lama punah dari habitat aslinya.

Menurut Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB TNKS), Khaidir, dalam acara peringatan Hari Harimau se-Dunia (Global Tiger Day) 2024 tingkat Provinsi Bengkulu. Ia menyampaikan bahwa populasi harimau Sumatra saat ini hanya tersisa sekitar 130-140 ekor saja.

Kelangsungan populasi top predator tersebut berada dalam kondisi sangat mengkhawatirkan akibat meningkatnya aktivitas perburuan liar di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

6. Macan Tutul Jawa

Macan tutul jawa WahyuMacan tutul jawa Wahyu Foto: dok. KLHK

Dari Mongabay, menyebutkan bahwa macan tutul Jawa merupakan predator puncak terakhir yang ada di Pulau Jawa, setelah punahnya harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) pada abad lalu.

Keberadaannya sangat terancam akibat aktivitas manusia, seperti perburuan, pengurangan habitat, dan penurunan jumlah mangsanya. Macan tutul Jawa juga terdaftar sebagai spesies yang terancam punah dalam Daftar Merah IUCN, dengan perkiraan populasi sekitar 350 individu.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa area di mana macan tutul Jawa berkembang biak juga mengalami peningkatan keanekaragaman dan kelimpahan spesies satwa liar lainnya. Para peneliti menerapkan kamera jebak di seluruh Pulau Jawa antara tahun 2020 hingga 2022 untuk mengidentifikasi kekayaan satwa di daerah dengan populasi macan tutul yang lebih banyak.

7. Jalak Bali

A Bali mynah prepared to be released into the wild perch on three branches inside an enclosure in Tabanan, Bali, Indonesia on April 17, 2022. Capture of the highly sought collector's item in the international cage bird trade for more than a century coupled with habitat loss led to the bird being listed as A Bali mynah prepared to be released into the wild perch on three branches inside an enclosure in Tabanan, Bali, Indonesia on April 17, 2022. Capture of the highly sought collector's item in the international cage bird trade for more than a century coupled with habitat loss led to the bird being listed as "critically endangered" in 1994. By 2001 only a few Bali mynahs were living in the wild with thousands in captivity across the globe, but, a conservation program over the past 10 years has seen success with population now estimated to be more than 400 throughout West Bali National Park. (AP Photo/Tatan Syuflana) Foto: AP/Tatan Syuflana

Jalak Bali, atau yang biasa disebut dengan Curik di daerah asalnya, yaitu Pulau Bali. Burung ini memiliki ukuran tubuh yang cukup besar dengan panjang dari kepala hingga ekor dapat mencapai 25 cm. Jalak Bali merupakan spesies endemik yang hanya ditemukan di Pulau Bali.

Sebagai salah satu burung eksotis di Indonesia, Jalak Bali sering menjadi target para kolektor burung dan pemburu liar yang tertarik dengan harga tingginya. Saat ini, populasi Jalak Bali sangat terancam punah akibat terganggunya habitatnya oleh pemukiman masyarakat dan aktivitas manusia di sekitar area tempat tinggal burung ini.

Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, keadaan kritis Jalak Bali ini menarik perhatian pemerintah Indonesia yang menetapkan burung ini sebagai spesies yang dilindungi oleh undang-undang.

8. Gajah Sumatra

Bali Zoo untuk pertama kalinya berhasil mengembangbiakkan Gajah Sumatra dengan kelahiran anak gajah jantan yang diberi nama Lanang. Kenalan yuk sama Lanang.Bali Zoo untuk pertama kalinya berhasil mengembangbiakkan Gajah Sumatra dengan kelahiran anak gajah jantan yang diberi nama Lanang. Kenalan yuk sama Lanang. Foto: AP Photo/Firdia Lisnawati

Melansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Gajah Sumatra adalah satwa yang dilindungi dan di kategorikan sebagai spesies Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN, serta terdaftar dalam lampiran I CITES. Dengan perkiraan populasi yang tersisa antara 1.800 hingga 2.800 individu.

Penurunan jumlah gajah ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk konversi habitat menjadi lahan pertanian, perburuan ilegal, serta konflik yang terus meningkat antara manusia dan gajah. Dari total 56 habitat yang tersedia, 13 di antaranya telah dinyatakan punah, sementara 11 lainnya dalam kondisi kritis.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads