Bagi banyak Gen Z, tidur tepat waktu rasanya seperti misi. Padahal, jam sudah menunjukkan lewat tengah malam, tetapi anehnya sudah capek seharian, begitu berbaring, malah kembali segar.
Akhirnya, tidur pun bergeser makin malam dan besok paginya menghadapi realita. Bangun dengan kepala berat, energi minim, dan suasana hati kurang stabil.
Kebiasaan kecil sehari-hari mulai dari cara merawat diri hingga rutinitas sebelum tidur punya pengaruh besar terhadap kualitas tidur. Konsep self hygiene bukan hanya soal menjaga kebersihan tubuh tetapi juga menciptakan lingkungan dan kebiasaan sehat yang membantu tubuh 'paham' kapan harus rileks. Saat rutinitas ini berantakan, tubuh ikut kebingungan dan sulit tidur terjadi.
Fenomena insomnia atau susah tidur ini jadi tanda bahwa self hygiene bukan sekadar soal kebersihan diri, tetapi bagian dari ritual yang membantu tubuh merasa aman dan siap untuk istirahat. Ketika rutinitas ini kacau, kualitas tidur ikut berantakan. Dan di tengah kesibukan serta distraksi digital yang tidak ada habisnya, memahami hal ini bisa jadi langkah kecil tapi penting untuk Gen Z yang ingin kembali tidur nyenyak.
Pengertian Sleep Hygiene
Sleep hygiene adalah serangkaian kebiasaan sehat dan pengaturan lingkungan yang membantu tubuh mendapatkan tidur yang lebih berkualitas. Hal ini bisa sesederhana menjaga jam tidur tetap teratur setiap hari, mengurangi kafein menjelang malam, dan membuat kamar terasa nyaman dan tenang. Dengan rutinitas yang tepat, tubuh menjadi lebih mudah menangkap sinyal bahwa sudah waktunya untuk beristirahat.
Alasan Utama Gen Z Susah Tidur
Beberapa alasan utama mengapa Gen Z sulit tidur adalah:
Faktor Digital & Perilaku
Gen Z tumbuh dengan ponsel di tangan, aktivitas digital jadi salah satu penyebab tidur makin sulit. Kebiasaan menggulir TikTok sebelum tidur, menonton serial satu episode lagi, atau bekerja sampai larut sambil buka banyak tab membuat otak tetap aktif meski badan sudah lelah. Cahaya biru dari layar juga bikin tubuh sulit merasa ngantuk. Akhirnya, waktu tidur terus mundur tanpa disadari.
Faktor Psikologis
Tekanan akademik, pekerjaan, overthinking, atau kecemasan bisa bikin pikiran tidak bisa diam saat malam hari. Banyak Gen Z yang baru sempat berpikir justru ketika mau tidur, sehingga kepala terasa penuh dan sulit rileks. Contohnya, memikirkan tugas, drama di lingkungan, atau kekhawatiran soal masa depan yang tiba-tiba muncul.
Faktor Lingkungan
Kondisi kamar juga memiliki pengaruh. Ruangan yang berantakan, lampu terlalu terang, suhu yang tidak nyaman, atau suara bising dari sekitar membuat tubuh sulit menemukan rasa tenang. Misalnya, kasur yang sudah tidak empuk, bantal, atau meja penuh barang bisa membuat suasana kamar tidak kondusif untuk tidur.
Faktor Fisiologis & Kebiasaan
Beberapa kebiasaan sehari-hari seperti sering minum kopi, jarang olahraga, atau makan terlalu malam dapat mengganggu ritme tidur. Begitu juga kondisi fisik tertentu seperti hormon tidak stabil atau pola makan yang tidak teratur. Contohnya, minum es kopi susu jam 5 sore atau ngemil berat sebelum tidur bisa membuat tubuh tetap aktif meski jam sudah larut.
Dampak Kurang Tidur bagi Gen Z
Dampak kurang tidur bagi Gen Z, di antaranya:
Penurunan Performa Kognitif
Otak butuh waktu tidur yang cukup untuk merapikan dan memproses semua informasi yang kita terima sepanjang hari. Saat tidur kurang, proses belajar menjadi tidak maksimal karena otak kesulitan menyimpan hal-hal baru. Akibatnya, memori jangka pendek pun tidak terbentuk dengan baik, sehingga kita lebih mudah lupa atau sulit fokus.
Masalah Kesehatan Jangka Panjang
Kurang tidur bisa membuat tubuh lebih sulit merespons insulin dengan baik, sehingga kadar gula darah jadi tidak stabil. Kondisi ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 2. Selain itu, metabolisme ikut terganggu, membuat lemak tubuh lebih mudah menumpuk dan berat badan cenderung naik lebih cepat.
Perubahan Suasana Hati
Orang yang tidur terlalu sedikit biasanya lebih mudah tersulut emosi dan cenderung merasakan hal-hal negatif. Kurangnya istirahat membuat mereka sulit mengontrol reaksi dan jadi kurang mampu menghadapi tekanan atau situasi yang menuntut ketenangan.
Kelelahan Fisik & Mental
Kurang tidur membuat tubuh cepat merasa lelah dan pikiran pun jadi lebih rentan tertekan. Akibatnya, rutinitas yang biasanya ringan bisa terasa jauh lebih berat dan menguras energi, baik secara fisik maupun mental.
Kulit Kusam dan Penuaan Dini
Saat kita tidur, tubuh sebenarnya sedang bekerja memproduksi kolagen untuk menjaga elastisitas dan kesehatan kulit. Jika waktu tidurnya kurang, proses ini jadi terhambat, sehingga tanda-tanda penuaan seperti kerutan, kantung mata, dan kulit yang terlihat lebih kusam bisa muncul.
(orb/orb)