Pada Januari 2024, sebuah konten edukatif yang tidak biasa menjadi viral di TikTok. Konten ini bukan sekadar video hiburan seperti joget pargoy atau aksi ekstrem lainnya, melainkan cerita inspiratif tentang donor kornea mata. Video tersebut diunggah melalui akun TikTok resmi Rumah Sakit (RS) Mata Cicendo Bandung, @rs.matacicendo, dan berhasil menarik perhatian jutaan pengguna.
Dalam video tersebut, seorang perempuan membagikan pengalamannya mendaftar sebagai pendonor kornea mata. Video itu disukai lebih dari 70 ribu orang, mendapatkan lebih dari 900 komentar, dibagikan lebih dari 500 kali, dan diputar lebih dari 5 juta kali.
"Keputusan terbaikku di 2024 adalah donor mata. Aku memutuskan mendonorkan kedua kornea mataku kepada siapapun yang membutuhkan dengan persetujuan kedua orang tua dan ahli waris di formulir. Aku menjalani serangkaian tes mata dan fisik untuk melihat kornea mataku layak untuk didonorkan. Aku diberikan edukasi oleh dr Elva yang menjelaskan secara rinci dari mulai prosedur dan bagian-bagian yang kelak akan dioperasi," ucap pendonor mata di videonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video itu, pendonor diajak dokter untuk berkunjung ke Bank Mata. Setelah itu pendonor mengaku senang karena kornea matanya layak untuk didonorkan. Dalam video itu juga pendonor menjelaskan, bukan didonorkan besok atau lusa, kornea matanya bisa didonorkan jika kelak dirinya sudah meninggal.
"Setelah pemeriksaan mata ku aman untuk didonorkan, donor mata ini dilakukan setelah kita meninggal. Semoga aku tetap jadi manfaat meski sudah tidak bernafas," tambahnya.
Masih dalam video itu, pendonor tersebut merasa terenyuh hatinya tak kala bertemu dengan seorang ibu yang berharap mendapatkan donor mata untuk anaknya agar bisa melihat lagi.
"Ketika aku menunggu, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu mendekati dan berujar, 'Neng, ibu ngerasain pisan gimana anak ibu berjuang enggak bisa lihat, sekarang setiap hari ibu nunggu telepon dari dokter kalau ada yang donor. Makasih pisan ya neng, semoga eneng banyak pahalanya,' dan ibunya pegang tangan aku dengan erat, jujur aku tidak bisa menahan tangis di ruang tunggu," kata wanita itu mengisahkan sedikit pengalamannya.
"Mungkin hari ini akan menjadi hari bersejarah untukku, semakin meyakinkan bahwa sesungguhnya apa-apa yang melekat pada diri adalah milik Allah semata dan yang buat ku bahagia umi dan abi ku akan menyusul menjadi pendonor kornea mata. Bagi kamu yang ingin menjadi pendonor kornea mata, dengan sangat terbuka aku akan berbagi dan bercerita," tutup wanita tersebut di videonya.
Motivasi Menjadi Pendonor Kornea Mata
![]() |
Wanita dalam video tersebut adalah Amirush Shaffa, warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan lulusan S2 BIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Dalam wawancara dengan detikJabar, Amirush mengaku awalnya hanya mengetahui soal donor darah, bukan donor kornea.
"Donor mata orang-orang pasti takut diambil matanya semua, jadi nggak ada matanya. Pertamakali saya lihat di Twitter (sekarang X) tapi itu di Jakarta, ternyata bukan mata, tapi korneannya saja, saya juga tertarik. Awalnya gak tahu harus kemana, akhirnya ke Cicendo dan saya tanya-tanya ke petugasnya. Kalau mau donor mata harus ada izin orang tua wali atau suami-istri, kebetulan saya belum meninggal jadi saya ditandatangani oleh ayah," kata Amirush kepada detikJabar via sambungan telepon, Jumat (13/12/2024).
Amirush mengungkapkan, motivasi dia mendonorkan kornea mata karena dia ingin bermanfaat bagi orang lain dan antrean yang membutuhkan donor mata banyak. "Orang-orang yang butuhkan donor mata banyak, tetapi untuk calon pedonornya masih sedikit karena tidak semasif informasi donor darah, jadi saya juga bikin konten supaya orang tertarik donor mata, karena banyak orang membutuhkan kornea mata," ungkap wanita berumur 28 tahun itu.
Disinggung untung dan rugi, dia tak merasa dirugikan karena dia ingin bermanfaat bagi orang lain bukan hanya pada saat dia hidup, tetapi setelah meninggal nanti dan ingin tetap bermanfaat bagi orang lain.
"Orang-orang takutnya matanya diambil, tapi yang diambil lapisan tipis korneanya aja ketika kita meninggal, semacam kita pakai softlens dan tidak ada perubahan fisik dan saya pribadi tak merasa rugi dan saya ingin bermanfaat jika saya sudah tidak hidup lagi," jelasnya.
Menginspirasi Keluarga dan Teman
Keputusan Amirush sempat membuat keluarganya ragu. Namun, setelah mendapat edukasi dari RS Mata Cicendo, orang tua Amirush akhirnya setuju. Bahkan, mereka juga berencana mendaftar sebagai pendonor kornea mata.
"Keluarga akan donor, sebenarnya persetujuan dari keluarga sempat takut juga, umi dan abi kaya gimana prosedurnya tapi setelah dijelaskan dan ada aturannya jadi ayah dan ibu saya percaya dan setelah itu akan daftar donor, mungkin tahun depan," tuturnya.
Selain keluarganya, beberapa teman Amirush juga terinspirasi untuk menjadi pendonor. "Teman-teman say juga ada yang daftar donor, ada 3-4 orang," kata Amirush.
(wip/iqk)