Hamparan kebun teh di Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu menjadi pemandangan yang indah untuk dinikmati. Suasana yang asri dan udara yang sejuk membuat tempat tersebut menjadi tempat peristirahatan Rudolf Eduard Kerkhoven.
Melalui tangan dinginnya kebun teh tersebut ditanam dari tahun 1873 silam. Kemudian teh Gambung berkembang dan meluas hingga 600 hektare. Setiap perkebunan teh tersebut dibagi dalam ke beberapa blok.
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung masih merawat pohon teh yang kala itu ditanam langsung oleh Rudolf Eduard Kerkhoven. Perawatan tersebut dilakukan untuk tetap melestarikan pohon teh yang terbilang paling tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manager Pemasaran dan Agro Wisata PPTK Gambung, Maman Sulaeman mengatakan, pria asal Belanda tersebut semasa hidupnya menanam teh secara seedling atau tanam dari biji. Kata dia, proses penanaman tersebut dilakukan pada tahun 1907.
"Dulu dinamai Kerkhoven itu Pasir Badak, karena ada khas jejak badaknya dan lokasinya jauh. Nah ini pohon kebetulan di Blok Walik atau Leuweung Walik," ujar Maman saat ditemui detikJabar belum lama ini.
Maman menjelaskan usia tanaman tersebut saat ini mencapai 117 tahun. Kemudian saat ini masih terus dirawat dan dipelihara PPTK Gambung.
"Meskipun secara produktivitas itu sudah rendah, karena memang sudah tua juga, jadi tanaman teh itu memang bagusnya di usia sampai usia 50 tahun gitu kan. Tapi kalau dirawat juga tetap tumbuh cuman secara produktivitas sudah rendah karena memang masih seedling clone-nya dari biji, kalau sekarang kan untuk dari vegetatif," katanya.
Maman menyebutkan luasan pohon yang ditanam oleh tangan RE Kerkhoven seluas 8 hektare. Kata dia, pucuk dari teh tersebut digunakan dan diolah menjadi teh hitam spesial.
"Jadi luasannya kurang lebih tinggal 8 hektare yang masih ada tanaman. Rata-rata per hektare dulu sekitar lima sampai enam ribu, karena populasinya memang sebagian sudah ada yang mati juga. Jadi total pohonnya ada sekitar 40 ribu pohon," ucapnya.
Menurutnya saat ini PPTK Gambung telah membawa dan menyimpan pohon teh tersebut ke dalam sebuah pot besar. Hal tersebut diawali ketika akan melakukan lelang terhadap satu pohon teh tersebut pada tahun 2021.
![]() |
"Beberapa tahun lalu emang mau dilelang satu pot awalnya. Kebetulan ada yang sudah menawar sampai lebih dari Rp 50 juta lah. Cuman karena waktu limit waktunya lewat, jadi kami enggak lepas akhirnya, karena memang awalnya lelang terbuka. Akhirnya kita simpan aja," jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan pohon teh tersebut saat ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Pasalnya jika harus datang langsung ke area perkebunannya jauh berada di hutan.
"Nah itu akhirnya ya sudah disimpan aja gitu. Jadi misalkan ada yang pengin tahu, tapi kan ke kebunnya lumayan jauh, bisa sampai 3 sampai 5 kilometer dengan kondisi jalannya kan kebun lah, agak terjal kalau naik motor. Jadi ini bisa jadi buat edukasi," kata Maman.
Tanaman teh tersebut masuk ke dalam jenis varietas Asamika. Kata Maman, akar dari tanaman teh tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa.
"Jadi yang akar tunggal utama yang kuat kokoh. sehingga relatif tahan kekeringan. karena dari biji kan. Tapi kalau yang dari stek itu secara vegetatif relatif kalau kemarau panjang tuh agak kuat lah," tuturnya.
Maman mengaku pohon teh tersebut berbeda dengan yang ditanam beberapa tahun saat ini. Pasalnya pohon tersebut telah berusia 100 tahun lebih.
"Jadi si batang utamanya itu kan udah diameternya mungkin kurang lebih 30 cm, jadi gede lah. Nah, kalau yang sekarang kan kecil-kecil, terus juga percabangan kuat. Nah cuman memang kalau secara jenisnya itu kalau dari dari seedling itu relatif enggak sama 100 persen, beda dengan penanaman dengan dari vegetatif," beber Maman.
"Terus dari segi bahan jadi teh, dari rasa dari aroma itu beda. Nah kebetulan karena memang si seedling ini memang dulu juga diperuntukkan untuk black tea, teh hitam. Nah Kami coba makanya ini kami buat teh spesial tuh karena dengan clone yang sekarang tuh masih punya keunggulan dari segi rasa dan aroma untuk dijadikan teh spesial. Makanya itu menjadi salah satu keunggulan lah," pungkasnya.
(sud/sud)