Mengapa Memaksakan Tidur Lebih Cepat Justru Bikin Susah Terlelap?

Mengapa Memaksakan Tidur Lebih Cepat Justru Bikin Susah Terlelap?

Devandra Abi Prasetyo - detikJabar
Rabu, 10 Des 2025 05:00 WIB
Mengapa Memaksakan Tidur Lebih Cepat Justru Bikin Susah Terlelap?
Ilustrasi tidur. (Foto: Getty Images/Filmstax)
Jakarta -

Banyak orang berusaha tidur lebih awal demi menjaga kesehatan. Namun, ketika kepala sudah menyentuh bantal, rasa kantuk justru hilang dan mata makin segar. Fenomena ini kerap terjadi dan membuat sebagian orang bertanya-tanya apa penyebabnya.

Seorang certified sleep coach, Vishal Dasani, menjelaskan bahwa setiap orang memiliki waktu tidur alami atau jam biologisnya sendiri. Ada yang terbiasa tidur sebelum tengah malam, ada pula yang baru mengantuk setelahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu normal selama dia proses tidurnya cukup mudah, tidurnya pulas, pagi bangun dia merasa segar dan berenergi artinya itu tidurnya berkualitas," kata Coach Vishal di Jakarta Barat, Minggu (7/12/2025).

Ia menambahkan bahwa masalah sering muncul ketika seseorang memaksakan diri untuk tidur lebih cepat dari jam biologisnya.

ADVERTISEMENT

"Nah yang suka terjadi, pada saat kita memaksakan diri untuk tidur lebih cepat, yang terjadi kita di atas kasur, mencoba tidur, tutup mata, kok nggak tidur ya? Baru akhirnya tidur setelah mendekati jam biologisnya dia," sambungnya.

Menurut Vishal, tidur tidak bisa dipaksa atau dikejar. Karena itu, penting untuk menyesuaikan kebiasaan tidur dengan ritme alami tubuh.

Mengetahui Jam Biologis Tidur

Vishal memaparkan beberapa cara untuk mengenali jam biologis tidur seseorang. Salah satunya melalui Morningness-Eveningness Questionnaire (MEQ) yang dapat diakses dengan mudah melalui mesin pencarian.

Kuesioner tersebut membantu menentukan kronotipe seseorang, apakah termasuk morning person, evening person, atau di antara keduanya.

"Nah dari situ akan muncul sebuah kuesioner dan di situ kita bisa mengetahui saat ini jam biologis kita itu berada di range jam berapa," kata Vishal.

Selain kuesioner, smartwatch dengan fitur index sleep monitor juga bisa membantu memantau pola tidur dan mengidentifikasi jam biologis.

Tips Mendapatkan Tidur Berkualitas

Sebagai sleep coach, Vishal memberikan beberapa langkah untuk mendapatkan tidur yang lebih baik.

"Pertama pastikan kita tidur dan bangun di jadwal yang selaras dan konsisten. Kedua, bangun tidur kita cari cahaya terang, idealnya dalam satu jam Anda bangun, cari cahaya terang idealnya adalah sinar matahari. Kalau matahari belum nongol, kita nyalain lampu kamar, lampu ruangan," katanya.

Cahaya terang, menurutnya, memberi sinyal pada otak bahwa tubuh harus mulai beraktivitas. Pada saat yang sama, otak mengaktifkan penghitung waktu alami yang akan memicu rasa kantuk sekitar 14 jam kemudian.

Ia juga menekankan pentingnya gaya hidup aktif. Tidak harus berolahraga berat setiap hari, tetapi tetap menggerakkan tubuh seperti berjalan kaki atau memilih tangga dapat membantu tubuh lebih siap untuk tidur.

Menjaga pola makan bergizi turut berperan karena membantu produksi hormon melatonin. Ia mengingatkan untuk memperhatikan konsumsi stimulan seperti kafein serta alkohol.

"Terus be mindful terhadap stimulan sama alkohol. Stimulan di sini kafein yang dimaksud. Kalau kita konsumsi terlalu banyak, kita jadi semakin sulit tidur," katanya.

Kenyamanan kamar tidur menjadi faktor penting terakhir.

"Berikutnya, pastikan kamar tidur kita senyaman mungkin, karena kita akan lebih rileks. Minim cahaya, minim suara, alat tidurnya pas," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(dpy/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads