Kebijakan mengenai larangan pengecer berjualan gas LPG 3 kg sempat membuat masyarakat kesulitan meski akhirnya kebijakan itu dicabut. Di sisi lain, pengecer gas LPG 3 kg memegang peran krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Meski hanya pengecer gas LPG, mereka dianggap sebagai salah satu penggerak utama roda perekonomian. Tanpa mereka, banyak warung makan, industri rumahan, dan keluarga yang akan kesulitan mengakses bahan bakar utama untuk aktivitas sehari-hari.
Hal itu juga terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut perdagangan besar dan pengecer menjadi sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi Jawa Barat triwulan IV tahun 2024 yakni 0,65 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Darwis Sitorus menjelaskan, ekonomi Jawa Barat tumbuh sebesar 2,05 persen (q-to-q), 5,02 persen (y-on-y) dan 4,95 persen (c-to-c).
Saat disinggung soal peran pengecer terhadap laju pertumbuhan ekonomi termasuk pengecer gas LPG 3 kg, Darwis mengatakan, kehadiran pengecer membuat masyarakat dengan mudah mendapat gas.
Karena itulah, pengecer gas meski tidak besar memberikan pengaruh pada laju pertumbuhan ekonomi, namun keberadaannya tetap dibutuhkan oleh masyarakat.
"Tentunya ada (perannya), tapi tidak terlalu besar, kalau usaha yang semakin besar jelas berpengaruh. Kalau untuk pengecer secara agregat tidak terlalu signifikan terhadap ekonomi," kata Darwis, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya juga, kebijakan soal distribusi LPG 3 kg yang sempat menyulitkan masyarakat mencari gas tidak akan berdampak pada inflasi ke depan. Sebab pemerintah dengan cepat merubah kembali kebijakan tersebut.
"Saya kira gak terlalu signifikan, karena langsung diatasi. Artinya kan kebutuhan itu tetap terpenuhi. Kebijakannya telah dikembalikan dan tidak memberikan dampak," tegasnya.
"Tujuan pemerintah sebenarnya ingin mengefisienkan subsidi gas untuk masyarakat. Jadi tujuannya sangat baik karena selama ini akses masyarakat terhadap gas itu sangat mudah san langsung membeli ke pengecer," tandasnya.
(bba/iqk)